First on 060913
11 September 2013 pukul 11:13
First
Kau tau betapa aku menatap malas pada pantulan dicermin saat aku ada di depannya?? Ya karna aku malas melihat wajahku, malas melihat betapa innocent wajahku yang aku tahu memiliki berjuta expresi. Aku bodoh! Ne mungkin aku harus mengakui jika aku tidak tau apa-apa tentang hal ini..
Semua berjalan seperti dalam satu kejap mata! Aku tidak tau apa-apa tentangnya begitupula dirinya yang tidak tau apapun tentangku. Tapi kenapa?? Wae?? Kenapa aku masih menerimanya hadir? Menerimanya untuk mencoba menjalani sesuatu yang akan membuat kami sulit?? Ppabo!
Oh—Ayolah, memang aku mengijinkannya masuk kedalam hidupku..eum ia bilang sesuatu yang sedikit special? Pacar? Ah! Apapun itu aku tidak begitu perduli..
Ia yang memaksa, ia juga yang memilihku! Apa aku salah?? Ah, harus ku akui sepertinya semua berawal dari kesalahanku..ne FIX kesalahanku..
Tiga hari kami kerja dalam satu tim, dan hari berikutnya ia mengatakan memilhku! Michoso???
Ya, aku berpikir ini gila, benar! Dia gila! Setelah mengatakan ia menyukai orang lain bahkan ia menanyakan nomornya padaku, mengatakan akan mencoba mendekati mereka but detik berikutnya ia memintaku untuk bersamanya. Hah! Apa kau pikir aku percaya padanya begitu saja? Apa aku menerimanya begitu saja? ANI!! Aku bukan yeoja sembarangan yang akan mudah terjerat dan menurut dengan kata-kata rayuan dan mungkin sedikit aeygo gagal yang ia buat, aku sudah berusaha menolaknya bahkan aku sudah menyerahkan nasibku di tinggal di tempat yang sama sekali aku tidak tau arah jalan pulang. Dia memaksa—dan jujur aku takut dengan tatapannya hingga aku menyerah untuk menolaknya..bukan aku menerimanya namun aku –aku—aku memintanya untuk mencoba menjalaninya.. apa itu sama dengan aku menerimanya???
Itu mungkin bisa di sebut sebagai kencan pertamaku, aku—aku tidak bisa berkata apapun jika aku ini benar dengan apa yang aku lakukan! Masih ada rasa takut dalam benakku..
Aku berusaha untuk selalu melepas pegangan tangannya, Oh ayolah! Aku tidak begitu suka siapapun menggandengku layaknya aku anak kecil yang akan hilang di pasar! Merasa tidak enak, ahirnya aku mendiamkannya..membiarkan ia menggenggam tanganku meski selalu terlepas saat aku merasa tidak nyaman..jujur untuk hal ini jauh dalam pikiranku..
Kau tau apa yang terjadi saat pulang? Ia menyuruhku untuk memeluknya.—OH MY GOD! Tidakkah itu terlalu cepat??? Tidakkah itu keterlaluan??? Jika kami memang dalam hubungan, hubungan ini masih bisa dihitung dalam hitungan detik! Terus saja ia memintaku memeluknya, ku lakukan? TIDAK! DAN JANGAN HARAP! Ku tolak dengan tegas..hingga kencan pertama itu berahir dengan telp darinya yang menanyakan kenapa aku tidak mau melakukannya..
Dunia ini sungguh ironi, aku tidak pernah mau berfikir untuk melakukan sesuatu dengan paksaaan..dan ia masih saja menghubungiku dengan pertanyaan serupa, OH ayolah siapa yang tidak bosan!? aku menepati janjiku mengantarnya mencari benada yang ia inginkan, bahkan meski risih dan tidak nyaman aku membiarkannya meraih tanganku. Sudahlah aku menganggap jika ia sama dengan teman-temanku di organisasi saat kita LDK, haha. Ku kira itu sudah cukup untuk mencoba mengenalnya lebih jauh..but! masalah pelukan itu masih saja ia bahas! Kenapa aku tidak memeluknya? Apa alasanku? Mengapa aku hanya bisa membuatnya kesal karna setiap aku diajak serius aku selalu mengalihkan pembicaraan? Mengapa jawabanku hanya sekedar “oh”, “ iya”, “ bisa jadi”?? benarkan seperti ini??
Ini yang aku takutkan! Aku tidak mengenalnya! Dia tidak mengenalku! Aku berusaha sabar menerima pertanyaan yang selama 3 jam hampir sama. Aku masih bisa bersabar saat ia mengatakan organisasi itu buruk, aku masih bisa sabar saat mengatakan anak organisasi itu tidak memiliki kemampuan untuk lulus..aku sadar jika ada kalanya itu benar dan aku masih bisa tersenyum menganggukinya..aku masih bisa bersabar saat ia mengatakan aku tidak perhatian aku terlalu cuek dan menyuruhku untuk menghilangkan kelakuanku itu..Thanks GOD! Engkau yang terbaik!
Kesabaranku habis, moodku berubah saat dia masih saja memaksaku dengan keinginannya. Ok FINE! Jika ia niat mengaturku its oke, aku senang-senang saja..namun jika ia sudah memaksaku, jangan harap aku akan melakukannya.
Aku bukan seseorang yang bisa melakukan apapun dengan instan! Aku bukan orang yang akan dengan cepat sok perhatian pada siapapun yang baru aku kenal, aku juga bukan orang yang akan menuruti keinginan orang lain jika itu tentang prinsip.
Aku salah menerimanya..aku salah menerima orang yang sama sekali tidak aku ketahui..mianatta..jinja mianata..
lets break our realitions..iam scared with you..i think i am not bether to you..
---
----------Break it!
Kau tau betapa aku menatap malas pada pantulan dicermin saat aku ada di depannya?? Ya karna aku malas melihat wajahku, malas melihat betapa innocent wajahku yang aku tahu memiliki berjuta expresi. Aku bodoh! Ne mungkin aku harus mengakui jika aku tidak tau apa-apa tentang hal ini..
Semua berjalan seperti dalam satu kejap mata! Aku tidak tau apa-apa tentangnya begitupula dirinya yang tidak tau apapun tentangku. Tapi kenapa?? Wae?? Kenapa aku masih menerimanya hadir? Menerimanya untuk mencoba menjalani sesuatu yang akan membuat kami sulit?? Ppabo!
Oh—Ayolah, memang aku mengijinkannya masuk kedalam hidupku..eum ia bilang sesuatu yang sedikit special? Pacar? Ah! Apapun itu aku tidak begitu perduli..
Ia yang memaksa, ia juga yang memilihku! Apa aku salah?? Ah, harus ku akui sepertinya semua berawal dari kesalahanku..ne FIX kesalahanku..
Tiga hari kami kerja dalam satu tim, dan hari berikutnya ia mengatakan memilhku! Michoso???
Ya, aku berpikir ini gila, benar! Dia gila! Setelah mengatakan ia menyukai orang lain bahkan ia menanyakan nomornya padaku, mengatakan akan mencoba mendekati mereka but detik berikutnya ia memintaku untuk bersamanya. Hah! Apa kau pikir aku percaya padanya begitu saja? Apa aku menerimanya begitu saja? ANI!! Aku bukan yeoja sembarangan yang akan mudah terjerat dan menurut dengan kata-kata rayuan dan mungkin sedikit aeygo gagal yang ia buat, aku sudah berusaha menolaknya bahkan aku sudah menyerahkan nasibku di tinggal di tempat yang sama sekali aku tidak tau arah jalan pulang. Dia memaksa—dan jujur aku takut dengan tatapannya hingga aku menyerah untuk menolaknya..bukan aku menerimanya namun aku –aku—aku memintanya untuk mencoba menjalaninya.. apa itu sama dengan aku menerimanya???
Itu mungkin bisa di sebut sebagai kencan pertamaku, aku—aku tidak bisa berkata apapun jika aku ini benar dengan apa yang aku lakukan! Masih ada rasa takut dalam benakku..
Aku berusaha untuk selalu melepas pegangan tangannya, Oh ayolah! Aku tidak begitu suka siapapun menggandengku layaknya aku anak kecil yang akan hilang di pasar! Merasa tidak enak, ahirnya aku mendiamkannya..membiarkan ia menggenggam tanganku meski selalu terlepas saat aku merasa tidak nyaman..jujur untuk hal ini jauh dalam pikiranku..
Kau tau apa yang terjadi saat pulang? Ia menyuruhku untuk memeluknya.—OH MY GOD! Tidakkah itu terlalu cepat??? Tidakkah itu keterlaluan??? Jika kami memang dalam hubungan, hubungan ini masih bisa dihitung dalam hitungan detik! Terus saja ia memintaku memeluknya, ku lakukan? TIDAK! DAN JANGAN HARAP! Ku tolak dengan tegas..hingga kencan pertama itu berahir dengan telp darinya yang menanyakan kenapa aku tidak mau melakukannya..
Dunia ini sungguh ironi, aku tidak pernah mau berfikir untuk melakukan sesuatu dengan paksaaan..dan ia masih saja menghubungiku dengan pertanyaan serupa, OH ayolah siapa yang tidak bosan!? aku menepati janjiku mengantarnya mencari benada yang ia inginkan, bahkan meski risih dan tidak nyaman aku membiarkannya meraih tanganku. Sudahlah aku menganggap jika ia sama dengan teman-temanku di organisasi saat kita LDK, haha. Ku kira itu sudah cukup untuk mencoba mengenalnya lebih jauh..but! masalah pelukan itu masih saja ia bahas! Kenapa aku tidak memeluknya? Apa alasanku? Mengapa aku hanya bisa membuatnya kesal karna setiap aku diajak serius aku selalu mengalihkan pembicaraan? Mengapa jawabanku hanya sekedar “oh”, “ iya”, “ bisa jadi”?? benarkan seperti ini??
Ini yang aku takutkan! Aku tidak mengenalnya! Dia tidak mengenalku! Aku berusaha sabar menerima pertanyaan yang selama 3 jam hampir sama. Aku masih bisa bersabar saat ia mengatakan organisasi itu buruk, aku masih bisa sabar saat mengatakan anak organisasi itu tidak memiliki kemampuan untuk lulus..aku sadar jika ada kalanya itu benar dan aku masih bisa tersenyum menganggukinya..aku masih bisa bersabar saat ia mengatakan aku tidak perhatian aku terlalu cuek dan menyuruhku untuk menghilangkan kelakuanku itu..Thanks GOD! Engkau yang terbaik!
Kesabaranku habis, moodku berubah saat dia masih saja memaksaku dengan keinginannya. Ok FINE! Jika ia niat mengaturku its oke, aku senang-senang saja..namun jika ia sudah memaksaku, jangan harap aku akan melakukannya.
Aku bukan seseorang yang bisa melakukan apapun dengan instan! Aku bukan orang yang akan dengan cepat sok perhatian pada siapapun yang baru aku kenal, aku juga bukan orang yang akan menuruti keinginan orang lain jika itu tentang prinsip.
Aku salah menerimanya..aku salah menerima orang yang sama sekali tidak aku ketahui..mianatta..jinja mianata..
lets break our realitions..iam scared with you..i think i am not bether to you..
---
----------Break it!
0 komentar:
Posting Komentar