Aku akan menjaganya, menjaga pesan mommy// Bagaimana aku menerimanya??//
Mama bisakah kau melihatku?// Tidak ada yang lain selain dirimu, ku mohon
kembalilah..
Acak-Acakan
Ukiss—EXO—Super Junior
Yaoi|Genderswict
Yaoi|Genderswict
“ Wu Fan,
mommy akan selalu merindukanmu..jaga dirimu ne..?”
“ Mom!”
“ ini yang
terbaik untuk kita..”
Wu Fan kecil
terus menangis mencoba mengejar yeoja baya yang meninggalkannya.
“ Wu Fan!! Hentikan
tangismu! Kau tidak butuh yeoja itu sebagai mommy mu!! Cepat masuk!”
Namja Wu itu
langsung digendong masuk kedalam rumahnya. Suara raungannya berhenti saat ia
mulai tidak sadarkan diri karna lelah menangis. Namja berumur 3 tahun itu terus
terisak meski di dalam mimpinya.
Kehidupan akan selalu berulang, meski itu sakit, senang atau sebagainya. Semua akan berulang dan akan terus berulang untuk menentuhkan takdirnya. Wu Fan tumbuh menjadi seorang yang amat dingin, bersama dengan Daddynya, yang selalu tidak pernah memiliki waktu untuk melihat anaknya bahkan Wu Xi Xhang tidak tau bagaimana proses pertumbuhan namja berumur 14 tahun. Yang ia tau Wu Fan selalu hidup dengan berlimpah harta dan kekuasaan, Wu Xhang tidak tau kalau anaknya membutuhkannya lebih untuk menggantikan peran seorang Ibu, Wu Fan kesepian dan ia tidak pernah tau bahkan mungkin tidak ingin tau. Kehangatan yang dulu pernah ada dalam keluarga Wu menghilang setelah mommy Wu Fan meninggalkan mereka. Wu Xhang sangat terpukul dan marah hingga ia mengabaikan apapun miliknya, termasuk Wu Fan.
Kehidupan akan selalu berulang, meski itu sakit, senang atau sebagainya. Semua akan berulang dan akan terus berulang untuk menentuhkan takdirnya. Wu Fan tumbuh menjadi seorang yang amat dingin, bersama dengan Daddynya, yang selalu tidak pernah memiliki waktu untuk melihat anaknya bahkan Wu Xi Xhang tidak tau bagaimana proses pertumbuhan namja berumur 14 tahun. Yang ia tau Wu Fan selalu hidup dengan berlimpah harta dan kekuasaan, Wu Xhang tidak tau kalau anaknya membutuhkannya lebih untuk menggantikan peran seorang Ibu, Wu Fan kesepian dan ia tidak pernah tau bahkan mungkin tidak ingin tau. Kehangatan yang dulu pernah ada dalam keluarga Wu menghilang setelah mommy Wu Fan meninggalkan mereka. Wu Xhang sangat terpukul dan marah hingga ia mengabaikan apapun miliknya, termasuk Wu Fan.
“ Mr!! Mr!!”
Wu Xhang
yang baru saja pulang dari kantor menoleh pada sosok yeoja baya yang ia bayar
untuk mengasuh Wu Fan. Yeoja itu berlari menghampirinya, terdapat kesedihan dan
kekhawatiran yang memuncak di wajah baya bernama Selly tersebut.
“ What are
you doing?”
“ cepatlah!
Anda harus pergi ke RS sekarang juga!! Palli!!”
“ for
what??? Slow..”
“ Miss. Woo,
she – She..”
Wu Xhang
membalik tubuhnya kesal, ia sangat tidak ingin siapapun mengusik nama yang
selama ini ingin ia kubur dalam-dalam di dasar hatinya. Wu Fan yang baru saja
datang menoleh pada Selly yang masih mencoba menjelaskan keadaan pada Daddynya.
“ Selly!
Sudah aku katakan untuk tidak mengusik nama itu lagi dihadapanku!”
“ ta-“
Wu Fan
mendekati Selly, Selly tersenyum memegang pundak Wu Fan.
“ young
master..kau harus menjenguk Miss.Woo, jebal..waktunya tidak lama..please..”
“ apa yang
ka-“
“ WU FAN!
Kembali kekamarmu!”
Wu Fan kaget
mendengar bentakan dari Wu Xhang, tapi ia tidak begitu perduli justru menyeret
Selly keluar.
“ selama 11
tahun aku memendam rinduku pada mommy, dan sekarang aku bisa menemuinya kenapa
aku harus mendengarkanmu??”
Suasana
rumah sakit begitu lengang mengingat sudah begitu sore untuk jam berkunjung.
Selly membawa Wu Fan menyelusuri lorong sepi rumah sakit dan berhenti di depan
ruang ICU. Wu Fan ragu untuk membuka pintu, memang ia telah mendengar keadaan
yeoja baya yang kini terbaring lemah di dalam ruangan itu. Kanker sumsum tulang
belakang stadium 4 membuat yeoja itu tidak berdaya dan mengandalkan
selang-selang yang terpasang antara tubuh dan mesin untuk menyambung hidupnya.
Wu Fan mendapati seorang yeoja yang selama ini amat ia rindukan tengah
tersenyum mengusap lembut rambut seorang anak kecil yang Wu Fan lihat sekilas
seperti berumur 6 atau 7 tahun yang tertidur disamping nya. Yeoja itu, Woo Min
Hyun tersenyum mendapati seorang namja yang tidak ia kenal masuk kedalam kamar
rawatnya. Namja yang masih mengenakan seragam dan tas sekolah lengkap yang
menatapnya tanpa berkedip dengan wajah begitu familiar namun ia tidak berani
menyimpulkan jika anak itu mirip dengan mantan suaminya.
“ kau
tersesat?? “
Wu Fan hanya
menggeleng perlahan.
“ I am find
my mommy..”
Meski lemah
Min Hyun mencoba tersenyum.
“ who is
her?? Aku bisa membantu untuk mencarikannya, aku sudah lama disini jadi kau
tidak usah takut aku akan menipu mu..”
Wu Fan hanya
menggeleng. Suara dan wajah Min Hyun masih sama seperti yang selalu Wu Fan
ingat selama 11 tahun.
“ kau tampan
sekali dengan seragam Canada high School..heem suatu saat aku juga akan
menyekolahkan anakku di sana..”
Entah
mengapa air mata yang selama ini Wu Fan bendung mengalir begitu deras
dipipinya.
‘ Mom, this is me..’
“ Sung hyun
yang malang..sejak lahir dia tidak pernah keluar dari lingkungan RS, ia selalu
menemaniku disini..kau sangat beruntung, kau bisa sekolah dan bermain bebas
diluar dengan teman-temanmu.. sedangkan Sunghyunku? Selama 11 tahun umurnya
tidak pernah satu kalipun aku mengajaknya pergi meninggalkan RS ini..ia
terpenjara di sini karna aku, karna mommy yang lemah ini..”
Wu Fan
mengikuti pandangan teduh Min Hyun yang mengarah pada seseorang yang masih
tertidur di samping ranjangnya. Wu Fan tidak mengerti dengan perasaan nya, ia
ingin marah pada yeoja di hadapannya dan mengajukan semua pertanyaan yang ada
didalam kepalanya yang sudah ia rangkai sejak yeoja itu meninggalkannya, terlebih
pertanyaan yang muncul saat ia melihat seseorang yang Minhyun katakan sebagai
anaknya.
“ dia tidak
bersalah, tapi sepertinya semua akan menyalahkannya…ya suamiku dan hyungnya..”
“ hyung?”
Minhyun
tersenyum mengangguk.
“ dalam
bahasa korea Hyung sama dengan brother/ gege di china..dan karna aku menamainya
dengan nama hangul ia memanggil kakak laki-lakinya dengan sebutan Hyung..hem,
aku bersalah pada suami dan hyung Sunghyun..aku meninggalka mereka berdua, hemm
kalau mungkin aku bisa keluar dari sini aku ingin mengunjungi mereka
sekali-kali. Aku yakin suamiku hidup bahagia bersama anakku..Wu Fan..nama Hyung
Sunghyun adalah Wu Fan, Wu Yi Fan nama yang cukup tampan..aku kira ia sekarang
sama sepertimu..akan tampan..”
Minhyun
bingung saat mendapati Wu Fan menangis dan menubruk memeluknya. Wu Fan terisak
keras memeluk Minhyun, entah apa yang Minhyun rasakan saat mendapati pelukan
dari namja berumur belasan tahun tersebut.
“ Wu Fan..you
must rememberi me! Mom!! I am Wu Fan your son!”
Mata Minhyun
terbelalak, ia melepas pelukan dari Wu Fan dan menatap namja itu dari atas dan
bawah, mata sayunya kini mengeluarkan liquid bening dan dengan lemah kembali
memeluk Wu Fan.
“
hikz..jinca kau Wu Fan!?? Nae aegya?? Wu Fan manisku??”
Wu Fan hanya
mengangguk dalam isakannya.
MinHyun tersenyum senang meraba wajah Wu Fan, anak yang selama ini sangat ia rindukan. Yang selama 11 tahun ia tinggalkan.
MinHyun tersenyum senang meraba wajah Wu Fan, anak yang selama ini sangat ia rindukan. Yang selama 11 tahun ia tinggalkan.
“ kau sudah
besar dan amat tampan Wu Fan..”
“ jauh dari
perkiraanmu kan?”
Ucapan datar
dari Wu Fan dibalas senyuman hangat dari Minhyun, ia tau jika anak sulungnya
itu marah padanya. Selama beberapa jam Wu Fan mengeluarkan semua amarah dan
pertanyaannya namun hanya dibalas dengan senyuman dan kata maaf dari Minhyun.
Hingga Wu Fan melihat jam yang sudah terlalu larut untuknya, ia memutuskan
menginap dan meminta Selly untuk pulang. Ia tidur disamping kanan ranjang
Minhyun
“ Wu Fan..”
“ hmm..”
“..saat Mom
pergi, mau kah kau menjaga Sunghyun??”
“ tidak,
karna kau tidak akan kemana-mana lagi..”
Minhyun
tersenyum mengusap hangat rambut pirang Wu Fan.
“ bawalah
Sunghyun melihat dunia..”
“ siapa dia?
Aku tidak kenal dia..lagian aku membencinya! Dia pasti anakmu dan selingkuhanmu
yang lahir saat kau meninggalkanku dan Daddy,kenapa tidak meminta selingkuhanmu
itu merawat anaknya sendiri!?”
Wu Fan masih
menyandarkan kepalanya pada ranjang empuk disamping tangan Minhyun, ia tidak
ingin menatap wajah mommy nya yang sedang menghawatirkan orang lain. Minhyun
tersenyum dan menarik sedikit rambut Wu Fan hingga Wu Fan mengaduh.
“ its Hurt!
Mom!! Lose your hand!!”
Ringis Wu
Fan. Minhyun tertawa lemah.
“ sebelum
kau menyanggupi permintaan mommy, mommy tidak akan melepaskan rambutmu honey..”
“ ya!
Hurt..yes I do!”
Setelah
mendengar ucapan Wu Fan Minhyun tersenyum senang. Wu Fan mendengus kearah
Sunghyun yang entah mengapa seakan tidak terusik oleh kebisingan yang Wu Fan
dan Minhyun perbuat.
“ rasanya
mommy beruntung memiliki waktu untuk menjahilimu honey..kau harus melindungi
Sunghyun, anggap dia dongsaengmu..”
“ huh, kalau
untuk melindungi mungkin tapi untuk menganggap dia dongsaengku? Huh! Jangan
harap..”
“ kau pasti
akan melakukannya..mommy yakin itu..ah..mommy lelah..tidurlah..mommy akan
menyanyikan lagu yang dulu amat kau sukai..”
Wu Fan
mengangguk, dalam tidurnya ia tersenyum bisa mendengar suara lembut Minhyun
yang selalu ia dengar lewat tipe recorder kini nyata. Minhyun tersenyum melihat
dua malaikatnya tengah tertidur lelap, ia menyelipkan 2 buah amplop kedalam tas
sekolah Wu Fan. Nafasnya kini memburu, namun ia masih ingin mencium dua buah
hatinya setelah itu ia kembali berbaring dan menutup matanya.
“ jaga
Sunghyun..Wu Fan, Sung hyun..saranghaeyo..”
Matahari
pagi mengusik seorang namja mungil yang masih terlelap dalam alam mimpinya.
“ mom..jam
berapa??”
Ucap namja
manis yang kini mengerjapkan matanya, ia melihat jam di atas meja di samping
tempat Minhyun berbaring. Segera ia berjalan kekamar mandi untuk memberisihkan
dirinya. Saat selesai mandi ia memiringkan kepalanya mendapati sosok lain
kecuali mommynya yang ada didalam ruangan. Sunghyun mendekati anak itu dan
mengguncang tubuhnya hingga Wu Fan terbangun, ia mendengus kesal saat mendapati
seorang anak kecil membangunkan tidurnya. Matanya tertegun saat menyadari
tangan yang semalaman ia peluk kini mendingin, Wu Fan melihat monitor
pendeteksi detak jantung dan hasilnya sebuah garis lurus dilayar.
“ Mom..!!
MOM!!!”
Sunghyun
menatap Wu Fan speechless tidak lama ia langsung berlari sambil
berteriak-terriak.
Wu Fan hanya bisa menatap sedih kearah gundukan tanah yang telah mengubur seseorang yang selama ini ia rindukan. Semua berjalan begitu cepat seakan tidak memperbolehkannya bernafas dengan senyum bahagia, tidak banyak yang datang menghadiri pemakaman Minhyun kecuali dokter dan suster yang telah lama bersama dengannya di rumah sakit. Wu Xhang menatap nanar pada gundukan tanah yang mengubur separuh hatinya, meski ia tidak ingin menghadiri pemakaman namun ia sadaar hanya saat ini untuk ia bisa bertemu dengan istri yang telah lama ia rindukan. Ia tidak perduli jika alasan Minhyun meninggalkannya karna istrinya menyukai namja lain dan memilih bersama dengan namja itu, ia tidak perduli karna ia sangat mencintai Minhyun.
Wu Fan memperhatikan seorang namja mungil yang ia ketahui bernama Sunghyun atau dokter-dokter selalu memanggilnya dengan sebutan Kevin sedang tersenyum sambil menaburkan bunga yang Wu Fan tau ia dapat dari perkarangan rumah sakit. Kevin tersenyum tanpa beban.
Wu Fan hanya bisa menatap sedih kearah gundukan tanah yang telah mengubur seseorang yang selama ini ia rindukan. Semua berjalan begitu cepat seakan tidak memperbolehkannya bernafas dengan senyum bahagia, tidak banyak yang datang menghadiri pemakaman Minhyun kecuali dokter dan suster yang telah lama bersama dengannya di rumah sakit. Wu Xhang menatap nanar pada gundukan tanah yang mengubur separuh hatinya, meski ia tidak ingin menghadiri pemakaman namun ia sadaar hanya saat ini untuk ia bisa bertemu dengan istri yang telah lama ia rindukan. Ia tidak perduli jika alasan Minhyun meninggalkannya karna istrinya menyukai namja lain dan memilih bersama dengan namja itu, ia tidak perduli karna ia sangat mencintai Minhyun.
Wu Fan memperhatikan seorang namja mungil yang ia ketahui bernama Sunghyun atau dokter-dokter selalu memanggilnya dengan sebutan Kevin sedang tersenyum sambil menaburkan bunga yang Wu Fan tau ia dapat dari perkarangan rumah sakit. Kevin tersenyum tanpa beban.
“ mom, kau
bahagia ne? tenang saja, aku akan baik-baik saja..mommy jangan khawatir..”
“ Kevin, kau
akan tinggal dip anti asuhan Santana, kau pasti akan bahagia disana..”
Ucapan
seorang dokter sambil tersenyum mengusap rambut Kevin. Kevin mengangguk.
Wu Fan berjalan mengikuti Wu Xhang yang di papah Selly untuk pergi meninggalkan area pemakaman, beberapa langkah Wu Fan berhenti membuat Wu Xhang mengikutinya.
Wu Fan berjalan mengikuti Wu Xhang yang di papah Selly untuk pergi meninggalkan area pemakaman, beberapa langkah Wu Fan berhenti membuat Wu Xhang mengikutinya.
“ Wu Fan..kau sudah berjanji pada
mommy..dan seorang namja tidak akan melanggar janjinya..”
Wu Fan
mendongak kearah Wu Xhang.
“ Dad, Kevin
dia adikku..”
“ mwo??”
“ dia anak
mommy..dia tidak memiliki siapapun selain mommy..dad, bisakah dia tinggal
dengan kita? Aku sudah berjanji untuk menjaganya..”
Wu Xhang
hanya mengangguk dan kembali melangkahkan kakinya.
“ jika itu
yang kau pinta..”
Wu Xhang
menerawang kamarnya. Ia merasa begitu bodoh saat melepas orang yang ia cintai
pergi dengan alasan yang sama sekali murahan, selingkuh. Wu Xhang tersenyum
membayangkan wajah Minhyun.
“ kenapa
begitu berat kau berbagi denganku? Kenapa disaat terahirmu kau mengijinkanku
melihatmu..”
FlashBack—2
hari sebelum nya
Minhyun
tersenyum mendapati mantan suaminya datang.
“ sudah lama
tidak bertemu denganmu..”
“ kau mau
apa? Aku banyak urusan Woo Min Hyun!”
Yeoja itu
hanya terkekeh mendapati namja keturunan cina itu memanggil nama lengkapnya.
Minhyun tersenyum memandang langit luar.
“ mianhe..”
“ untuk apa?
Karna kau meninggalkanku bersama namja itu? Hah, lupakan saja..”
Minhyun
masih saja tersenyum, ingin menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja pada namja
yang masih amat ia cintai. Wu Xhang tetap diam, ia tidak ingin mengatakan
apapun untuk saat ini, ia hanya ingin menikmati senyuman yang Minhyun berikan
setelah 11 tahun berpisah. Minhyun menanyakan bagaimana kabar Wu Xhang dan Wu
Fan dan hanya dibalas sekilas oleh Wu Xhang. Saat ingin berkata Tanya suara
knop pintu terbuka terdengar dan menampilkan sosok namja kekar dengan seorang
yeoja manis.
“ Noona,
istriku yang cantik ingin bertemu de- Wu Xhang ge?”
Wu Xhang
menatap namja keturunan China didepannya dengan pandangan tidak percaya. Namja
yang ia ingat membawa pergi Minhyun dan mengatakan bahwa ia mencintai Minhyun.
Hankyung tertegun mendapati suami dari Minhyun sedang menatapnya dengan api kemarahan yang membara.
Hankyung tertegun mendapati suami dari Minhyun sedang menatapnya dengan api kemarahan yang membara.
“ aiss,
sudah cukup kau memandangi suamiku Wu Xhang-ssi..dan aku kira sandiwara suamiku
dengan Minhyun sudah selesai. Ya Minhyun aku atau kau yang ingin menjelaskan
pada namja ini??”
Minhyun
hanya tersenyum, kesadarannya mulai mengambang jika yeoja cantik itu tidak
berlari menangkap tubuhnya untuk berbaring mungkin Minhyun sudah tergeletak di
lantai. Wu Xhang tidak percaya dengan apa yang ia lihat, namun sekedar ia tau
Minhyun tampak begitu rapuh.
“ kejadian
11 tahun yang lalu..saat aku membawa Minhyun noona pergi semua sandiwara, semua
yang ia katakan tentang kami adalah bohong..kami tidak ada hubungan apa-apa
selain suami dari dongsaeng iparnya. Ia pergi dari kalian karna tidak ingin
menjadi beban untuk kalian, dia didiagnosis menderita kangker sumsum tulang
belakang dan ia tidak ingin kau melihatnya lemah..ia begitu bodoh untuk
memintaku mengabulkan semua permintaannya sebagai imbalan ia mau dirawat di RS…”
FLASBACK
OF---
Suasana
sarapan begitu ramai, tidak seperti biasanya.
Bahkan Wu Fan yang biasanya malas bangun untuk sarapan bersama harus terbangun dan mencuci mukanya. Saat ingin turun ia berpapasan dengan Wu Xhang , ke duanya hanya saling sapa singkat meneruskan jalan ketempat sarapan mereka. Keduanya masih menatap miris kearah seorang namja mungil yang sedang memukul-mukul boneka pigeon yang melebihi tinggi tubuhnya.
Bahkan Wu Fan yang biasanya malas bangun untuk sarapan bersama harus terbangun dan mencuci mukanya. Saat ingin turun ia berpapasan dengan Wu Xhang , ke duanya hanya saling sapa singkat meneruskan jalan ketempat sarapan mereka. Keduanya masih menatap miris kearah seorang namja mungil yang sedang memukul-mukul boneka pigeon yang melebihi tinggi tubuhnya.
“ dia sedang
apa? “
Tanya Wu
Xhang. Selly tersenyum.
“ dia kesal
karna saat bangun ia tidak melihat Miss.Woo, tadi dia menangis karna itu dan
sekarang setelah aku memberiikannya boneka Piggeon ia melampiaskannya pada
boneka itu..”
“ Manja!”
Komentar Wu
Fan membuat Selly menoleh,
“ kalian
berdua tampak sama..hehe”
“ Wu Fan,
kau bilang dia adikmu kan? Jadi jangan cemburu padanya..”
“ kau
sendiri? Bukannya gara-gara dia mommy meninggalkan kita?”
Wu Xhang
terdiam, karna hanya itu yang dapat ia lakukan. Ia sudah berjanji untuk tidak
mengatakan apa-apa pada anak sulungnya tentang perihal kepergian Minhyun 11
tahun yang lalu, karna Minhyun memohon untuk membiarkan anak sulungnya itu
membencinya sampai ia tau mana yang harus ia percayai. Wu Xhang menatap seorang
anak namja bertubuh mungil yang menyeret boneka pigeon besar kearah meja makan.
“ hufft..capek..ah,
Annyeong ajjusi..hyung..”
Kevin
membungkuk dan melempar bonekanya kesembarangan arah membuat Wu fan dan Wu
Xhang speechless karna mendapati Kevin sudah menarik keduanya mendekati meja
makan.
“ ini Kevin
yang masak!! Untuk ajjussi dan hyung..silahkan di makan..”
Wu Fan dan
Wu Xhang menatap Selly, Selly tersenyum dan mengangguk.
Perlahan Wu Xhang memasukkan makanan yang ada didalam piringnya, entah apa yang ia rasakan air matanya langsung mengalir, ia menatap Kevin yang masih terlihat khawatir.
Perlahan Wu Xhang memasukkan makanan yang ada didalam piringnya, entah apa yang ia rasakan air matanya langsung mengalir, ia menatap Kevin yang masih terlihat khawatir.
“ apa tidak
enak dad??”
Wu Xhang
menggeleng dan langsung memakan makanannya dengan lahap, ia tidak oerduli
dengan air mata yang terus mengalir di pipinya yang ia tau, ia merindukan
masakan dihadapanya. Wu Fan menoleh pada Kevin yang berdiri sambil memeluk boneka
pigeon yang entah sejak kapan berada di dalam dekapannya.
“ Wu Fan,
kau bilang ingin sekali merasakan masakan mommymu kan? Kau bilang ingin
merasakan betapa lembutnya masakan yang mommymu berikan yakan? Makanlah..dan
kau akan merasakan masakan yang selalu mommymu buatkan..”
“ what?”
+
+
+
+
+
Beberapa tahun
kemudian.
Kevin terbangun saat sebelum alarm kesayangannya berbunyi, namja berumur 16 tahun itu berjalan sambil menguap kecil menuju kekamar mandi. Setelah selesai mencuci mukanya ia bergegas kedapur dan mencoba memasak sesuatu untuk mengawali harinya.
Kevin terbangun saat sebelum alarm kesayangannya berbunyi, namja berumur 16 tahun itu berjalan sambil menguap kecil menuju kekamar mandi. Setelah selesai mencuci mukanya ia bergegas kedapur dan mencoba memasak sesuatu untuk mengawali harinya.
“ Kriisss
ge!!!! Palliwa bangun!!”
Teriaknya
setelah dua piring nasi goring tersaji di atas meja makan.
“ aiss,
brisik!”
Umpatan
seseorang yang Kevin panggil Kris ge itu membuatnya tersenyum. Wu Fan atau yang
selalu Kevin panggil Kris itu duduk diseberang meja, namja yang selama 4 tahun
terahir bersamanya itu masih saja terlihat dingin.
“ Ge, apa kampus
baruku akan bagus seperti di Canada??”
“ ya, kau
yang merengek untuk pindah kesini kenapa tanya padaku??”
Ucapan
dingin Kris hanya di angguki oleh Kevin.
“ Ge, kita
satu wilayaha kan??”
“ aiss, kau
satu kampus denganku jadi jangan tanya-tanya lagi..dan makanlah sarapanmu!”
Sebenarnya
Kriss tidak seratus persen menyalahkan Kevin yang mengajaknya pindah ke Korea,
terlebih setelah kecelakaan yang menimpa Wu Xhang yang membuat kedua namja itu
menjadi yatim piatu membuat Kriss ingin membuang semua masa lalunya. Dan Kriss
cukup umur untuk mengetahui bahwa Kevin adalah dongsaeng kandungnya semenjak
Kevin mencoba menolong Wu Xhang yang butuh donor meski pada ahirnya terlambat.
Kriss memandangi Kevin yang sedang asik membuat bekal untuk keduanya, melihat namja berumur 16 tahun itu sekilas semua orang akan berpikir dia berumur 12 tahun karna manisnya. Kriss terkekeh sambil menggeleng.
Kriss memandangi Kevin yang sedang asik membuat bekal untuk keduanya, melihat namja berumur 16 tahun itu sekilas semua orang akan berpikir dia berumur 12 tahun karna manisnya. Kriss terkekeh sambil menggeleng.
“ Wae?”
“ ani, cepat
kalau tidak ingin terlambat..”
Kevin
mengangguk dan bergegas.
INHA university terasa sangat lengang saat keduanya berjalan memasuki ruangan administrasi. Seorang yeoja cantik berumur dibawah 30 tahunan tersenyum manis mencubit pipi Kevin gemas. Jika tidak ada Kriss wajah manis Kevin tidak akan selamat.
INHA university terasa sangat lengang saat keduanya berjalan memasuki ruangan administrasi. Seorang yeoja cantik berumur dibawah 30 tahunan tersenyum manis mencubit pipi Kevin gemas. Jika tidak ada Kriss wajah manis Kevin tidak akan selamat.
“ hehe,
sudah lama sejak aku berkunjung kesana..kau masih saja imut-imut!”
“
yaaa..ajumma..appoh..”
Yeoja
bertagname Park Jung Soo itu tersenyum sekilas langsung mencium pipi Kevin,
saat ingin mencium Kriss ia berhenti dan memandang Kriss.
“ boleh??”
Kriss hanya
diam tidak tau harus berbuat apa, ia tau jika Jung Soo adalah sepupu dari
eomanya namun ia tidak begitu dekat karna memang tidak pernah bertemu hingga
pemakaman Wu Xhang.
Setelah basa-basi Jungsoo mengantar Kevin ke kelasnya. Setelah yakin ia meninggalkan Kevin di kelasnya dan berjalan beriringan dengan Kriss.
Setelah basa-basi Jungsoo mengantar Kevin ke kelasnya. Setelah yakin ia meninggalkan Kevin di kelasnya dan berjalan beriringan dengan Kriss.
“ senang
melihat kalian disini, Minhyun eoni sering bercerita padaku banyak hal tentang
kau saat kau baru lahir..”
Kriss
mengangguk sopan.
“ nah ini
kelas pertamamu..aku harap kau segera bisa beradaptasi dengan penghuni kelas..”
Jungsoo
tersenyum melambaikan tangannya pada Kriss. Setelah seorang keluar dari dalam
kelas, LeeJoon tersenyum menyuruh Kriss masuk. Suasana kelas mulai tenang saat
namja tampan tadi melambaikan tangannya mencoba mendiamkan kelas.
“ kita punya
teman baru, nah silahkan kau perkenalkan dirimu..”
Kriss
mengangguk.
“ I am
Kriss-Wu nice to meet you..”
Ucapan
perkenalan singkat dari Kriss menambah suasana menjadi tak terkendali. Banyak
yeoja yang berdecak kagum karna sikap cool nya, dan dengan penuh charisma ia
berjalan menuju bangku disamping namja manis bernama Xi Lu Han sesuai interuksi
dari Leejoon songsaenim. Luhan tersenyum mengangguk saat Kriss duduk
disampingnya.
Dua jam pelajaran membuat otak Kriss sedikit bergidig nyeri, bagaimana mungkin ia akan menghadapi mata kuliah yang membosankan dengan kalimat-kalimat yang beberapa ia ketahui. Meski menguasai 4 bahasa dengan benar dan fasih, Kriss tidak pernah menggunakan bahasa hangul kecuali dengan Kevin dan itupun akan ia campur dengan bahasa Mandarin dan inggrisnya. Saat jam istirahat Kriss keluar, di ikuti yang lainnya.
Dua jam pelajaran membuat otak Kriss sedikit bergidig nyeri, bagaimana mungkin ia akan menghadapi mata kuliah yang membosankan dengan kalimat-kalimat yang beberapa ia ketahui. Meski menguasai 4 bahasa dengan benar dan fasih, Kriss tidak pernah menggunakan bahasa hangul kecuali dengan Kevin dan itupun akan ia campur dengan bahasa Mandarin dan inggrisnya. Saat jam istirahat Kriss keluar, di ikuti yang lainnya.
“ Hei Kriss,
kita menunggu di kantin yuk..”
“ ne???”
Merasa Kriss
bingung, ke empat namja di depannya itu tersenyum.
“ kenalkan,
namaku Zhang Yi Xing, atau kau bisa memanggilku Lay aku keturunan cina korea
hehe..”
Ucap seorang
namja manis dengan topi yang dimiringkan.
Seorang dengan senyum maskulin tersenyum dan mengulurkan tangannya.
Seorang dengan senyum maskulin tersenyum dan mengulurkan tangannya.
“ jangan
kaku begitu haha, aku Kim Joon Myun. Kau bisa memanggilku Suho dan aku pacar
Lay jadi jangan pernah berpikiran untuk mendekati Lay ku..”
“ mwo?”
Kriss
memiringkan kepalanya bingung dengan apa yang Suho katakan, hanya Luhan yang
mengangguk-angguk mencoba menjelaskan padanya dengan bahasa mandarin. Kriss
yang sudah mengerti menatap kedua namja itu dengan tatapan datar.
“ Lay
Hyuuuuung!!!! Lay Hyuuuuuuuung!!!”
Suara
teriakan menginterupsi wajah merona Lay, semua mengarahkan pandangan kearah dua
namja yang berlari mendekati mereka. Lay menatap mereka dengan tatapan bosan,
ia tau jika dua orang itu meneriakan namanya dengan lari-lari pasti ada yang
terjadi. Seorang namja bertubuh tinggi terengah-engah mendekat , Park Chan
yeol. Di belakangnya seorang dengan tubuh yang lebih pendek dari pada Chanyeol
mengikuti, Do Kyung Soo.
“ ada apa?”
“ Tao, ge!
Tao berkelahi dengan murid baru!”
“ Aiss, apa
lagi sih yang manusia panda itu lakukan? Dimana??”
“ ikut aku!”
Lay mendesah
dan berlari mengikuti Chanyeol dan Kyung Soo. Kriss yang merasa mendengar namja
pendek yang melapor membawa-bawa kata murid baru langsung ikut teman barunya ketempat kejadian.
Kevin tersenyum sambil mengayunkan pedang kayu yang ada di tangannya, mencoba menyerang namja china dihadapannya. Tidak ada yang mengalah diantara keduanya, seakan menikmati pertarungan mereka keduanya tidak sadar jika arena lapangan basket tersebut sudah dipadati anak-anak yang tadinya tidak sengaja menonton dan kini menyoraki keduanya bahkan beberapa ada yang bertaruh. Lay muncul dari pintu samping bersama teman-temannya, ia melirik pada namja pigeon yang melihatnya takut-takut.
Kevin tersenyum sambil mengayunkan pedang kayu yang ada di tangannya, mencoba menyerang namja china dihadapannya. Tidak ada yang mengalah diantara keduanya, seakan menikmati pertarungan mereka keduanya tidak sadar jika arena lapangan basket tersebut sudah dipadati anak-anak yang tadinya tidak sengaja menonton dan kini menyoraki keduanya bahkan beberapa ada yang bertaruh. Lay muncul dari pintu samping bersama teman-temannya, ia melirik pada namja pigeon yang melihatnya takut-takut.
“ Huang Zi
Tao!!! Berhenti!!”
Tao yang
merasa namanya dipanggil, ia menghentikan acungan pedang kayunya kearah Kevin
dan tepat Kevin pengenai kepalanya. Saat sedang berjingkrak ria Kevin melihat
Kriss dibelakang namja yang memanggil nama lawannya dengan keras. Dengan sekali
Tao membalas kelakuan Kevin. Membuat Kevin meringis dan menoleh padanya.
“ kau ini
preman atau apaan sih panda!? Gege
sudah pusing menerima surat peringatan dari universitas karna kelakuanmu itu!”
“ gege..”
“ aku tidak
mau tau, kau melanggar janjimu untuk tidak berkelahi lagi..dan kau Eli!”
Seorang
namja muncul dari kerumunan, ia mendesah dan mencoba menjelaskan apa yang
terjadi tapi tetap saja di potong oleh Lay.
“ ge-“
“ kalian
berdua benar-benar membuatku marah! Aku akan meminta appa untuk mendeportasi
kalian ke China!”
Tao dan Eli
kaget, di deportasi keChina? Keduanya menggeleng. Masa-masa kelam di china
membuat dua namja berbeda umur itu menggeleng memninta waktu untuk menjelaskan
keadaannya. Namun sepertinya keduanya tidak memiliki kekuatan untuk melawan
namja cantik bernama lengkam Zhang Zi Xing tersebut. Kriss maju dan menatap
Kevin, yang meringis.
“ bisa kau
jelaskan apa yang terjadi Kevin Woo?”
Ucapan datar
dari Kriss membuat beberapa namja disana menatapnya tidak percaya. Lay menoleh
kearah Kriss yang sedang menatap seorang namja manis yang tersenyum sambil
mengusap perlahan kepalanya.
“ persiapan
lomba ge..dia mengajariku..”
“ lomba??”
Lay
mengguman sedikit. Eli mengangguk,
“ dia
mahasiswa baru dikelas kami, kau ingatkan kalau minggu depan akan ada vestifal
olahraga angkatan 1 kan? Nah, kelas kami menyiapkan segalanya entah itu atletik
atau yang lainnya. Dan saat dia mengatakan bahwa dia pernah ikut pelatihan bela
diri ahirnya songsaenim Jung menyuruh Tao mengajarinya..jangan salah paham
dulu..”
Lay menoleh
kearah Kevin yang mengangguk-angguk.
Suasana kantin terasa begitu ramai saat semua flawers boy berkumpul ditambah dengan dua tambahan baru membuat mahasiswa-mahasiswa kecentilan berlalulalang. Chanyeol yang memang ramah membalas salam mereka beberapa kali sebelum ia capek dan hanya tersenyum. Namja-namja tampan berkumpul menghiasi pemandangan indah disiang hari.
Suasana kantin terasa begitu ramai saat semua flawers boy berkumpul ditambah dengan dua tambahan baru membuat mahasiswa-mahasiswa kecentilan berlalulalang. Chanyeol yang memang ramah membalas salam mereka beberapa kali sebelum ia capek dan hanya tersenyum. Namja-namja tampan berkumpul menghiasi pemandangan indah disiang hari.
“ huuft,
hampir saja Lay-ge mendrportasiku..huhu..”
Eli
memperhatikan Kevin yang sedang sibuk tersenyum sambil memutar-mutar sendok di dalam
gelas jusnya, Eli tersenyum saat melihat bagaimana tiba-tiba memanyunkan
wajahnya saat mendapati jus di dalam gelasnya habis. Kriss yang tidak sengaja
melihat tatapan Eli kearah Kevin melirik sebentar kemudian menyodorkan gelas
jusnya yang sisambut gembira Kevin. Dapat Kriss lihat perubahan wajah Eli yang
berbeda. Saat mengangkat wajahnya ia mendapati seorang memandangnya tanpa
berkedip, pertama ia tidak sadar jika Kriss yang dilihati namun tidak ada orang
lain di belakang Kriss.
Kriss yang merasa di pandangi langsung pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
Sehun tersenyum kearah Luhan yang memijit pelipisnya mendapati Lay masih mewanti-wanti Eli dan Tao. Kiseop terkekeh pelan matanya masih tertuju pada Eli yang cemberut. Tao menoleh kearah Eli dan mendengus kesal,
Kriss yang merasa di pandangi langsung pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
Sehun tersenyum kearah Luhan yang memijit pelipisnya mendapati Lay masih mewanti-wanti Eli dan Tao. Kiseop terkekeh pelan matanya masih tertuju pada Eli yang cemberut. Tao menoleh kearah Eli dan mendengus kesal,
“ kau tidak
menolongku Hyung!”
“ aiss, kau tau
sendiri Lay gege mu itu seperti apa?”
“ tapi
setidaknya si Angelic face menyelamatkan kita dari serbuan Zhang Yi Xing itu..”
Gumanan Eli
membuat Tao dan Kiseop mengerutkan keningnya lalu menatap Kevin yang masih
menikmati Jus dari gelas Kriss. Chanyeol menatap Eli kaget.
“ hyung? Kau
mengatakan apa tadi?? Mworago?”
“ eh??? Ani,
ah..sepertinya hari ini cerah sekali..”
Eli langsung
ngacir dari pandangan chingu-chingunya, ia merutuki gumanannya yang sepertinya
terdengar jelas oleh yang lain. Hoon dan Aj hanya menggeleng melihat rekan
sejawat mereka yang mengatakan hari cerah, padahal jika dikatakan hari ini
adalah petang suasana sudah mendukung meski itu masih jam 10 pagi.
“ kurasa saudara
kembar Aj hyung sudah mulai tidak waras..”
Komentar
Baekhyun diangguki semangat oleh Aj. Tao hanya bisa menggeleng melihat Aj yang
tenang-tenang saja mengetahui tingkah laku hyung biologis nya. Semua yang baru
mengenal Aj pasti tidak akan percaya jika ia adalah saudarakembar Eli, kembar??
Ya keduanya kembar, mirip??? Sama sekali tidak ada mirip-miripnya, keduanya
sama sekali tidak terlihat memiliki hubungan lain kecuali teman sekampus dan
sekelas meski pada kenyataannya mereka sangatlah dekat. Bahkan Eli bisa
merasakan apa yang Aj rasakan meseki itu bertentangan dengan suasana hatinya.
Tao pun dulu sempat menyangsikan kebenaran jika keduanya kembar saat Eli dan Aj harus tinggal dirumahnya di china
karna keperluan bisnis kedua orang tuanya. Meski mereka memiliki hubungan darah
dengan keluarga Huang, terlihat ketidak dekatannya Aj dengan dua namja China
yang tinggal di rumahnya ( Lay dan Tao ).
Kevin tersenyum saat Tao memberiikan buku catatannya, beruntung Tao seornag yang rajin mencatat.
Kevin tersenyum saat Tao memberiikan buku catatannya, beruntung Tao seornag yang rajin mencatat.
“ gomawo..”
Tao
mengangguk.
Hoon duduk di bangkunya didepan Kevin dan Tao yang memang sebangku, ia melihat sekeliling dan tersenyum saat mendapati bangku di sebelah Kevin dan Tao kosong.
Hoon duduk di bangkunya didepan Kevin dan Tao yang memang sebangku, ia melihat sekeliling dan tersenyum saat mendapati bangku di sebelah Kevin dan Tao kosong.
“ mereka
berdua belum kembali??”
“ belum,
Dongho tsedang membujuk namja jelek itu untuk minta maaf tsama Kyungtsoo
hyung..”
Ucap Sehun.
Hoon mengangguk mendengar ucapan cadel dari Sehun. Sehun adalah namja tampan
yang berumur sama dengan orang yang ia tanyakan, Dongho.
“ memang
siapa yang kalian maksud??”
Tanya Kevin.
Hoon tersenyum pada Kevin yang sedang menulis dan menatap mereka ingin tau.
Hoon tersenyum pada Kevin yang sedang menulis dan menatap mereka ingin tau.
“ nanti kau
akan tau,hehe..”
Tidak lama
suara rebut-ribut terdengar dari luar kelas seorang namja imut sedang mengikuti
namja berkulit tan masuk kedalam kelas dengan permintaan yang tidak jelas.
“ berhenti
menggangguku Shin Dong Ho! Aku tidak bersalah!”
“ YAA!”
Namja berkulit
tan itu tidak perduli dengan teriakan Dongho dan langsung duduk di samping kiri
Kevin, Sedangkan Dongho hanya mendengus langsung duduk di samping kanan Tao
yang menatapnya iba. Menurut Dongho membujuk namja berkulit tan tersebut sama
dengan membujuk eomanya untuk tidak pergi berbelanja dan itu mustahil. Ia
memasang wajah memelasnya kearah Tao yang hanya di hadiahi cengiran tidak
berarti dari namja China penggila bela diri itu.
“ Kai…”
Namja dengan
panggilan Kai itu hanya menggelengkan bahunya.
Kriss berjalan perlahan menuju kelasnya yang mungkin sudah terlalu terlambat untuk mengikuti jam pelajaran, namun namja tampan berwajah datar itu terlalu tidak perduli tatapan tidak suka yang Dosennya berikan.
Kriss berjalan perlahan menuju kelasnya yang mungkin sudah terlalu terlambat untuk mengikuti jam pelajaran, namun namja tampan berwajah datar itu terlalu tidak perduli tatapan tidak suka yang Dosennya berikan.
>>>
Kriss Pov <<<
Aku berjalan
memasuki ruang kelasku dimana seorang dosen tengah mengajar, ia menatapku
dengan pandangan tidak suka dan menyuruhku untuk tidak mengulangi perbuatanku
lagi dan aku sama sekali tidak perduli. Aku duduk disamping seorang namja yang
aku bilang dia lumayan cantik untuk menjadi seorang namja dan yah memang benar
yang ku katakan, karna seseorang pasti akan langsung mengakuinya dia namja
cantik dengan tampang berbinar-binar.
Semua berputar begitu membosankan, keputusanku mengikuti keinginan Kevin tidak merubah apapun. Tidak ada yang menyenangkan kecuali melihat dongsaeng kecilku itu tersenyum riang menyambut semua chingu barunya. Kevin?? Ya jika mengingat bagaimana dulu Kevin seorang namja kecil yang tertidur disamping tangan mommy ku dengan usapan lembut dari yeoja yang selama 11 tahun meninggalkanku aku membencinya! Aku menganggap namja mungil itu sebagai dalang dari semua yang menimpaku selama 11 tahun itu, namja mungil yang mommyku titipkan dengan sebuah senyuman di ahir sisa nafasnya, dialah Sung Hyun. Saat terahir aku melihat mommyku terkubur aku menangis dan berteriak tidak terima pada NYA, aku masih ingin melakukan banyak hal dengan yeoja yang ku sebut dia sebagai mommyku namun IA memanggil yeoja itu ke sisi NYA. Kau tau apa yang dilakukan namja mungil yang mommyku titipkan padaku? Dia tersenyum menaburi bunga-bunga di atas gundukan tanah yang memisahkan kami dengan jasad mommy, aku sempat menatapnya marah namun Selly ajumma mengatakan untuk menahan emosiku. Aku tidak perduli saat seseorang memanggil Sunghyun untuk membawanya pergi kepanti asuhan, akupun berjalan mengikuti daddy berusaha tidak perduli dengan janji yang pernah aku buat dengan mommy tentangnya hingga aku melihat mommyku tersenyum memintaku untuk menjaganya.
Waktu berjalan cepat dan semua berjalan tidak beraturan, dan tidak terkendali membawa emosi yang begitu dalam. Meski aku membawa Sunghyun atau yang sekarang biasa aku panggil Kevin itu kerumahku, tidak banyak yang aku lakukan padanya bahkan hingga 2 tahun aku masih menyalahkannya yang ku anggap dia anak haram dari mommyku dengan namja yang membawa eomaku pergi. Dan saat kematian Daddy, Selly mengungkapkan semuanya. Semua hal yang membuatku tiba-tiba membenci diriku sendiri. Membenci diriku yang selama 18 tahun umurku saat ini menyalahkan kepergian mommy dengan orang lain, menyalahkan seorang yang pergi dengan mengaku mencintai orang lain yang pada kenyataannya adalah mommy pergi karna ia tidak ingin menjadi beban untuk daddy dan aku. Tidak ingin kami melihatnya sakit dan lemah, ia terlalu menghawatirkan kami yang nantinya akan lebih sakit saat melihatnya terbaring di rumah sakit. Aku bodoh karna percaya kata-katanya yang membenci daddy dan aku, aku bodoh tidak pernah mencari tahu tentangnya. Dan yang membuatku semakin membenci diriku sendiri adalah aku tidak ada disampingnya saat dia membutuhkan teman, hanya Kevin. Namja kecil yang ku temui tengah tertidur disamping ranjang pesakitan yang membuatnya berbaring. Namja yang ku kira berumur 6 tahun dan anak hasil perselingkuhannya bahkan aku menyindirnya dengan ucapan sinis dan dingin. ‘ Anak harammu cukup tau diri untuk tidur disaat aku kemari..’ dan saat aku tahu bahwa namja manis yang ku kira berumur 6 tahun itu ternyata berumur 11 tahun dan dia benar-benar dongsaengku aku menyesal sungguh menyesal mengatakan itu pada mommy. Selly menceritakan semua hal yang membuatku takut, ya aku takut jika mommy hanya menganggap Kevin sebagai anaknya karna hanya dia yang 11 tahun selalu bersamanya, bahkan Selly mengatakan sering mendekap namja mungil itu saat ia menjerit melihat mommy lemah dengan keadaan penyakitnya. Seorang anak yang besar dan selalu tinggal dirumah sakit selama 11 tahun..kini aku mengerti mengapa mommy memintaku membawa Kevin melihat isi dunia, ya..karna selama ia hidup dia hanya melihat bagaimana mommy menangis dan menjerit kesakitan. Yang ia tahu hanya perasaan khawatir dan khawatir.
Semua berputar begitu membosankan, keputusanku mengikuti keinginan Kevin tidak merubah apapun. Tidak ada yang menyenangkan kecuali melihat dongsaeng kecilku itu tersenyum riang menyambut semua chingu barunya. Kevin?? Ya jika mengingat bagaimana dulu Kevin seorang namja kecil yang tertidur disamping tangan mommy ku dengan usapan lembut dari yeoja yang selama 11 tahun meninggalkanku aku membencinya! Aku menganggap namja mungil itu sebagai dalang dari semua yang menimpaku selama 11 tahun itu, namja mungil yang mommyku titipkan dengan sebuah senyuman di ahir sisa nafasnya, dialah Sung Hyun. Saat terahir aku melihat mommyku terkubur aku menangis dan berteriak tidak terima pada NYA, aku masih ingin melakukan banyak hal dengan yeoja yang ku sebut dia sebagai mommyku namun IA memanggil yeoja itu ke sisi NYA. Kau tau apa yang dilakukan namja mungil yang mommyku titipkan padaku? Dia tersenyum menaburi bunga-bunga di atas gundukan tanah yang memisahkan kami dengan jasad mommy, aku sempat menatapnya marah namun Selly ajumma mengatakan untuk menahan emosiku. Aku tidak perduli saat seseorang memanggil Sunghyun untuk membawanya pergi kepanti asuhan, akupun berjalan mengikuti daddy berusaha tidak perduli dengan janji yang pernah aku buat dengan mommy tentangnya hingga aku melihat mommyku tersenyum memintaku untuk menjaganya.
Waktu berjalan cepat dan semua berjalan tidak beraturan, dan tidak terkendali membawa emosi yang begitu dalam. Meski aku membawa Sunghyun atau yang sekarang biasa aku panggil Kevin itu kerumahku, tidak banyak yang aku lakukan padanya bahkan hingga 2 tahun aku masih menyalahkannya yang ku anggap dia anak haram dari mommyku dengan namja yang membawa eomaku pergi. Dan saat kematian Daddy, Selly mengungkapkan semuanya. Semua hal yang membuatku tiba-tiba membenci diriku sendiri. Membenci diriku yang selama 18 tahun umurku saat ini menyalahkan kepergian mommy dengan orang lain, menyalahkan seorang yang pergi dengan mengaku mencintai orang lain yang pada kenyataannya adalah mommy pergi karna ia tidak ingin menjadi beban untuk daddy dan aku. Tidak ingin kami melihatnya sakit dan lemah, ia terlalu menghawatirkan kami yang nantinya akan lebih sakit saat melihatnya terbaring di rumah sakit. Aku bodoh karna percaya kata-katanya yang membenci daddy dan aku, aku bodoh tidak pernah mencari tahu tentangnya. Dan yang membuatku semakin membenci diriku sendiri adalah aku tidak ada disampingnya saat dia membutuhkan teman, hanya Kevin. Namja kecil yang ku temui tengah tertidur disamping ranjang pesakitan yang membuatnya berbaring. Namja yang ku kira berumur 6 tahun dan anak hasil perselingkuhannya bahkan aku menyindirnya dengan ucapan sinis dan dingin. ‘ Anak harammu cukup tau diri untuk tidur disaat aku kemari..’ dan saat aku tahu bahwa namja manis yang ku kira berumur 6 tahun itu ternyata berumur 11 tahun dan dia benar-benar dongsaengku aku menyesal sungguh menyesal mengatakan itu pada mommy. Selly menceritakan semua hal yang membuatku takut, ya aku takut jika mommy hanya menganggap Kevin sebagai anaknya karna hanya dia yang 11 tahun selalu bersamanya, bahkan Selly mengatakan sering mendekap namja mungil itu saat ia menjerit melihat mommy lemah dengan keadaan penyakitnya. Seorang anak yang besar dan selalu tinggal dirumah sakit selama 11 tahun..kini aku mengerti mengapa mommy memintaku membawa Kevin melihat isi dunia, ya..karna selama ia hidup dia hanya melihat bagaimana mommy menangis dan menjerit kesakitan. Yang ia tahu hanya perasaan khawatir dan khawatir.
“ Kriss!
Kriss! Kau melamun??”
Sebuah
tepukan membuyarkan ingatanku tentang kehidupanku. Ku lihat Suho tersenyum
sambil membawa tasnya, ah- ternyata lamunanku mengusir kejenuhan dengan dosen
yang tadi. Aku mengangguk.
“ wae? Kau
ada masalah kami akan membantumu jika kau mau..”
Ucapan
Chanyeol membuatku menggeleng.
Sudah hampir satu bulan aku pindah dan belajar di kampus ini bersama namja-namja yang menurut Kevin unik ini. Dan mereka memang unik dengan segala tingkah laku mereka yang sering tidak terkendali dan tidak jelas.
Sudah hampir satu bulan aku pindah dan belajar di kampus ini bersama namja-namja yang menurut Kevin unik ini. Dan mereka memang unik dengan segala tingkah laku mereka yang sering tidak terkendali dan tidak jelas.
“ mau ikut
melihat festival olahraga tidak??? Meski aku kesal karna si panda menjadikan
ajang ini sebagai balas dendam karna aku melarangnya berkelahi tapi aku ingin
melihat dan menyemangati dongsaeng pandaku itu..”
Ucap Lay.
Semua mengangguk setuju dan menunggu reaksiku. Tidak membutuhkan waktu lama untuk kami tiba di gedung olahraga, mataku langsung menemukan apa yang ingin ku lihat - Senyum Kevin, dongsaengku. Dia tersenyum saat mengalahkan lawan-lawannya dan dengan gaya imut dan polosnya ia membantu lawan-lawannya kepinggir lapangan. Kata Daddy kelakuannya yang sedang seperti itu sama dengan kelakuan mommy. Ku lihat seorang duduk di sampingku, Luhan tersenyum datang bersama seorang namja yang ku kenal bernama Sehun dan Dongho mereka satu kelas dengan Kevin.
Semua mengangguk setuju dan menunggu reaksiku. Tidak membutuhkan waktu lama untuk kami tiba di gedung olahraga, mataku langsung menemukan apa yang ingin ku lihat - Senyum Kevin, dongsaengku. Dia tersenyum saat mengalahkan lawan-lawannya dan dengan gaya imut dan polosnya ia membantu lawan-lawannya kepinggir lapangan. Kata Daddy kelakuannya yang sedang seperti itu sama dengan kelakuan mommy. Ku lihat seorang duduk di sampingku, Luhan tersenyum datang bersama seorang namja yang ku kenal bernama Sehun dan Dongho mereka satu kelas dengan Kevin.
“ sepertinya
akan seru, pertarungan anak panda dengan anak ikan..hehe Sehun kau pilih dukung
siapa??”
“ tidak tau,
Tao dan Kepin tsama-tsama chingu kita..”
Perkataan
Sehun hanya diangguki oleh Dongho.
Aku melihat bagaimana Kevin berusaha melawan Huang Zi Tao, yang baru-baru ini aku tau bahwa dia saudara tiri darai Lay. Pantas dia memiliki nama yang berbeda dengan Lay, dan yang ku lihat bagaimana Lay amat menyayangi Tao. Jujur aku iri pada Lay yang bisa menyalurkan kasih sayangnya pada Tao meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah sedangkan aku? Tidak pernah sekalipun aku berkata lembut pada Kevin meski sekarang aku tau dia benar-benar dongsaengku.
Kevin berjuang melawan Tao dengan semua keahlian yang ia miliki, ah aku ingat saat bagaimana aku hanya bisa melihat tanpa membantu sama sekali saat Kevin dibully teman-temannya dulu. Aku melihatnya babak belur dengan tangis yang ia tahan namun aku sama sekali tidak bergerak untuk membantunya justru aku menyeringai hingga daddy menyuruhnya mengikuti latihan beladiri.
‘BRUKK’
Mataku terbelalak saat mendengar suara seseorang terbanting kuat. Semua isi ruang olahraga terdiam, aku bisa melihat Kevin terkapar. Nafasnya sedikit tersengal,’ ani!’.
Aku melihat bagaimana Kevin berusaha melawan Huang Zi Tao, yang baru-baru ini aku tau bahwa dia saudara tiri darai Lay. Pantas dia memiliki nama yang berbeda dengan Lay, dan yang ku lihat bagaimana Lay amat menyayangi Tao. Jujur aku iri pada Lay yang bisa menyalurkan kasih sayangnya pada Tao meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah sedangkan aku? Tidak pernah sekalipun aku berkata lembut pada Kevin meski sekarang aku tau dia benar-benar dongsaengku.
Kevin berjuang melawan Tao dengan semua keahlian yang ia miliki, ah aku ingat saat bagaimana aku hanya bisa melihat tanpa membantu sama sekali saat Kevin dibully teman-temannya dulu. Aku melihatnya babak belur dengan tangis yang ia tahan namun aku sama sekali tidak bergerak untuk membantunya justru aku menyeringai hingga daddy menyuruhnya mengikuti latihan beladiri.
‘BRUKK’
Mataku terbelalak saat mendengar suara seseorang terbanting kuat. Semua isi ruang olahraga terdiam, aku bisa melihat Kevin terkapar. Nafasnya sedikit tersengal,’ ani!’.
“ Kevin??
Gwacana??”
Dapat ku
dengar seorang wasit menanyai keadaan Kevin, setelah mengumumkan pemenangnya
beberapa orang masuk termasuk aku yang benar-benar khawatir terhadapnya. Ku
tarik seseorang yang berusaha menolongnya- Tao dan mendorongnya menjauh dari
Kevinku.
“ Kevin!!
Kevin!!”
Dapat ku
lihat ia membuka matanya sekejap dan tersenyum sebelum ia pingsan.
Panik, itulah yang terjadi padaku. Sudah cukup aku kehilangan mommy dan daddyku dengan menyedihkan, sudah cukup! Aku tidak ingin kehilangan Kevin dongsaengku satu-satunya. Ku bawa ia ke rumah sakit terdekat.
Panik, itulah yang terjadi padaku. Sudah cukup aku kehilangan mommy dan daddyku dengan menyedihkan, sudah cukup! Aku tidak ingin kehilangan Kevin dongsaengku satu-satunya. Ku bawa ia ke rumah sakit terdekat.
“ bagaimana
keadaanya dok??”
“ tidak ada
yang serius, hanya luka lebam yang paling dua hari hilang..”
Aku
mengangguk dan memasuki ruang inap Kevin, ku lihat Kevin sudah sadar dan sedang
memandang keluar jendela. Aku tau ia sadar aku memasuki ruangan itu namun ia
tidak menoleh.
“ kau, lain
kali tidak akan ku ijinkan kau bertarung lagi..”
Ucapku
dingin. Kevin hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya, aku duduk sambil
mencari kesibukan dengan mengupas sebuah apel untuknya. Aku ingat dia suka
sekali dengan buah ini bahkan jika sedang kumat kegilaannya dia akan membeli
banyak buah apel dan bisa menghabiskannya dengan hitungan menit.
“..aku
selalu bermimpi mengajak mom keluar meski hanya sekedar berjalan-jalan di taman
rumah sakit..”
Ucapan lirih
itu membuatku menghentikan aktifitasku. Aku menatapnya, wajahnya sungguh sendu.
Wajah kesepian dan kesakitan yang selama ini tidak pernah aku lihat di wajah
cantiknya, aku kaget saat melihat air matanya sudah membasahi pipinya.
“..mom
selalu bilang suatu hari akan mengajakku pergi melihat akuarium di seoul
bersama hyung dan daddy..”
“ Kevin-“
“ dia
berjanji tidak akan meninggalkanku sendirian, dia berjanji akan menemaniku terus
bahkan hingga aku memiliki cucu nantinya..dia bohong hyung..dia membohongiku..”
Ku dengar
sebuah isakan lirih keluar dari bibirnya. Ku taruh pisau dan appel
“ selalu
setiap aku berulang tahun aku berdoa untuknya, aku tidak pernah berharap mainan
atau apapun yang aku inginkan hanya bisa bermanja di dalam pelukannya tanpa
berpikir dia akan kesakitan atau akan membahayakan nyawanya, aku ingin dia
sembuh dan menepati janjinya..jangankan bisa bermanja, melihat senyumnyapun aku
tak bisa hyung..”
“ Kevin..”
Dia terus
mengatakan bagaimana keinginan yang selalu terpendam dalam dirinya.
“ she’s
liar!! Dia mengingkari janjinya untuk pergi jalan-jalan, ia mengingkari janji
untuk selalu disampingku! Untuk selalu menjagaku! Untuk tidak membiarkan ku
sendiri..dia jahat! Dia-“
‘PLAKK’
Sebuah tamparan menghentikan ceracauannya, ia menatapku yang masih shock dengan apa yang aku lakukan. Matanya, mata yang teduh itu terlihat begitu lemah.
Sebuah tamparan menghentikan ceracauannya, ia menatapku yang masih shock dengan apa yang aku lakukan. Matanya, mata yang teduh itu terlihat begitu lemah.
“ Kevin..?”
Kevin hanya
tersenyum sambil menunduk menahan isakannya, aku hilang akal hingga aku
memeluknya erat mencium puncak kepalanya untuk menyalurkan rasa sayangku
padanya. Rasa takutku kehilangan sesuatu yang berharga lagi.
“ cukup, aku
tau kau begitu menderita..aku tau..mianhe, mianhe selama ini tidak melihatmu…”
“ hy- hikz
–hung..”
“
menangislah, gwacana.. aku ada disini, aku akan selalu menemani dan
menjagamu..aku akan membuktikannya..”
Lama Kevin
terisak hingga terdengar sebuah deruan nafas teratur di telinga ku. Kevin
tertidur dalam tangisnya. Entah mengapa perasaanku menjadi lebih tenang setelah
mendengar ia menangis dan menceracau tentang keinginannya yang tidak lebih hampir
sama denganku dulu. Aku terus mengusap punggung nya perlahan sambil terus
mencium puncak kepalanya.
‘CKLEKK’
>>>
Tao Pov <<<
Aku cemas
mengingat teman sebangku ku terkapar tadi. Aku terus berlari meninggalkan
kampus saat Lay-ge mengatakan dimana ia dirawat dan tidak perduli teriakan
Lay-ge dan chinguku yang lain jika masih ada pertandingan lain yang membutuhkan
tenagaku, aku khawatir pada chingu sebangku ku itu hingga membawaku berdiri di
depan pintu ruang rawat. Nafasku memburu karna aku berlari kerumah sakit ini
yang jaraknya tidak jauh dari kampus dan yang membuat nafasku serasa sesak aku
berlari naik tangga ke lantai 5 gedung ini. Ku atur nafasku perlahan dan siap
membuka pintu..
‘PLAKK’
Sebuah tamparan menghentikan langkahku untuk membuka pintu lebih lebar lagi.
‘PLAKK’
Sebuah tamparan menghentikan langkahku untuk membuka pintu lebih lebar lagi.
“ Kevin..?”
Dapat kulihat
seseorang memunggungiku dan ku lihat Kevin yang tersenyum sambil menunduk
menahan isakannya. Tidak begitu lama otakku untuk memproses siapa namja yang
kini memeluk Kevin erat sambil mencium puncak kepalanya, seperti ada rasa
takut kehilangan sesuatu yang berharga lagi. Aku menekan sesuatu yang aneh
dalam diriku, dadaku sakit melihat ini.
“ cukup, aku
tau kau begitu menderita..aku tau..mianhe, mianhe selama ini tidak melihatmu…”
“ hy- hikz
–hung..”
“
menangislah, gwacana.. aku ada disini, aku akan selalu menemani dan
menjagamu..aku akan membuktikannya..”
Lama Kevin
terisak hingga terdengar sebuah deruan nafas teratur di telinga ku. Kevin
tertidur dalam tangisnya. Sungguh! Aku merasa sesuatu yang salah dalam diriku,
sakit yang teramat dalam dadaku saat melihat Kriss-ge mengusap punggung nya perlahan sambil terus mencium puncak
kepala Kevin.
‘CKLEKK’
Aku
melepaskan peganganku pada ganggang pintu, ku lihat Kriss-ge menoleh kearahku dan untuk beberapa lama ia membaringkan tubuh
Kevin.
“mian, aku
tidak bermaksud mengganggu..aku ha-“
“ it’s okay,
come here..”
Langkahku
terasa begitu pelan saat melihatnya sekali lagi mencium kening Kevin. Kriss-ge duduk sambil mengupas sebuah appel
dan menyodorkannya padaku.
“ mian,
karna kesalahanku Kevin ha-“
“ it’s
enough, want try it?”
Kriss-ge menyuruhku membuka mulutku dan
menyumpalnya dengan buah appel yang lumayan cukup besar untuk ku telan
bulat-bulat.
“ mian,
karna tadi telah mendorongmu..tidak seharusnya aku melakukan itu meski dalam
keadaan khawatir sekalipun..”
Ucapnya
dingin.
Aku harus menghela nafas karna sama sekali dia tidak memberiiku waktu untuk berbicara banyak.
Aku harus menghela nafas karna sama sekali dia tidak memberiiku waktu untuk berbicara banyak.
“ arraso, aku
juga a-“
“ Lay
mengatakan kau terlalu khawatir, gwacana Kevin baik-baik saja..”
Aku harus
mengerjapkan mataku beberapa kali untuk mengingatkan bahwa namja di depanku ini
tidak mengijinkanku untuk menyelesaikan ucapanku.
Ku langkahkan kakiku perlahan memasuki sebuah rumah yang cukup besar, aku masih kesal dengan kelakuan Kriss-ge yang tidak membiarkanku berbicara. Dan aku masih bingung apa yang membuatku merasa dadaku sessak dan sakit tadi, bahkan sebelum pulang aku sempat mengecek keadaan jantungku dan aman, tidak ada yang salah dengan jantung dan hatiku?
Ku langkahkan kakiku perlahan memasuki sebuah rumah yang cukup besar, aku masih kesal dengan kelakuan Kriss-ge yang tidak membiarkanku berbicara. Dan aku masih bingung apa yang membuatku merasa dadaku sessak dan sakit tadi, bahkan sebelum pulang aku sempat mengecek keadaan jantungku dan aman, tidak ada yang salah dengan jantung dan hatiku?
“ Aigoo-
Baby Panda eoma sudah pulang..”
“ anyeong
eoma..”
Seorang
yeoja mungil paruh baya mendekatkan dirinya padaku dan mengecupku singkat. Aku
tersenyum melihat yeoja ini memanjakanku lebih seperti anak kandungnya. Ya dia
Kim Ryeowook, atau yang selalu aku pannggil eoma. Dia adalah eoma Kim
bersaudara, ya Eli atau Kim Kyung Jae
dan Kim Jae Seop atau biasa di panggil AJ keduanya adalah saudara sepupuku.
“ Aj
bangunkan Eli untuk makan malam..”
“ ne. Zi
Xing –ge..”
Aj-ge langsung beranjak dari tempat
duduknya bersama Appanya yang sedang menikmati siaran televise, hah dua orang
itu memiliki kebiasaan yang sama suka dengan berita diTV. Aku pamit kekamarku
untuk mandi dan bergantian.
Suasana makan malam selalu saja ramai dengan ocehan eoma yang ingin sekali melihat pacar Lay-ge. Ya semua sudah tau jika Lay-ge berpacaran dengan namja dan sepertinya tidak ada yang keberatan baik itu Appa atau Eoma keduanya hanya mengangguk-angguk menyerahkan masalah itu pada kami sendiri.
Suasana makan malam selalu saja ramai dengan ocehan eoma yang ingin sekali melihat pacar Lay-ge. Ya semua sudah tau jika Lay-ge berpacaran dengan namja dan sepertinya tidak ada yang keberatan baik itu Appa atau Eoma keduanya hanya mengangguk-angguk menyerahkan masalah itu pada kami sendiri.
“ ah, Tao
bagaimana keadaan Kevin??”
Aku
mengarahkan pandanganku pada Eli, huh- aku lupa menceritakan tentang namja
pigeon ini. Hem meski dia berumur sama seperti Aj-ge dia tidak mau aku memanggilnya dengan sebutan gege atau hyung, aku tidak tau alasannya
tapi aku tidak begitu perduli dan namja pigeon ini terang-terangan mengatakan
dia menyukai chinguku itu, dia menyukai Kevin.
“ dia
baik-baik saja, dan harus ku katakan padamu. Kau harus bersiap patah hati karna
Kriss-ge tidak akan membiarkanmu
mendekati Kevinnya..”
“ Mwo??
Kriss??”
Tanya Lay-ge. Aku mengangguk dan menceritakan apa
yang aku lihat tadi siang.
Lay-ge menatap Eli dengan tatapan iba sama dengan tatapan dari saudara kembarnya, Aj.
Lay-ge menatap Eli dengan tatapan iba sama dengan tatapan dari saudara kembarnya, Aj.
“ jangan
menyerah Kyungie-ah..”
Ucapan
lembut dari eoma membuat Eli kembali tersenyum dan mengangkat wajahnya.
>>>
Kai <<<
Lelah
rasanya, sudah beberapa hari ini Dongho terus memarahiku dengan berbagai
alasan. Ada apa sih anak itu?? Menyebalkan.
“ Kau harus minta maaf pada Kyungsoo
hyung!”
Ucapannya
terngiang di telingaku. Apa yang salah padaku? Kenapa aku harus minta maaf pada
Kyungsoo hyung?? Apa karna aku menolaknya? Ah- ini benar-benar gila. Dia
mengatakan dia menyukaiku, apa itu tidak gila?? Dia menyukaiku? Aku Namja! Sama
sepertinya.
Ku baringkan tubuhku di kasur empuk pelampiasan kegalauanku, tidak aku tidak bingung hanya saja aku bingung bagaimana mungkin seorang Do Kyungsoo ah, ani! Cho Kyung soo menyukaiku? Huff sepertinya aku harus ke psikater untuk menjelaskan bagaimana keadaanku yang di sukai namja itu.
‘CKLEKK’
Ku dengar pintu kamarku terbuka, sebuah suara langkah kaki mengusik telingaku.
Ku baringkan tubuhku di kasur empuk pelampiasan kegalauanku, tidak aku tidak bingung hanya saja aku bingung bagaimana mungkin seorang Do Kyungsoo ah, ani! Cho Kyung soo menyukaiku? Huff sepertinya aku harus ke psikater untuk menjelaskan bagaimana keadaanku yang di sukai namja itu.
‘CKLEKK’
Ku dengar pintu kamarku terbuka, sebuah suara langkah kaki mengusik telingaku.
“
Jonginie..kau sudah tidur??”
“ hmm..”
Sebuah
geraman cukup menjawab pertanyaan lembut dari seorang yeoja yang sudah ku
pastikan jika itu adalah eomaku tercinta.
“ KIM JONG
IN! jika kau tidak bangun sekarang juga aku akan melemparkanmu keluar!”
Sebuah
bentakan yang menggelegar membuatku seketika bangun dari rebahanku dan menatap
seorang namja dengan kemeja putih biru berdiri di ambang pintu, dia appaku –
Kim Young Woon atau sering orang memanggilnya Kangin. Aku menatap memelas pada
yeoja berwajah malaikat di samping ranjangku dan mencoba mengeluarkan puppy
eyesku.
“ Kanginie-
jongie lelah..”
“ ah,
chagy..aku tunggu di bawah..dan KAU!”
Aku menelan
ludahku kasar.
“ jangan
lama-lama!”
Ucapnya
sebelum menghilang dibalik pintu. Aku melihat eomaku tersenyum dan mendekatiku.
“
eomaaa..kenapa kau bisa menikah dengan namja menyeramkan seperti appa sih???”
“ haha, kau
tau jawabannya chagy..ah palliwa..kau harus ikut dengan kami..kita akan
mengunjungi saudara jauh kita..”
“ mwo?
Nuguya?”
“ KIM
JONGIN!”
Aku langsung
kabur kekamar mandi saat mendengar teriakan dari appaku yang sangar itu.
Selama perjalanan eoma terus bercerita tentang orang yang akan kita kunjungi hingga aku dan appaku capek mendengarnya.
Selama perjalanan eoma terus bercerita tentang orang yang akan kita kunjungi hingga aku dan appaku capek mendengarnya.
“ apa mereka
tidak di rumah??”
“ biar aku
menelfonya..”
Eomaku
memang semangat 45 untuk hal ini dan hanya mendapat sebuah anggukan dari appa.
Ku dengar ia mengangguk-angguk dan menyahuti seseorang di line telp. Setelah menutup
telpnya dia maju menekan-nekan password apartemen dan yah bisa dilihat
bagaimana fasilitas yang ada di depanku. Sebuah apartemen mewah dengan
arsitekture yang menajubkan, aku mengikuti eoma dan appa yang sudah masuk
duluan.
“ Wu Yi
Fan!! Wu Sung Hyun!”
Seseorang
keluar dari sebuah kamar,namja itu? Aku kenal dia..bukannya dia yang berlari ke
lapangan saat Kevin teman sekelasku terjatuh dari si panda?
“
WuFan..bibi merindukanmuuu..”
Eoma mencium
kening namja yang ia panggil WuFan, bukannya namanya Kriss??
“ sudah lama
tidak bertemu denganmu..”
Namja itu
hanya mengangguk saat appa menyapanya, dia menarikku kedepan dan menyuruhku
untuk menghormatinya.
“ ini anak
kebanggaanku, Kim Jong In. Jongin berikan salam pada kakak sepupumu..”
“ mwo??”
Aku hanya menatap
tidak percaya pada apa yang appaku katakan tadi, dia membanggakanku?? Dan namja
ini sepupuku? Ah, dunia memang sudah gila.
Lama aku terdiam dalam kesunyian menunggu eoma yang sedang menggunakan dapur milik namja yang ku tahu bernama Kriss dan sekarang bertransformasi menjadi Wu Yi Fan saudara sepupuku.
Lama aku terdiam dalam kesunyian menunggu eoma yang sedang menggunakan dapur milik namja yang ku tahu bernama Kriss dan sekarang bertransformasi menjadi Wu Yi Fan saudara sepupuku.
“ kau
belajar dengan sangat baik Wu Fan, semua pemegang saham menyukai hasil
karyamu..”
Aku
mengalihkan pandanganku dari eomaku kearah appa.
“ aku yakin
Minhyun noona dan Wu Xhang-ge bangga
padamu di surga sana..”
Ku lihat
namja itu hanya mengangguk.
“ Wu Fan,
mana dongsaengmu? Apa dia sudah tertidur??”
Tanya eoma.
“ aku memberiinya
obat tidur tadi, mungkin beberapa menit lagi dia akan terbangun..”
Ucap namja
itu lirih, apa yang ku dengar? Ucapan lirih penuh penyesalan.
Aku menatap appa untuk mendapatkan jawban dari apa yang terjadi namun appa justru menatapku lembut berusaha mengatakan dalam tatapan matanya agar aku menyimpan pertanyaanku untuk nanti. Eoma meletakkan omelet dan beberapa menu masakan di hadapan kami dia tersenyum mengusap pelan rambut namja bertubuh tinggi dengan rambut pirang nya itu.
Aku menatap appa untuk mendapatkan jawban dari apa yang terjadi namun appa justru menatapku lembut berusaha mengatakan dalam tatapan matanya agar aku menyimpan pertanyaanku untuk nanti. Eoma meletakkan omelet dan beberapa menu masakan di hadapan kami dia tersenyum mengusap pelan rambut namja bertubuh tinggi dengan rambut pirang nya itu.
“ jangan
merasa bersalah, kau taukan dongsaengmu seorang yang kuat..dan jikapun saat ini ia sedang lemah ia akan
bangkit lagi..”
Ku dengar
sebuah suara di belakangku.
“ bibi..”
“ aah..uri
sunghyuuuniee..kau sudah bangun??”
“ ne,..”
Ku arahkan
pandanganku pada seorang namja manis di belakangku. Kevin?
Kevin duduk di samping Kriss dan meletakkan bonekanya di pangkuan Kriss, tunggu? Mereka tinggal satu rumah?? Mereka?
Kevin duduk di samping Kriss dan meletakkan bonekanya di pangkuan Kriss, tunggu? Mereka tinggal satu rumah?? Mereka?
“ ah, Kai?
Jadi Kai anak bibi Teukie??”
“ Bibi??”
Tanyaku
pelan. Kevin mengangguk dan tersenyum.
=
=
=
=
= NEXT
0 komentar:
Posting Komentar