Pages

Kamis, 12 September 2013

Carring You ( My Brother, My Love ) I



Aku akan menjaganya, menjaga pesan mommy// Bagaimana aku menerimanya??// Mama bisakah kau melihatku?// Tidak ada yang lain selain dirimu, ku mohon kembalilah..
Acak-Acakan
Ukiss—EXO—Super Junior
Yaoi|Genderswict



“ Wu Fan, mommy akan selalu merindukanmu..jaga dirimu ne..?”
“ Mom!”
“ ini yang terbaik untuk kita..”
Wu Fan kecil terus menangis mencoba mengejar yeoja baya yang meninggalkannya.
“ Wu Fan!! Hentikan tangismu! Kau tidak butuh yeoja itu sebagai mommy mu!! Cepat masuk!”
Namja Wu itu langsung digendong masuk kedalam rumahnya. Suara raungannya berhenti saat ia mulai tidak sadarkan diri karna lelah menangis. Namja berumur 3 tahun itu terus terisak meski di dalam mimpinya.
Kehidupan akan selalu berulang, meski itu sakit, senang atau sebagainya. Semua akan berulang dan akan terus berulang untuk menentuhkan takdirnya. Wu Fan tumbuh menjadi seorang yang amat dingin, bersama dengan Daddynya, yang selalu tidak pernah memiliki waktu untuk melihat anaknya bahkan Wu Xi Xhang tidak tau bagaimana proses pertumbuhan namja berumur 14 tahun. Yang ia tau Wu Fan selalu hidup dengan berlimpah harta dan kekuasaan, Wu Xhang tidak tau kalau anaknya membutuhkannya lebih untuk menggantikan peran seorang Ibu, Wu Fan kesepian dan ia tidak pernah tau bahkan mungkin tidak ingin tau. Kehangatan yang dulu pernah ada dalam keluarga Wu menghilang setelah mommy Wu Fan meninggalkan mereka. Wu Xhang sangat terpukul dan marah hingga ia mengabaikan apapun miliknya, termasuk Wu Fan.
“ Mr!! Mr!!”
Wu Xhang yang baru saja pulang dari kantor menoleh pada sosok yeoja baya yang ia bayar untuk mengasuh Wu Fan. Yeoja itu berlari menghampirinya, terdapat kesedihan dan kekhawatiran yang memuncak di wajah baya bernama Selly tersebut.
“ What are you doing?”
“ cepatlah! Anda harus pergi ke RS sekarang juga!! Palli!!”
“ for what??? Slow..”
“ Miss. Woo, she – She..”
Wu Xhang membalik tubuhnya kesal, ia sangat tidak ingin siapapun mengusik nama yang selama ini ingin ia kubur dalam-dalam di dasar hatinya. Wu Fan yang baru saja datang menoleh pada Selly yang masih mencoba menjelaskan keadaan pada Daddynya.
“ Selly! Sudah aku katakan untuk tidak mengusik nama itu lagi dihadapanku!”
“ ta-“
Wu Fan mendekati Selly, Selly tersenyum memegang pundak Wu Fan.
“ young master..kau harus menjenguk Miss.Woo, jebal..waktunya tidak lama..please..”
“ apa yang ka-“
“ WU FAN! Kembali kekamarmu!”
Wu Fan kaget mendengar bentakan dari Wu Xhang, tapi ia tidak begitu perduli justru menyeret Selly keluar.
“ selama 11 tahun aku memendam rinduku pada mommy, dan sekarang aku bisa menemuinya kenapa aku harus mendengarkanmu??”
Suasana rumah sakit begitu lengang mengingat sudah begitu sore untuk jam berkunjung. Selly membawa Wu Fan menyelusuri lorong sepi rumah sakit dan berhenti di depan ruang ICU. Wu Fan ragu untuk membuka pintu, memang ia telah mendengar keadaan yeoja baya yang kini terbaring lemah di dalam ruangan itu. Kanker sumsum tulang belakang stadium 4 membuat yeoja itu tidak berdaya dan mengandalkan selang-selang yang terpasang antara tubuh dan mesin untuk menyambung hidupnya. Wu Fan mendapati seorang yeoja yang selama ini amat ia rindukan tengah tersenyum mengusap lembut rambut seorang anak kecil yang Wu Fan lihat sekilas seperti berumur 6 atau 7 tahun yang tertidur disamping nya. Yeoja itu, Woo Min Hyun tersenyum mendapati seorang namja yang tidak ia kenal masuk kedalam kamar rawatnya. Namja yang masih mengenakan seragam dan tas sekolah lengkap yang menatapnya tanpa berkedip dengan wajah begitu familiar namun ia tidak berani menyimpulkan jika anak itu mirip dengan mantan suaminya.
“ kau tersesat?? “
Wu Fan hanya menggeleng perlahan.
“ I am find my mommy..”
Meski lemah Min Hyun mencoba tersenyum.
“ who is her?? Aku bisa membantu untuk mencarikannya, aku sudah lama disini jadi kau tidak usah takut aku akan menipu mu..”
Wu Fan hanya menggeleng. Suara dan wajah Min Hyun masih sama seperti yang selalu Wu Fan ingat selama 11 tahun.
“ kau tampan sekali dengan seragam Canada high School..heem suatu saat aku juga akan menyekolahkan anakku di sana..”
Entah mengapa air mata yang selama ini Wu Fan bendung mengalir begitu deras dipipinya.
‘ Mom, this is me..’
“ Sung hyun yang malang..sejak lahir dia tidak pernah keluar dari lingkungan RS, ia selalu menemaniku disini..kau sangat beruntung, kau bisa sekolah dan bermain bebas diluar dengan teman-temanmu.. sedangkan Sunghyunku? Selama 11 tahun umurnya tidak pernah satu kalipun aku mengajaknya pergi meninggalkan RS ini..ia terpenjara di sini karna aku, karna mommy yang lemah ini..”
Wu Fan mengikuti pandangan teduh Min Hyun yang mengarah pada seseorang yang masih tertidur di samping ranjangnya. Wu Fan tidak mengerti dengan perasaan nya, ia ingin marah pada yeoja di hadapannya dan mengajukan semua pertanyaan yang ada didalam kepalanya yang sudah ia rangkai sejak yeoja itu meninggalkannya, terlebih pertanyaan yang muncul saat ia melihat seseorang yang Minhyun katakan sebagai anaknya.
“ dia tidak bersalah, tapi sepertinya semua akan menyalahkannya…ya suamiku dan hyungnya..”
“ hyung?”
Minhyun tersenyum mengangguk.
“ dalam bahasa korea Hyung sama dengan  brother/ gege di china..dan karna aku menamainya dengan nama hangul ia memanggil kakak laki-lakinya dengan sebutan Hyung..hem, aku bersalah pada suami dan hyung Sunghyun..aku meninggalka mereka berdua, hemm kalau mungkin aku bisa keluar dari sini aku ingin mengunjungi mereka sekali-kali. Aku yakin suamiku hidup bahagia bersama anakku..Wu Fan..nama Hyung Sunghyun adalah Wu Fan, Wu Yi Fan nama yang cukup tampan..aku kira ia sekarang sama sepertimu..akan tampan..”
Minhyun bingung saat mendapati Wu Fan menangis dan menubruk memeluknya. Wu Fan terisak keras memeluk Minhyun, entah apa yang Minhyun rasakan saat mendapati pelukan dari namja berumur belasan tahun tersebut.
“ Wu Fan..you must rememberi me! Mom!! I am Wu Fan your son!”
Mata Minhyun terbelalak, ia melepas pelukan dari Wu Fan dan menatap namja itu dari atas dan bawah, mata sayunya kini mengeluarkan liquid bening dan dengan lemah kembali memeluk Wu Fan.
“ hikz..jinca kau Wu Fan!?? Nae aegya?? Wu Fan manisku??”
Wu Fan hanya mengangguk dalam isakannya.
MinHyun tersenyum senang meraba wajah Wu Fan, anak yang selama ini sangat ia rindukan. Yang selama 11 tahun ia tinggalkan.
“ kau sudah besar dan amat tampan Wu Fan..”
“ jauh dari perkiraanmu kan?”
Ucapan datar dari Wu Fan dibalas senyuman hangat dari Minhyun, ia tau jika anak sulungnya itu marah padanya. Selama beberapa jam Wu Fan mengeluarkan semua amarah dan pertanyaannya namun hanya dibalas dengan senyuman dan kata maaf dari Minhyun. Hingga Wu Fan melihat jam yang sudah terlalu larut untuknya, ia memutuskan menginap dan meminta Selly untuk pulang. Ia tidur disamping kanan ranjang Minhyun
“ Wu Fan..”
“ hmm..”
“..saat Mom pergi, mau kah kau menjaga Sunghyun??”
“ tidak, karna kau tidak akan kemana-mana lagi..”
Minhyun tersenyum mengusap hangat rambut pirang Wu Fan.
“ bawalah Sunghyun melihat dunia..”
“ siapa dia? Aku tidak kenal dia..lagian aku membencinya! Dia pasti anakmu dan selingkuhanmu yang lahir saat kau meninggalkanku dan Daddy,kenapa tidak meminta selingkuhanmu itu merawat anaknya sendiri!?”
Wu Fan masih menyandarkan kepalanya pada ranjang empuk disamping tangan Minhyun, ia tidak ingin menatap wajah mommy nya yang sedang menghawatirkan orang lain. Minhyun tersenyum dan menarik sedikit rambut Wu Fan hingga Wu Fan mengaduh.
“ its Hurt! Mom!! Lose your hand!!”
Ringis Wu Fan. Minhyun tertawa lemah.
“ sebelum kau menyanggupi permintaan mommy, mommy tidak akan melepaskan rambutmu honey..”
“ ya! Hurt..yes I do!”
Setelah mendengar ucapan Wu Fan Minhyun tersenyum senang. Wu Fan mendengus kearah Sunghyun yang entah mengapa seakan tidak terusik oleh kebisingan yang Wu Fan dan Minhyun perbuat.
“ rasanya mommy beruntung memiliki waktu untuk menjahilimu honey..kau harus melindungi Sunghyun, anggap dia dongsaengmu..”
“ huh, kalau untuk melindungi mungkin tapi untuk menganggap dia dongsaengku? Huh! Jangan harap..”
“ kau pasti akan melakukannya..mommy yakin itu..ah..mommy lelah..tidurlah..mommy akan menyanyikan lagu yang dulu amat kau sukai..”
Wu Fan mengangguk, dalam tidurnya ia tersenyum bisa mendengar suara lembut Minhyun yang selalu ia dengar lewat tipe recorder kini nyata. Minhyun tersenyum melihat dua malaikatnya tengah tertidur lelap, ia menyelipkan 2 buah amplop kedalam tas sekolah Wu Fan. Nafasnya kini memburu, namun ia masih ingin mencium dua buah hatinya setelah itu ia kembali berbaring dan menutup matanya.
“ jaga Sunghyun..Wu Fan, Sung hyun..saranghaeyo..”
Matahari pagi mengusik seorang namja mungil yang masih terlelap dalam alam mimpinya.
“ mom..jam berapa??”
Ucap namja manis yang kini mengerjapkan matanya, ia melihat jam di atas meja di samping tempat Minhyun berbaring. Segera ia berjalan kekamar mandi untuk memberisihkan dirinya. Saat selesai mandi ia memiringkan kepalanya mendapati sosok lain kecuali mommynya yang ada didalam ruangan. Sunghyun mendekati anak itu dan mengguncang tubuhnya hingga Wu Fan terbangun, ia mendengus kesal saat mendapati seorang anak kecil membangunkan tidurnya. Matanya tertegun saat menyadari tangan yang semalaman ia peluk kini mendingin, Wu Fan melihat monitor pendeteksi detak jantung dan hasilnya sebuah garis lurus dilayar.
“ Mom..!! MOM!!!”
Sunghyun menatap Wu Fan speechless tidak lama ia langsung berlari sambil berteriak-terriak.
Wu Fan hanya bisa menatap sedih kearah gundukan tanah yang telah mengubur seseorang yang selama ini ia rindukan. Semua berjalan begitu cepat seakan tidak memperbolehkannya bernafas dengan senyum bahagia, tidak banyak yang datang menghadiri pemakaman Minhyun kecuali dokter dan suster yang telah lama bersama dengannya di rumah sakit. Wu Xhang menatap nanar pada gundukan tanah yang mengubur separuh hatinya, meski ia tidak ingin menghadiri pemakaman namun ia sadaar hanya saat ini untuk ia bisa bertemu dengan istri yang telah lama ia rindukan. Ia tidak perduli jika alasan Minhyun meninggalkannya karna istrinya menyukai namja lain dan memilih bersama dengan namja itu, ia tidak perduli karna ia sangat mencintai Minhyun.
Wu Fan memperhatikan seorang namja mungil yang ia ketahui bernama Sunghyun atau dokter-dokter selalu memanggilnya dengan sebutan Kevin sedang tersenyum sambil menaburkan bunga yang Wu Fan tau ia dapat dari perkarangan rumah sakit. Kevin tersenyum tanpa beban.
“ mom, kau bahagia ne? tenang saja, aku akan baik-baik saja..mommy jangan khawatir..”
“ Kevin, kau akan tinggal dip anti asuhan Santana, kau pasti akan bahagia disana..”
Ucapan seorang dokter sambil tersenyum mengusap rambut Kevin. Kevin mengangguk.
Wu Fan berjalan mengikuti Wu Xhang yang di papah Selly untuk pergi meninggalkan area pemakaman, beberapa langkah Wu Fan berhenti membuat Wu Xhang mengikutinya.
“ Wu Fan..kau sudah berjanji pada mommy..dan seorang namja tidak akan melanggar janjinya..”
Wu Fan mendongak kearah Wu Xhang.
“ Dad, Kevin dia adikku..”
“ mwo??”
“ dia anak mommy..dia tidak memiliki siapapun selain mommy..dad, bisakah dia tinggal dengan kita? Aku sudah berjanji untuk menjaganya..”
Wu Xhang hanya mengangguk dan kembali melangkahkan kakinya.
“ jika itu yang kau pinta..”
Wu Xhang menerawang kamarnya. Ia merasa begitu bodoh saat melepas orang yang ia cintai pergi dengan alasan yang sama sekali murahan, selingkuh. Wu Xhang tersenyum membayangkan wajah Minhyun.
“ kenapa begitu berat kau berbagi denganku? Kenapa disaat terahirmu kau mengijinkanku melihatmu..”
FlashBack—2 hari sebelum nya
Minhyun tersenyum mendapati mantan suaminya datang.
“ sudah lama tidak bertemu denganmu..”
“ kau mau apa? Aku banyak urusan Woo Min Hyun!”
Yeoja itu hanya terkekeh mendapati namja keturunan cina itu memanggil nama lengkapnya. Minhyun tersenyum memandang langit luar.
“ mianhe..”
“ untuk apa? Karna kau meninggalkanku bersama namja itu? Hah, lupakan saja..”
Minhyun masih saja tersenyum, ingin menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja pada namja yang masih amat ia cintai. Wu Xhang tetap diam, ia tidak ingin mengatakan apapun untuk saat ini, ia hanya ingin menikmati senyuman yang Minhyun berikan setelah 11 tahun berpisah. Minhyun menanyakan bagaimana kabar Wu Xhang dan Wu Fan dan hanya dibalas sekilas oleh Wu Xhang. Saat ingin berkata Tanya suara knop pintu terbuka terdengar dan menampilkan sosok namja kekar dengan seorang yeoja manis.
“ Noona, istriku yang cantik ingin bertemu de- Wu Xhang ge?”
Wu Xhang menatap namja keturunan China didepannya dengan pandangan tidak percaya. Namja yang ia ingat membawa pergi Minhyun dan mengatakan bahwa ia mencintai Minhyun.
Hankyung tertegun mendapati suami dari Minhyun sedang menatapnya dengan api kemarahan yang membara.
“ aiss, sudah cukup kau memandangi suamiku Wu Xhang-ssi..dan aku kira sandiwara suamiku dengan Minhyun sudah selesai. Ya Minhyun aku atau kau yang ingin menjelaskan pada namja ini??”
Minhyun hanya tersenyum, kesadarannya mulai mengambang jika yeoja cantik itu tidak berlari menangkap tubuhnya untuk berbaring mungkin Minhyun sudah tergeletak di lantai. Wu Xhang tidak percaya dengan apa yang ia lihat, namun sekedar ia tau Minhyun tampak begitu rapuh.
“ kejadian 11 tahun yang lalu..saat aku membawa Minhyun noona pergi semua sandiwara, semua yang ia katakan tentang kami adalah bohong..kami tidak ada hubungan apa-apa selain suami dari dongsaeng iparnya. Ia pergi dari kalian karna tidak ingin menjadi beban untuk kalian, dia didiagnosis menderita kangker sumsum tulang belakang dan ia tidak ingin kau melihatnya lemah..ia begitu bodoh untuk memintaku mengabulkan semua permintaannya sebagai imbalan ia mau dirawat di RS…”
FLASBACK OF---
Suasana sarapan begitu ramai, tidak seperti biasanya.
Bahkan Wu Fan yang biasanya malas bangun untuk sarapan bersama harus terbangun dan mencuci mukanya. Saat ingin turun ia berpapasan dengan Wu Xhang , ke duanya hanya saling sapa singkat meneruskan jalan ketempat sarapan mereka. Keduanya masih menatap miris kearah seorang namja mungil yang sedang memukul-mukul boneka pigeon yang melebihi tinggi tubuhnya.
“ dia sedang apa? “
Tanya Wu Xhang.  Selly tersenyum.
“ dia kesal karna saat bangun ia tidak melihat Miss.Woo, tadi dia menangis karna itu dan sekarang setelah aku memberiikannya boneka Piggeon ia melampiaskannya pada boneka itu..”
“ Manja!”
Komentar Wu Fan membuat Selly menoleh,
“ kalian berdua tampak sama..hehe”
“ Wu Fan, kau bilang dia adikmu kan? Jadi jangan cemburu padanya..”
“ kau sendiri? Bukannya gara-gara dia mommy meninggalkan kita?”
Wu Xhang terdiam, karna hanya itu yang dapat ia lakukan. Ia sudah berjanji untuk tidak mengatakan apa-apa pada anak sulungnya tentang perihal kepergian Minhyun 11 tahun yang lalu, karna Minhyun memohon untuk membiarkan anak sulungnya itu membencinya sampai ia tau mana yang harus ia percayai. Wu Xhang menatap seorang anak namja bertubuh mungil yang menyeret boneka pigeon besar kearah meja makan.
“ hufft..capek..ah, Annyeong ajjusi..hyung..”
Kevin membungkuk dan melempar bonekanya kesembarangan arah membuat Wu fan dan Wu Xhang speechless karna mendapati Kevin sudah menarik keduanya mendekati meja makan.
“ ini Kevin yang masak!! Untuk ajjussi dan hyung..silahkan di makan..”
Wu Fan dan Wu Xhang menatap Selly, Selly tersenyum dan mengangguk.
Perlahan Wu Xhang memasukkan makanan yang ada didalam piringnya, entah apa yang ia rasakan air matanya langsung mengalir, ia menatap Kevin yang masih terlihat khawatir.
“ apa tidak enak dad??”
Wu Xhang menggeleng dan langsung memakan makanannya dengan lahap, ia tidak oerduli dengan air mata yang terus mengalir di pipinya yang ia tau, ia merindukan masakan dihadapanya. Wu Fan menoleh pada Kevin yang berdiri sambil memeluk boneka pigeon yang entah sejak kapan berada di dalam dekapannya.
“ Wu Fan, kau bilang ingin sekali merasakan masakan mommymu kan? Kau bilang ingin merasakan betapa lembutnya masakan yang mommymu berikan yakan? Makanlah..dan kau akan merasakan masakan yang selalu mommymu buatkan..”
“ what?”
+
+
+
Beberapa tahun kemudian.
Kevin terbangun saat sebelum alarm kesayangannya berbunyi, namja berumur 16 tahun itu berjalan sambil menguap kecil menuju kekamar mandi. Setelah selesai mencuci mukanya ia bergegas kedapur dan mencoba memasak sesuatu untuk mengawali harinya.
“ Kriisss ge!!!! Palliwa bangun!!”
Teriaknya setelah dua piring nasi goring tersaji di atas meja makan.
“ aiss, brisik!”
Umpatan seseorang yang Kevin panggil Kris ge itu membuatnya tersenyum. Wu Fan atau yang selalu Kevin panggil Kris itu duduk diseberang meja, namja yang selama 4 tahun terahir bersamanya itu masih saja terlihat dingin.
“ Ge, apa kampus baruku akan bagus seperti di Canada??”
“ ya, kau yang merengek untuk pindah kesini kenapa tanya padaku??”
Ucapan dingin Kris hanya di angguki oleh Kevin.
“ Ge, kita satu wilayaha kan??”
“ aiss, kau satu kampus denganku jadi jangan tanya-tanya lagi..dan makanlah sarapanmu!”
Sebenarnya Kriss tidak seratus persen menyalahkan Kevin yang mengajaknya pindah ke Korea, terlebih setelah kecelakaan yang menimpa Wu Xhang yang membuat kedua namja itu menjadi yatim piatu membuat Kriss ingin membuang semua masa lalunya. Dan Kriss cukup umur untuk mengetahui bahwa Kevin adalah dongsaeng kandungnya semenjak Kevin mencoba menolong Wu Xhang yang butuh donor meski pada ahirnya terlambat.
Kriss memandangi Kevin yang sedang asik membuat bekal untuk keduanya, melihat namja berumur 16 tahun itu sekilas semua orang akan berpikir dia berumur 12 tahun karna manisnya. Kriss terkekeh sambil menggeleng.
“ Wae?”
“ ani, cepat kalau tidak ingin terlambat..”
Kevin mengangguk dan bergegas.
INHA university terasa sangat lengang saat keduanya berjalan memasuki ruangan administrasi. Seorang yeoja cantik berumur dibawah 30 tahunan tersenyum manis mencubit pipi Kevin gemas. Jika tidak ada Kriss wajah manis Kevin tidak akan selamat.
“ hehe, sudah lama sejak aku berkunjung kesana..kau masih saja imut-imut!”
“ yaaa..ajumma..appoh..”
Yeoja bertagname Park Jung Soo itu tersenyum sekilas langsung mencium pipi Kevin, saat ingin mencium Kriss ia berhenti dan memandang Kriss.
“ boleh??”
Kriss hanya diam tidak tau harus berbuat apa, ia tau jika Jung Soo adalah sepupu dari eomanya namun ia tidak begitu dekat karna memang tidak pernah bertemu hingga pemakaman Wu Xhang.
Setelah basa-basi Jungsoo mengantar Kevin ke kelasnya. Setelah yakin ia meninggalkan Kevin di kelasnya dan berjalan beriringan dengan Kriss.
“ senang melihat kalian disini, Minhyun eoni sering bercerita padaku banyak hal tentang kau saat kau baru lahir..”
Kriss mengangguk sopan.
“ nah ini kelas pertamamu..aku harap kau segera bisa beradaptasi dengan penghuni kelas..”
Jungsoo tersenyum melambaikan tangannya pada Kriss. Setelah seorang keluar dari dalam kelas, LeeJoon tersenyum menyuruh Kriss masuk. Suasana kelas mulai tenang saat namja tampan tadi melambaikan tangannya mencoba mendiamkan kelas.
“ kita punya teman baru, nah silahkan kau perkenalkan dirimu..”
Kriss mengangguk.
“ I am Kriss-Wu nice to meet you..”
Ucapan perkenalan singkat dari Kriss menambah suasana menjadi tak terkendali. Banyak yeoja yang berdecak kagum karna sikap cool nya, dan dengan penuh charisma ia berjalan menuju bangku disamping namja manis bernama Xi Lu Han sesuai interuksi dari Leejoon songsaenim. Luhan tersenyum mengangguk saat Kriss duduk disampingnya.
Dua jam pelajaran membuat otak Kriss sedikit bergidig nyeri, bagaimana mungkin ia akan menghadapi mata kuliah yang membosankan dengan kalimat-kalimat yang beberapa ia ketahui. Meski menguasai 4 bahasa dengan benar dan fasih, Kriss tidak pernah menggunakan bahasa hangul kecuali dengan Kevin dan itupun akan ia campur dengan bahasa Mandarin dan inggrisnya. Saat jam istirahat Kriss keluar, di ikuti yang lainnya.
“ Hei Kriss, kita menunggu di kantin yuk..”
“ ne???”
Merasa Kriss bingung, ke empat namja di depannya itu tersenyum.
“ kenalkan, namaku Zhang Yi Xing, atau kau bisa memanggilku Lay aku keturunan cina korea hehe..”
Ucap seorang namja manis dengan topi yang dimiringkan.
Seorang dengan senyum maskulin tersenyum dan mengulurkan tangannya.
“ jangan kaku begitu haha, aku Kim Joon Myun. Kau bisa memanggilku Suho dan aku pacar Lay jadi jangan pernah berpikiran untuk mendekati Lay ku..”
“ mwo?”
Kriss memiringkan kepalanya bingung dengan apa yang Suho katakan, hanya Luhan yang mengangguk-angguk mencoba menjelaskan padanya dengan bahasa mandarin. Kriss yang sudah mengerti menatap kedua namja itu dengan tatapan datar.
“ Lay Hyuuuuung!!!! Lay Hyuuuuuuuung!!!”
Suara teriakan menginterupsi wajah merona Lay, semua mengarahkan pandangan kearah dua namja yang berlari mendekati mereka. Lay menatap mereka dengan tatapan bosan, ia tau jika dua orang itu meneriakan namanya dengan lari-lari pasti ada yang terjadi. Seorang namja bertubuh tinggi terengah-engah mendekat , Park Chan yeol. Di belakangnya seorang dengan tubuh yang lebih pendek dari pada Chanyeol mengikuti, Do Kyung Soo.
“ ada apa?”
“ Tao, ge! Tao berkelahi dengan murid baru!”
“ Aiss, apa lagi sih yang manusia panda itu lakukan? Dimana??”
“ ikut aku!”
Lay mendesah dan berlari mengikuti Chanyeol dan Kyung Soo. Kriss yang merasa mendengar namja pendek yang melapor membawa-bawa kata murid baru langsung ikut  teman barunya ketempat kejadian.
Kevin tersenyum sambil mengayunkan pedang kayu yang ada di tangannya, mencoba menyerang namja china dihadapannya. Tidak ada yang mengalah diantara keduanya, seakan menikmati pertarungan mereka keduanya tidak sadar jika arena lapangan basket tersebut sudah dipadati anak-anak yang tadinya tidak sengaja menonton dan kini menyoraki keduanya bahkan beberapa ada yang bertaruh. Lay muncul dari pintu samping bersama teman-temannya, ia melirik pada namja pigeon yang melihatnya takut-takut.
“ Huang Zi Tao!!! Berhenti!!”
Tao yang merasa namanya dipanggil, ia menghentikan acungan pedang kayunya kearah Kevin dan tepat Kevin pengenai kepalanya. Saat sedang berjingkrak ria Kevin melihat Kriss dibelakang namja yang memanggil nama lawannya dengan keras. Dengan sekali Tao membalas kelakuan Kevin. Membuat Kevin meringis dan menoleh padanya.
“ kau ini preman atau apaan sih panda!? Gege sudah pusing menerima surat peringatan dari universitas karna kelakuanmu itu!”
gege..”
“ aku tidak mau tau, kau melanggar janjimu untuk tidak berkelahi lagi..dan kau Eli!”
Seorang namja muncul dari kerumunan, ia mendesah dan mencoba menjelaskan apa yang terjadi tapi tetap saja di potong oleh Lay.
“ ge-“
“ kalian berdua benar-benar membuatku marah! Aku akan meminta appa untuk mendeportasi kalian ke China!”
Tao dan Eli kaget, di deportasi keChina? Keduanya menggeleng. Masa-masa kelam di china membuat dua namja berbeda umur itu menggeleng memninta waktu untuk menjelaskan keadaannya. Namun sepertinya keduanya tidak memiliki kekuatan untuk melawan namja cantik bernama lengkam Zhang Zi Xing tersebut. Kriss maju dan menatap Kevin, yang meringis.
“ bisa kau jelaskan apa yang terjadi Kevin Woo?”
Ucapan datar dari Kriss membuat beberapa namja disana menatapnya tidak percaya. Lay menoleh kearah Kriss yang sedang menatap seorang namja manis yang tersenyum sambil mengusap perlahan kepalanya.
“ persiapan lomba ge..dia mengajariku..”
“ lomba??”
Lay mengguman sedikit. Eli mengangguk,
“ dia mahasiswa baru dikelas kami, kau ingatkan kalau minggu depan akan ada vestifal olahraga angkatan 1 kan? Nah, kelas kami menyiapkan segalanya entah itu atletik atau yang lainnya. Dan saat dia mengatakan bahwa dia pernah ikut pelatihan bela diri ahirnya songsaenim Jung menyuruh Tao mengajarinya..jangan salah paham dulu..”
Lay menoleh kearah Kevin yang mengangguk-angguk.
Suasana kantin terasa begitu ramai saat semua flawers boy berkumpul ditambah dengan dua tambahan baru membuat mahasiswa-mahasiswa kecentilan berlalulalang. Chanyeol yang memang ramah membalas salam mereka beberapa kali sebelum ia capek dan hanya tersenyum. Namja-namja tampan berkumpul menghiasi pemandangan indah disiang hari.
“ huuft, hampir saja Lay-ge mendrportasiku..huhu..”
Eli memperhatikan Kevin yang sedang sibuk tersenyum sambil memutar-mutar sendok di dalam gelas jusnya, Eli tersenyum saat melihat bagaimana tiba-tiba memanyunkan wajahnya saat mendapati jus di dalam gelasnya habis. Kriss yang tidak sengaja melihat tatapan Eli kearah Kevin melirik sebentar kemudian menyodorkan gelas jusnya yang sisambut gembira Kevin. Dapat Kriss lihat perubahan wajah Eli yang berbeda. Saat mengangkat wajahnya ia mendapati seorang memandangnya tanpa berkedip, pertama ia tidak sadar jika Kriss yang dilihati namun tidak ada orang lain di belakang Kriss.
Kriss yang merasa di pandangi langsung pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
 Sehun tersenyum kearah Luhan yang memijit pelipisnya mendapati Lay masih mewanti-wanti Eli dan Tao. Kiseop terkekeh pelan matanya masih tertuju pada Eli yang cemberut. Tao menoleh kearah Eli dan mendengus kesal,
“ kau tidak menolongku Hyung!”
“ aiss, kau tau sendiri Lay gege mu itu seperti apa?”
“ tapi setidaknya si Angelic face menyelamatkan kita dari serbuan Zhang Yi Xing itu..”
Gumanan Eli membuat Tao dan Kiseop mengerutkan keningnya lalu menatap Kevin yang masih menikmati Jus dari gelas Kriss. Chanyeol menatap Eli kaget.
“ hyung? Kau mengatakan apa tadi?? Mworago?”
“ eh??? Ani, ah..sepertinya hari ini cerah sekali..”
Eli langsung ngacir dari pandangan chingu-chingunya, ia merutuki gumanannya yang sepertinya terdengar jelas oleh yang lain. Hoon dan Aj hanya menggeleng melihat rekan sejawat mereka yang mengatakan hari cerah, padahal jika dikatakan hari ini adalah petang suasana sudah mendukung meski itu masih jam 10 pagi.
“ kurasa saudara kembar Aj hyung sudah mulai tidak waras..”
Komentar Baekhyun diangguki semangat oleh Aj. Tao hanya bisa menggeleng melihat Aj yang tenang-tenang saja mengetahui tingkah laku hyung biologis nya. Semua yang baru mengenal Aj pasti tidak akan percaya jika ia adalah saudarakembar Eli, kembar?? Ya keduanya kembar, mirip??? Sama sekali tidak ada mirip-miripnya, keduanya sama sekali tidak terlihat memiliki hubungan lain kecuali teman sekampus dan sekelas meski pada kenyataannya mereka sangatlah dekat. Bahkan Eli bisa merasakan apa yang Aj rasakan meseki itu bertentangan dengan suasana hatinya. Tao pun dulu sempat menyangsikan kebenaran jika keduanya kembar saat  Eli dan Aj harus tinggal dirumahnya di china karna keperluan bisnis kedua orang tuanya. Meski mereka memiliki hubungan darah dengan keluarga Huang, terlihat ketidak dekatannya Aj dengan dua namja China yang tinggal di rumahnya ( Lay dan Tao ).
Kevin tersenyum saat Tao memberiikan buku catatannya, beruntung Tao seornag yang rajin mencatat.
“ gomawo..”
Tao mengangguk.
Hoon duduk di bangkunya didepan Kevin dan Tao yang memang sebangku, ia melihat sekeliling dan tersenyum saat mendapati bangku di sebelah Kevin dan Tao kosong.
“ mereka berdua belum kembali??”
“ belum, Dongho tsedang membujuk namja jelek itu untuk minta maaf tsama Kyungtsoo hyung..”
Ucap Sehun. Hoon mengangguk mendengar ucapan cadel dari Sehun. Sehun adalah namja tampan yang berumur sama dengan orang yang ia tanyakan, Dongho.
“ memang siapa yang kalian maksud??”
Tanya Kevin.
Hoon tersenyum pada Kevin yang sedang menulis dan menatap mereka ingin tau.
“ nanti kau akan tau,hehe..”
Tidak lama suara rebut-ribut terdengar dari luar kelas seorang namja imut sedang mengikuti namja berkulit tan masuk kedalam kelas dengan permintaan yang tidak jelas.
“ berhenti menggangguku Shin Dong Ho! Aku tidak bersalah!”
“ YAA!”
Namja berkulit tan itu tidak perduli dengan teriakan Dongho dan langsung duduk di samping kiri Kevin, Sedangkan Dongho hanya mendengus langsung duduk di samping kanan Tao yang menatapnya iba. Menurut Dongho membujuk namja berkulit tan tersebut sama dengan membujuk eomanya untuk tidak pergi berbelanja dan itu mustahil. Ia memasang wajah memelasnya kearah Tao yang hanya di hadiahi cengiran tidak berarti dari namja China penggila bela diri itu.
“ Kai…”
Namja dengan panggilan Kai itu hanya menggelengkan bahunya.
Kriss berjalan perlahan menuju kelasnya yang mungkin sudah terlalu terlambat untuk mengikuti jam pelajaran, namun namja tampan berwajah datar itu terlalu tidak perduli tatapan tidak suka yang Dosennya berikan.
>>> Kriss Pov <<<
Aku berjalan memasuki ruang kelasku dimana seorang dosen tengah mengajar, ia menatapku dengan pandangan tidak suka dan menyuruhku untuk tidak mengulangi perbuatanku lagi dan aku sama sekali tidak perduli. Aku duduk disamping seorang namja yang aku bilang dia lumayan cantik untuk menjadi seorang namja dan yah memang benar yang ku katakan, karna seseorang pasti akan langsung mengakuinya dia namja cantik dengan tampang berbinar-binar.
Semua berputar begitu membosankan, keputusanku mengikuti keinginan Kevin tidak merubah apapun. Tidak ada yang menyenangkan kecuali melihat dongsaeng kecilku itu tersenyum riang menyambut semua chingu barunya. Kevin?? Ya jika mengingat bagaimana dulu Kevin seorang namja kecil yang tertidur disamping tangan mommy ku dengan usapan lembut dari yeoja yang selama 11 tahun meninggalkanku aku membencinya! Aku menganggap namja mungil itu sebagai dalang dari semua yang menimpaku selama 11 tahun itu, namja mungil yang mommyku titipkan dengan sebuah senyuman di ahir  sisa nafasnya, dialah Sung Hyun. Saat terahir aku melihat mommyku terkubur aku menangis dan berteriak tidak terima pada NYA, aku masih ingin melakukan banyak hal dengan yeoja yang ku sebut dia sebagai mommyku namun IA memanggil yeoja itu ke sisi NYA. Kau tau apa yang dilakukan namja mungil yang mommyku titipkan padaku? Dia tersenyum menaburi bunga-bunga di atas gundukan tanah yang memisahkan kami dengan jasad mommy, aku sempat menatapnya marah namun Selly ajumma mengatakan untuk menahan emosiku. Aku tidak perduli saat seseorang memanggil Sunghyun untuk membawanya pergi kepanti asuhan, akupun berjalan mengikuti daddy berusaha tidak perduli dengan janji yang pernah aku buat dengan mommy tentangnya hingga aku melihat mommyku tersenyum memintaku untuk menjaganya.
Waktu berjalan cepat dan semua berjalan tidak beraturan, dan tidak terkendali membawa emosi yang begitu dalam. Meski aku membawa Sunghyun atau yang sekarang biasa aku panggil Kevin itu kerumahku, tidak banyak yang aku lakukan padanya bahkan hingga 2 tahun aku masih menyalahkannya yang ku anggap dia anak haram dari mommyku dengan namja yang membawa eomaku pergi. Dan saat kematian Daddy, Selly mengungkapkan semuanya. Semua hal yang membuatku tiba-tiba membenci diriku sendiri. Membenci diriku yang selama 18 tahun umurku saat ini menyalahkan kepergian mommy dengan orang lain, menyalahkan seorang yang pergi dengan mengaku mencintai orang lain yang pada kenyataannya adalah mommy pergi karna ia tidak ingin menjadi beban untuk daddy dan aku. Tidak ingin kami melihatnya sakit dan lemah, ia terlalu menghawatirkan kami yang nantinya akan lebih sakit saat melihatnya terbaring di rumah sakit. Aku bodoh karna percaya kata-katanya yang membenci daddy dan aku, aku bodoh tidak pernah mencari tahu tentangnya. Dan yang membuatku semakin membenci diriku sendiri adalah aku tidak ada disampingnya saat dia membutuhkan teman, hanya Kevin. Namja kecil yang ku temui tengah tertidur disamping ranjang pesakitan yang membuatnya berbaring. Namja yang ku kira berumur 6 tahun dan anak hasil perselingkuhannya bahkan aku menyindirnya dengan ucapan sinis dan dingin. ‘ Anak harammu cukup tau diri untuk tidur disaat aku kemari..’ dan saat aku tahu bahwa namja manis yang ku kira berumur 6 tahun itu ternyata berumur 11 tahun dan dia benar-benar dongsaengku aku menyesal sungguh menyesal mengatakan itu pada mommy. Selly menceritakan semua hal yang membuatku takut, ya aku takut jika mommy hanya menganggap Kevin sebagai anaknya karna hanya dia yang 11 tahun selalu bersamanya, bahkan Selly mengatakan sering mendekap namja mungil itu saat ia menjerit melihat mommy lemah dengan keadaan penyakitnya. Seorang anak yang besar dan selalu tinggal dirumah sakit selama 11 tahun..kini aku mengerti mengapa mommy memintaku membawa Kevin melihat isi dunia, ya..karna selama ia hidup dia hanya melihat bagaimana mommy menangis dan menjerit kesakitan. Yang ia tahu hanya perasaan khawatir dan khawatir.
“ Kriss! Kriss! Kau melamun??”
Sebuah tepukan membuyarkan ingatanku tentang kehidupanku. Ku lihat Suho tersenyum sambil membawa tasnya, ah- ternyata lamunanku mengusir kejenuhan dengan dosen yang tadi. Aku mengangguk.
“ wae? Kau ada masalah kami akan membantumu jika kau mau..”
Ucapan Chanyeol membuatku menggeleng.
Sudah hampir satu bulan aku pindah dan belajar di kampus ini bersama namja-namja yang menurut Kevin unik ini. Dan mereka memang unik dengan segala tingkah laku mereka yang sering tidak terkendali dan tidak jelas.
“ mau ikut melihat festival olahraga tidak??? Meski aku kesal karna si panda menjadikan ajang ini sebagai balas dendam karna aku melarangnya berkelahi tapi aku ingin melihat dan menyemangati dongsaeng pandaku itu..”
Ucap Lay.
Semua mengangguk setuju dan menunggu reaksiku. Tidak membutuhkan waktu lama untuk kami tiba di gedung olahraga, mataku langsung menemukan apa yang ingin ku lihat - Senyum Kevin, dongsaengku. Dia tersenyum saat mengalahkan lawan-lawannya dan dengan gaya imut dan polosnya ia membantu lawan-lawannya kepinggir lapangan. Kata Daddy kelakuannya yang sedang seperti itu sama dengan kelakuan mommy. Ku lihat seorang duduk di sampingku, Luhan tersenyum datang bersama seorang namja yang ku kenal bernama Sehun dan Dongho mereka satu kelas dengan Kevin.
“ sepertinya akan seru, pertarungan anak panda dengan anak ikan..hehe Sehun kau pilih dukung siapa??”
“ tidak tau, Tao dan Kepin tsama-tsama chingu kita..”
Perkataan Sehun hanya diangguki oleh Dongho.
Aku melihat bagaimana Kevin berusaha melawan Huang Zi Tao, yang baru-baru ini aku tau bahwa dia saudara tiri darai Lay. Pantas dia memiliki nama yang berbeda dengan Lay, dan yang ku lihat bagaimana Lay amat menyayangi Tao. Jujur aku iri pada Lay yang bisa menyalurkan kasih sayangnya pada Tao meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah sedangkan aku? Tidak pernah sekalipun aku berkata lembut pada Kevin meski sekarang aku tau dia benar-benar dongsaengku.
Kevin berjuang melawan Tao dengan semua keahlian yang ia miliki, ah aku ingat saat bagaimana aku hanya bisa melihat tanpa membantu sama sekali saat Kevin dibully teman-temannya dulu. Aku melihatnya babak belur dengan tangis yang ia tahan namun aku sama sekali tidak bergerak untuk membantunya justru aku menyeringai hingga daddy menyuruhnya mengikuti latihan beladiri.
‘BRUKK’
Mataku terbelalak saat mendengar suara seseorang terbanting kuat. Semua isi ruang olahraga terdiam, aku bisa melihat Kevin terkapar. Nafasnya sedikit tersengal,’ ani!’.
“ Kevin?? Gwacana??”
Dapat ku dengar seorang wasit menanyai keadaan Kevin, setelah mengumumkan pemenangnya beberapa orang masuk termasuk aku yang benar-benar khawatir terhadapnya. Ku tarik seseorang yang berusaha menolongnya- Tao dan mendorongnya menjauh dari Kevinku.
“ Kevin!! Kevin!!”
Dapat ku lihat ia membuka matanya sekejap dan tersenyum sebelum ia pingsan.
Panik, itulah yang terjadi padaku. Sudah cukup aku kehilangan mommy dan daddyku dengan menyedihkan, sudah cukup! Aku tidak ingin kehilangan Kevin dongsaengku satu-satunya. Ku bawa ia ke rumah sakit terdekat.
“ bagaimana keadaanya dok??”
“ tidak ada yang serius, hanya luka lebam yang paling dua hari hilang..”
Aku mengangguk dan memasuki ruang inap Kevin, ku lihat Kevin sudah sadar dan sedang memandang keluar jendela. Aku tau ia sadar aku memasuki ruangan itu namun ia tidak menoleh.
“ kau, lain kali tidak akan ku ijinkan kau bertarung lagi..”
Ucapku dingin. Kevin hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya, aku duduk sambil mencari kesibukan dengan mengupas sebuah apel untuknya. Aku ingat dia suka sekali dengan buah ini bahkan jika sedang kumat kegilaannya dia akan membeli banyak buah apel dan bisa menghabiskannya dengan hitungan menit.
“..aku selalu bermimpi mengajak mom keluar meski hanya sekedar berjalan-jalan di taman rumah sakit..”
Ucapan lirih itu membuatku menghentikan aktifitasku. Aku menatapnya, wajahnya sungguh sendu. Wajah kesepian dan kesakitan yang selama ini tidak pernah aku lihat di wajah cantiknya, aku kaget saat melihat air matanya sudah membasahi pipinya.
“..mom selalu bilang suatu hari akan mengajakku pergi melihat akuarium di seoul bersama hyung dan daddy..”
“ Kevin-“
“ dia berjanji tidak akan meninggalkanku sendirian, dia berjanji akan menemaniku terus bahkan hingga aku memiliki cucu nantinya..dia bohong hyung..dia membohongiku..”
Ku dengar sebuah isakan lirih keluar dari bibirnya. Ku taruh pisau dan appel
“ selalu setiap aku berulang tahun aku berdoa untuknya, aku tidak pernah berharap mainan atau apapun yang aku inginkan hanya bisa bermanja di dalam pelukannya tanpa berpikir dia akan kesakitan atau akan membahayakan nyawanya, aku ingin dia sembuh dan menepati janjinya..jangankan bisa bermanja, melihat senyumnyapun aku tak bisa hyung..”
“ Kevin..”
Dia terus mengatakan bagaimana keinginan yang selalu terpendam dalam dirinya.
“ she’s liar!! Dia mengingkari janjinya untuk pergi jalan-jalan, ia mengingkari janji untuk selalu disampingku! Untuk selalu menjagaku! Untuk tidak membiarkan ku sendiri..dia jahat! Dia-“
‘PLAKK’
Sebuah tamparan menghentikan ceracauannya, ia menatapku yang masih shock dengan apa yang aku lakukan. Matanya, mata yang teduh itu terlihat begitu lemah.
“ Kevin..?”
Kevin hanya tersenyum sambil menunduk menahan isakannya, aku hilang akal hingga aku memeluknya erat mencium puncak kepalanya untuk menyalurkan rasa sayangku padanya. Rasa takutku kehilangan sesuatu yang berharga lagi.
“ cukup, aku tau kau begitu menderita..aku tau..mianhe, mianhe selama ini tidak melihatmu…”
“ hy- hikz –hung..”
“ menangislah, gwacana.. aku ada disini, aku akan selalu menemani dan menjagamu..aku akan membuktikannya..”
Lama Kevin terisak hingga terdengar sebuah deruan nafas teratur di telinga ku. Kevin tertidur dalam tangisnya. Entah mengapa perasaanku menjadi lebih tenang setelah mendengar ia menangis dan menceracau tentang keinginannya yang tidak lebih hampir sama denganku dulu. Aku terus mengusap punggung nya perlahan sambil terus mencium puncak kepalanya.
‘CKLEKK’

>>> Tao Pov <<<
Aku cemas mengingat teman sebangku ku terkapar tadi. Aku terus berlari meninggalkan kampus saat Lay-ge mengatakan dimana ia dirawat dan tidak perduli teriakan Lay-ge dan chinguku yang lain jika masih ada pertandingan lain yang membutuhkan tenagaku, aku khawatir pada chingu sebangku ku itu hingga membawaku berdiri di depan pintu ruang rawat. Nafasku memburu karna aku berlari kerumah sakit ini yang jaraknya tidak jauh dari kampus dan yang membuat nafasku serasa sesak aku berlari naik tangga ke lantai 5 gedung ini. Ku atur nafasku perlahan dan siap membuka pintu..
‘PLAKK’
Sebuah tamparan menghentikan langkahku untuk membuka pintu lebih lebar lagi.
“ Kevin..?”
Dapat kulihat seseorang memunggungiku dan ku lihat Kevin yang tersenyum sambil menunduk menahan isakannya. Tidak begitu lama otakku untuk memproses siapa namja yang kini memeluk Kevin erat  sambil  mencium puncak kepalanya, seperti ada rasa takut kehilangan sesuatu yang berharga lagi. Aku menekan sesuatu yang aneh dalam diriku, dadaku sakit melihat ini.
“ cukup, aku tau kau begitu menderita..aku tau..mianhe, mianhe selama ini tidak melihatmu…”
“ hy- hikz –hung..”
“ menangislah, gwacana.. aku ada disini, aku akan selalu menemani dan menjagamu..aku akan membuktikannya..”
Lama Kevin terisak hingga terdengar sebuah deruan nafas teratur di telinga ku. Kevin tertidur dalam tangisnya. Sungguh! Aku merasa sesuatu yang salah dalam diriku, sakit yang teramat dalam dadaku saat melihat Kriss-ge mengusap punggung nya perlahan sambil terus mencium puncak kepala Kevin.
‘CKLEKK’
Aku melepaskan peganganku pada ganggang pintu, ku lihat Kriss-ge menoleh kearahku dan untuk beberapa lama ia membaringkan tubuh Kevin.
“mian, aku tidak bermaksud mengganggu..aku ha-“
“ it’s okay, come here..”
Langkahku terasa begitu pelan saat melihatnya sekali lagi mencium kening Kevin. Kriss-ge duduk sambil mengupas sebuah appel dan menyodorkannya padaku.
“ mian, karna kesalahanku Kevin ha-“
“ it’s enough, want try it?”
Kriss-ge menyuruhku membuka mulutku dan menyumpalnya dengan buah appel yang lumayan cukup besar untuk ku telan bulat-bulat.
“ mian, karna tadi telah mendorongmu..tidak seharusnya aku melakukan itu meski dalam keadaan khawatir sekalipun..”
Ucapnya dingin.
Aku harus menghela nafas karna sama sekali dia tidak memberiiku waktu untuk berbicara banyak.
“ arraso, aku juga a-“
“ Lay mengatakan kau terlalu khawatir, gwacana Kevin baik-baik saja..”
Aku harus mengerjapkan mataku beberapa kali untuk mengingatkan bahwa namja di depanku ini tidak mengijinkanku untuk menyelesaikan ucapanku.
Ku langkahkan kakiku perlahan memasuki sebuah rumah yang cukup besar, aku masih kesal dengan kelakuan Kriss-ge yang tidak membiarkanku berbicara. Dan aku masih bingung apa yang membuatku merasa dadaku sessak dan sakit tadi, bahkan sebelum pulang aku sempat mengecek keadaan jantungku dan aman, tidak ada yang salah dengan jantung dan hatiku?
“ Aigoo- Baby Panda eoma sudah pulang..”
“ anyeong eoma..”
Seorang yeoja mungil paruh baya mendekatkan dirinya padaku dan mengecupku singkat. Aku tersenyum melihat yeoja ini memanjakanku lebih seperti anak kandungnya. Ya dia Kim Ryeowook, atau yang selalu aku pannggil eoma. Dia adalah eoma Kim bersaudara, ya Eli  atau Kim Kyung Jae dan Kim Jae Seop atau biasa di panggil AJ keduanya adalah saudara sepupuku.
“ Aj bangunkan Eli untuk makan malam..”
“ ne. Zi Xing –ge..”
Aj-ge langsung beranjak dari tempat duduknya bersama Appanya yang sedang menikmati siaran televise, hah dua orang itu memiliki kebiasaan yang sama suka dengan berita diTV. Aku pamit kekamarku untuk mandi dan bergantian.
Suasana makan malam selalu saja ramai dengan ocehan eoma yang ingin sekali melihat pacar Lay-ge. Ya semua sudah tau jika Lay-ge berpacaran dengan namja dan sepertinya tidak ada yang keberatan baik itu Appa atau Eoma keduanya hanya mengangguk-angguk menyerahkan masalah itu pada kami sendiri.
“ ah, Tao bagaimana keadaan Kevin??”
Aku mengarahkan pandanganku pada Eli, huh- aku lupa menceritakan tentang namja pigeon ini. Hem meski dia berumur sama seperti Aj-ge dia tidak mau aku memanggilnya dengan sebutan gege atau hyung, aku tidak tau alasannya tapi aku tidak begitu perduli dan namja pigeon ini terang-terangan mengatakan dia menyukai chinguku itu, dia menyukai Kevin.
“ dia baik-baik saja, dan harus ku katakan padamu. Kau harus bersiap patah hati karna Kriss-ge tidak akan membiarkanmu mendekati Kevinnya..”
“ Mwo?? Kriss??”
Tanya Lay-ge. Aku mengangguk dan menceritakan apa yang aku lihat tadi siang.
Lay-ge  menatap Eli dengan tatapan iba sama dengan tatapan dari saudara kembarnya, Aj.
“ jangan menyerah Kyungie-ah..”
Ucapan lembut dari eoma membuat Eli kembali tersenyum dan mengangkat wajahnya.

>>> Kai <<<
Lelah rasanya, sudah beberapa hari ini Dongho terus memarahiku dengan berbagai alasan. Ada apa sih anak itu?? Menyebalkan.
“ Kau harus minta maaf pada Kyungsoo hyung!”
Ucapannya terngiang di telingaku. Apa yang salah padaku? Kenapa aku harus minta maaf pada Kyungsoo hyung?? Apa karna aku menolaknya? Ah- ini benar-benar gila. Dia mengatakan dia menyukaiku, apa itu tidak gila?? Dia menyukaiku? Aku Namja! Sama sepertinya.
Ku baringkan tubuhku di kasur empuk pelampiasan kegalauanku, tidak aku tidak bingung hanya saja aku bingung bagaimana mungkin seorang Do Kyungsoo ah, ani! Cho Kyung soo menyukaiku? Huff sepertinya aku harus ke psikater untuk menjelaskan bagaimana keadaanku yang di sukai namja itu.
‘CKLEKK’
Ku dengar pintu kamarku terbuka, sebuah suara langkah kaki mengusik telingaku.
“ Jonginie..kau sudah tidur??”
“ hmm..”
Sebuah geraman cukup menjawab pertanyaan lembut dari seorang yeoja yang sudah ku pastikan jika itu adalah eomaku tercinta.
“ KIM JONG IN! jika kau tidak bangun sekarang juga aku akan melemparkanmu keluar!”
Sebuah bentakan yang menggelegar membuatku seketika bangun dari rebahanku dan menatap seorang namja dengan kemeja putih biru berdiri di ambang pintu, dia appaku – Kim Young Woon atau sering orang memanggilnya Kangin. Aku menatap memelas pada yeoja berwajah malaikat di samping ranjangku dan mencoba mengeluarkan puppy eyesku.
“ Kanginie- jongie lelah..”
“ ah, chagy..aku tunggu di bawah..dan KAU!”
Aku menelan ludahku kasar.
“ jangan lama-lama!”
Ucapnya sebelum menghilang dibalik pintu. Aku melihat eomaku tersenyum dan mendekatiku.
“ eomaaa..kenapa kau bisa menikah dengan namja menyeramkan seperti appa sih???”
“ haha, kau tau jawabannya chagy..ah palliwa..kau harus ikut dengan kami..kita akan mengunjungi saudara jauh kita..”
“ mwo? Nuguya?”
“ KIM JONGIN!”
Aku langsung kabur kekamar mandi saat mendengar teriakan dari appaku yang sangar itu.
Selama perjalanan eoma terus bercerita tentang orang yang akan kita kunjungi hingga aku dan appaku capek mendengarnya.
“ apa mereka tidak di rumah??”
“ biar aku menelfonya..”
Eomaku memang semangat 45 untuk hal ini dan hanya mendapat sebuah anggukan dari appa. Ku dengar ia mengangguk-angguk dan menyahuti seseorang di line telp. Setelah menutup telpnya dia maju menekan-nekan password apartemen dan yah bisa dilihat bagaimana fasilitas yang ada di depanku. Sebuah apartemen mewah dengan arsitekture yang menajubkan, aku mengikuti eoma dan appa yang sudah masuk duluan.
“ Wu Yi Fan!! Wu Sung Hyun!”
Seseorang keluar dari sebuah kamar,namja itu? Aku kenal dia..bukannya dia yang berlari ke lapangan saat Kevin teman sekelasku terjatuh dari si panda?
“ WuFan..bibi merindukanmuuu..”
Eoma mencium kening namja yang ia panggil WuFan, bukannya namanya Kriss??
“ sudah lama tidak bertemu denganmu..”
Namja itu hanya mengangguk saat appa menyapanya, dia menarikku kedepan dan menyuruhku untuk menghormatinya.
“ ini anak kebanggaanku, Kim Jong In. Jongin berikan salam pada kakak sepupumu..”
“ mwo??”
Aku hanya menatap tidak percaya pada apa yang appaku katakan tadi, dia membanggakanku?? Dan namja ini sepupuku? Ah, dunia memang sudah gila.
Lama aku terdiam dalam kesunyian menunggu eoma yang sedang menggunakan dapur milik namja yang ku tahu bernama Kriss dan sekarang bertransformasi menjadi Wu Yi Fan saudara sepupuku.
“ kau belajar dengan sangat baik Wu Fan, semua pemegang saham menyukai hasil karyamu..”
Aku mengalihkan pandanganku dari eomaku kearah appa.
“ aku yakin Minhyun noona dan Wu Xhang-ge bangga padamu di surga sana..”
Ku lihat namja itu hanya mengangguk.
“ Wu Fan, mana dongsaengmu? Apa dia sudah tertidur??”
Tanya eoma.
“ aku memberiinya obat tidur tadi, mungkin beberapa menit lagi dia akan terbangun..”
Ucap namja itu lirih, apa yang ku dengar? Ucapan lirih penuh penyesalan.
Aku menatap appa untuk mendapatkan jawban dari apa yang terjadi namun appa justru menatapku lembut berusaha mengatakan dalam tatapan matanya agar aku menyimpan pertanyaanku untuk nanti. Eoma meletakkan omelet dan beberapa menu masakan di hadapan kami dia tersenyum mengusap pelan rambut namja bertubuh tinggi dengan rambut pirang nya itu.
“ jangan merasa bersalah, kau taukan dongsaengmu seorang yang kuat..dan  jikapun saat ini ia sedang lemah ia akan bangkit lagi..”
Ku dengar sebuah suara di belakangku.
“ bibi..”
“ aah..uri sunghyuuuniee..kau sudah bangun??”
“ ne,..”
Ku arahkan pandanganku pada seorang namja manis di belakangku. Kevin?
Kevin duduk di samping Kriss dan meletakkan bonekanya di pangkuan Kriss, tunggu? Mereka tinggal satu rumah?? Mereka?
“ ah, Kai? Jadi Kai anak bibi Teukie??”
“ Bibi??”
Tanyaku pelan. Kevin mengangguk dan tersenyum.

=
=
=
= NEXT

0 komentar:

Posting Komentar