Pages

Kamis, 12 September 2013

Carring You ( My Brother, My Love ) III



Aku akan menjaganya, menjaga pesan mommy// Bagaimana aku menerimanya??// Mama bisakah kau melihatku?// Tidak ada yang lain selain dirimu, ku mohon kembalilah..
Acak-Acakan
Ukiss—EXO—Super Junior
Yaoi|Genderswict


Preview --


“ AKU MUAK DENGAN MU WOO SUNG HYUN!!!”
‘BUGH!’ sebuah pukulan ku arahkan ke wajah manisnya, aku melihatnya memuntahkan cairan kental berwarna merah di lantai. Ku alihkan pandanganku untuk tidak menatapnya, hatiku sangat sakit saat harus menyakiti Dongsaengku sendiri. Mianhe Kevin-ah, Jeongmal mianhe..
Ku tutup pintu kamarku dengan keras, berharap aku tidak mendengar isakan lirih dari dongsaeng kecilku itu, ku tutup mulutku agar isakanku tidak terdengar olehnya. Sakit sekali, bahkan aku tidak merasakan sakit saat harus melepas daddy dan mommy..
Mom, Dad tolong jaga Kevin jangan biarkan dia pergi meninggalkanku..


>>>> Kiseop <<<

Dongho benar-benar manis saat ini, heem..senangnya mengingat dia mengatakan akan mau menikah denganku, keke siap-siap menabung dan mencari uang untuk melamarnya. Aku tidak ingin melamar orang yang aku cintai dengan jerih payah appa atau eoma jadi ku putuskan untuk bekerja part time. Semua bercerita tentang hari libur mereka, ada Tao si panda jadi-jadian yang bercerita pergi bersama Lay kekebun binatang. Ada Aj dan Hoon yang mengatakan mereka kencan setelah menjenguk Suho yang hampir 2 minggu sudah mendiami rumah sakit bersama appaku tentunya. Yang paling aneh adalah Kai dan Kyungsoo yang mengatakan mereka pergi berbelanja bersama kedua orang tua mereka, hey..bukannya Kai tidak dekat dengan kyungsoo? Entahlah..
Sehun mengatakan ia pergi ke perpustakaan karna Luhan-ge ingin mengajarinya materi pelajaran yang kemungkinan namja cadel itu mendapatkan default nilai D, kemungkinan memang iya mengingat namja itu tidak pernah lebih baik dari C jika dengan dosen bernama ‘PARK JUNG MIN’ itu. Terahir aku melihat Eli tiduran dengan nyenyak sambil menunggu dosen yang tumben tidak masuk-masuk. Suasana ramai kelas berubah menjadi hening saat Changmin songsaenim masuk di ikuti seorang namja yang menunduk berjalan ketempat duduknya. Aku melihat sekilas, tubuhnya saat ia melewatiku. Aku memiringkan wajahku bingung, pipinya?
“ palliwa kita mulai pertemuan hari ini dengan materi –bla-bla-bla-“
Aku sedikit melirik ke belakang tempat Kevin duduk, meski namja itu menggunakan rambutnya yang sedikit panjang untuk menutupi luka lebam dipipinya aku tau. Karna meskipun aku anak baik-baik menurut eomaku tapi aku sering berkelahi haha.
Dongho menggelengkan kepalanya dan berbisik padaku.
“ aku yang salah lihat atau memang Kevin hyung seperti habis berkelahi?”
Ku anggukkan kepalaku, huufft susah memang menghadapi rasa keingin tahuan Dongho. Istirahat telah di mulai dan saat itu semua yang merasa aneh pada Kevin mengerubunginya.
“ Kevin, gwacanayo??”
“ ah, ne..nan gwacana..”
“ Lukamu..”
“ AWW! Appoh..jangan sentuh! Aku baik-baik saja..hehe”
Tao mencoba memberii sedikit akohol dan perban di sudut bibir Kevin. Dia mengatakan baik-baik saja, dan lukanya hanya karna ia kurang focus saat berlatih bela diri. Semua percaya-percaya saja namun sepertinya Kai dan Tao berpikir berbeda karna hanya mereka yang menatap Kevin tidak percaya. Eli bahkan panic dan marah karna seseorang memukul namja mungil yang sebenarnya ia taksir itu, aku tau dari Hoon dan Hoon tau dari AJ. Kevin hanya menggeleng dan tersenyum mengatakan semua baik-baik saja.
Setelah mengantar Dongho pulang ku arahkan mobil sport merahku ke sebuah kawasan rumah sakit, saat aku memasuki lorong RS ku lihat Lay berjalan berlawanan arah.
“ tidak masuk??”
Namja itu hanya tersenyum dan menggeleng.
Ku tatap kepergiannya yang kini bergantian dengan kedatangan Kai, sepertinya Kai sedang ingin berkunjung ketempat saudaranya. Ia tersenyum dan mengangguk.
Suho tersenyum melihat kami masuk.
“ bagaimana kabarmu hyung?”
“ hemm..lebih baik..”
Kai duduk, langsung mencomot buah apel yang ada di meja dekat ranjang Suho. Kami berdua hanya bisa mengangguk mengatakan itu sudah biasa. Ya memang sudah biasa untuk kami bertiga, tidak ada yang bisa mengalahkan pengetahuan kami antara satu dengan yang lain karna kami selalu bersama sejak kecil.
“ apa ajumma sudah mengatakannya?”
Tanya Kai, Suho menghela nafas dan mengangguk.
“ ne, semuanya..aku kasihan padanya..”
Ucap Suho sambil menerawang menatap apel yang sedang Kai makan.
“..bagaimana mungkin namja itu meminta seorang yang sedang mengandung darah dagingnya untuk menggugurkannya? Dan bagaimana pula aku keturunan dari namja keparat itu?heh..”
Ku tepuk pundak Suho untuk memberiinya sebuah kenyamanan, mungkin tidak berarti apa-apa namun setidaknya tepukan itu menandakan jika aku mendukungnya dan akan selalu disisinya. Kai menghentikan acara makannya dan menatap Suho dengan tatapan datarnya. Ck, sepertinya namja berkulit Tan itu sedang benar-benar tidak mood.
“ apa kau benar-benar ingin meninggalkan Lay-ge?
Suho yang sedari tadi menatap apel kini menatap namja berkulit tan tersebut.
“ ini lebih baik Kai, aku benar-benar tidak ingin menambah kebenciannya padaku. Aku tau ia terganggu karna keberadaanku, dia tidak menginginkanku sama seperti Daddyku yang mengharapkanku enyah..”
“ dia mencintaimu hyung..”
Ucapku rendah.
Suho hanya tersenyum tipis, ia menatapku dan Kai bergantian.
“ dia tidak mencintaiiku, dia hanya menganggapku teman itupun jika ia beranggapan seperti itu..”
Ah aku tau kisah cinta menyedihkan milik Suho, dia mendapatkan Lay-ge setelah bertahun-tahun mendekati namja china itu. Tidak ada kata putus asa dalam kamusnya namun kini terlihat jelas bagaimana kata-kata putus asa itu tercetak tebal di wajahnya. Kai menghembuskan nafas kesalnya berkali-kali hingga ia menatap Suho dengan pandangan mengintimidasi.
“ karna kenyataan ini hyung?”
“ Kai-ah, Kau tau ini sangat buruk. Aku tidak ingin melihat pandangan mejijik darinya karna status ku..”
Kai membuang pandangannya dan beranjak keluar, terlihat ia sedang menekan emosinya.
“ kenapa semua orang begitu munafik dengan dirinya sendiri??cih!”
‘Blam’ pintu tertutup sempurna.
Ku lihat Suho menghela nafas, mungkin ia juga hafal bagaimana sifat namja berkulit tan itu. Suho menatapku seakan bertanya apa yang harus ia lakukan. Aku hanya tersenyum menyamankan posisi dudukku sambil memakan potongan apel sisa milik Kai. Mungkin harus ku katakan semua yang terjadi saat ia kecelakaan.
“ yang menemukanmu, membawamu, dan menolongmu yang tengah sekarat adalah Lay-ge..”
Ku lihat matanya menatapku tajam, seakan tidak mempercayai apa yang aku katakan barusan.
“ sambil menangis ia menelfonku untuk menyuruh appa datang kerumah sakit, sambil menangis ia memohon pada appa agar kau di selamatkan. Berjalan mondar mandir seperti orang linglung, menangis sambil sedikit melompat mencoba melihat apa yang appa lakukan padamu. Ia melupakan daya tahan tubuhnya demi menjagamu bahkan ia tidak menyadari dongsaengnya mengikuti tingkah lakunya ia tidak akan menyadari Tao yang memang belum makan sejak pagi mengikutinya tidak ingin memakan sesuap nasipun jika bukan karna Kai yang membentaknya mungkin saat ini dia juga akan kehilangan baby pandanya..Lay menangis terus menangis menungguimu memastikan terjaga untuk tidak kehilanganmu. Kau sangat berarti padanya, ia mengatakannya pada Kriss-ge. Aku sempat mendengar dia menyesal tidak menyadari perasaannya dari dulu tentangmu dan saat sadar, ternyata kau sudah di ambang kesabaranmu menantinya..ia menangis pada Kriss-ge.. dan perlu kau tau, setiap hari Lay-ge masih menjagamu meski hanya berani mendekatimu saat kau tengah tertidur. Ia tidak ingin kau marah padanya yang tidak tau apa-apa tentangmu..”
“ Kiseop..”
Aku mengangguk meyakinkan.
Rumah ku terlihat sangat ramai saat aku masuk, ternyata eoma sendang menggosip dengan eoma Kyungsoo, ia juga sempat menanyaiku tentang keadaan Suho dan aku menjawab dengan singkat karna tidak ingin terjebak dengan obrolan eoma-eoma itu.
Setelah mandi ku buka phonselku untuk mengirim pesan kepada baby dongho.
To        : Baby Dongho
Sudah tidur??
Tidak lama setelah berbaring phonselku bergetar, aku tersenyum mendapat balasan dari namja itu.
From   : Baby Dongho
Belum, Hoonie hyung menginap jadi kami masih mengobrol.
Hyung sendiri?
Aku hanya bisa ber’O’ ria membaca pesan darinya. Memang keluarga mereka tidak jauh berbeda jauh mereka bersepupuan jadi aku tidak akan cemburu padanya. Apa lagi setelah mendengar Dongho akan menikah denganku.
To        : Baby Dongho
Baru saja mencoba tidur, setelah mengantarmu tadi aku mampir ke RS dan mengatakan semua tentang Lay-ge pada Suho. Suho terlihat sangat kaget dan tidak percya jika Lay-ge sudah mulai mencintainya..
Lama tidak mendapatkan jawaban dari Baby mungilku itu, ku putuskan untuk turun mencari persediaan air minum.
“ Chagy, bagaimana pendapatmu tentang Kyungsoo dan JongIn??”
Tanpa sengaja aku menyemburkan air dalam mulutku, eomaku benar-benar tidak tau situasi saat bertanya. Setelah mengelap air yang membasahi bajuku aku menatap datar kearah eomaku yang memasang aeygonya.
“ memangnya ada apa dengan mereka?”
“ aku akan menjodohkan keduanya bagaimana???”
“ MWOI??”
Aku menggeleng mendengar perkataan dua eoma-eoma yang menurutku tidak rasional. Saat tiba di  ranjangku ku lihat phonselku aku tersneyum melihat balasan dari Dongho.
From   : Baby Dongho
Semoga mereka tetap bersama seperti kita..meski kita lebih serasi dari mereka tapi aku tidak rela jika Lay-ge tidak dengan Suho hyung..
Aku mengantuk tapi Hoonhyung tidak menghenntika ceritanya  hhuhu..bye kissippie hyung..sampai bertemu besok..Saranghae..
Bagaimana manisnya baby donghoku??? Aigoo..ku ketik balasan untuknya, ku hapus saat kata-kata yang ku tulis seperti keterlaluan hingga aku menemukan kata yang cocok untuknya.
To        : Baby Dongho
Ne kita yang no 1!
Jika Hoon tidak mau berhentii bercerita, kau kirim saja pesan pada AJ untuk menyuruhnya tidur maka dengan sekejap namja bermata bulat itu akan tidur hahaha..selamat mencoba!
Aku mau bertemu denganmu di mimpi jadi jangan pernah berani mencoba memimpikan selain aku!
Saranghaeyo Baby Dongho..


>>>> LUHAN <<<

Saat ini aku duduk berdua dengan Kriss mengingat semua teman-temanku sedang sibuk mengerjakan tugas yang lupa mereka kerjakan. Ku lirik seorang berambut blonde di sampingku ini, entah mengapa aku melihatnya semakin terlihat menyeramkan.
“ kau tidak akan mendapatkan pacar jika memasang ekspresi seperti itu..”
“ aku tidak perduli..”
Kriss memang semakin dingin, entahlah ku rasa ada sesuatu yang berat sedang ia tanggung. Lama kami terdiam memandang pemandangan mahasiswa-mahasiswa yang berlalu lalang di sekitaran kami. Aku menatap seorang yang sedang bermain di lapangan basket, Sehun terlihat tampan saat bermain basket.
“ Kau lihat namja yang sedang bermain dengan Sehun? Aku dengar dia berlatih bela diri dengan keras membuat tubuhnya sering babak belur..aku kasihan padanya..”
“ O “
Aku mendesis kesal mendengar jawaban Kriss. Apa dia tercipta dari batu?
“ tapi aneh, tidak ada kompetisi dalam atau luar kampus..jika memang ada Tao akan menjadi orang pertama yang menguasai lapangan saat jam istirahat..”
Kriss tidak menyahut.
“ kau ada masalah??”
Dia hanya menggeleng perlahan.
“ ck, kau mencoba membodohi Xi luhan eoh? Tidak ada gunanya..wae? kau bisa ceritakan padaku..”
Ku lihat kerut di wajahnya memudar, wajah datar dan dingin yang selama ini ku lihat berubah menjadi wajah sendu penuh dengan penyesalan dan kekhawatiran.
“ aku menyakiti orang yang amat aku cintai, setiap hari aku berusaha mengacuhkannya berusaha membuatnya membenciku dengan harapan dia tidak akan bertindak bodoh karna tidak ingin menyusahkanku..”
Alis ku reflex bertaut, apa yang ia katakan?
“ aku tidak ingin ia meninggalkanku dengan alasan yang sama seperti mommyku meninggalkan aku saat aku baru berumur 3 tahun, dan saat aku berhasil menemukannya itu adalah saat terahir yang Tuhan berikan untuk kami..aku tidak mau..”
“ Kriss-“
Bahu Kriss begetar hebat, aku tau jika namja ini tidak sekuat kelihatannya. Ku rengkuh tubuhnya kedalam pelukannku mencoba meringankan bebannya. Tepat dugaanku jika Kriss bukanlah orang yang kuat untuk menjalani beban hidupnya dia seperti anjing kecil yang merengek untuk di peluk.
Lama Kriss terisak hingga ku rasa ia sudah mendingan, ia mengangkat kepalanya dan memaksakan sebuah senyum.
“ Gomawo Luhan..”
“ kau bisa mengandalkanku, aku tempat curhat yang bagus hehe”
Ucapku menyombongkan diri.
Perlahan aku mengetahui bagaimana kehidupan Kriss, sebenarnya awal yang baik jika Kriss tidak percaya dengan teorinya sendiri. Kriss menceritakan kejadian-kejadian lucu yang dulu pernah dan selalu ada di rumahnya hingga kejadian ia harus melihat orang yang ia cintai menangis dan terluka dengan tangannya sendiri. Aku pun jika dihadapkan dengan keadaan seperti yang Kris salami dan dengan teori yang melekat pada otak Kriss mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama..menyakiti, berusaha dibenci hanya untuk menjaganya tidak pergi meninggalkan kita..
From   : Sehunie
Lulu di mana?? Aku sudah menunggu di perpustakaan selama 2 jam..
OMO! Ku lirik jamku, saking asiknya mendengarkan Kriss bercerita tentang kehidupannya aku melupakan Sehun. Aku tidak menyangka jika sudah dua jam kami duduk di taman kampus, aku yang mengajak Kriss untuk bercerita tentang apa yang ia alami di sini karna disini sepi.
To        : Sehunie
Mian, tadi aku melihatmu sedang bermain basket jadi aku tidak menghampirimu.. dan aku lupa jika aku ada jam tambahan..mianhe
Kau tidak marahkan??
‘OMO!!’ aku berbohong pada Sehun!
Sejak menjalin hubungan 2 tahun yang lalu aku tidak pernah berbohong satu kalipun dan baru kali ini aku berbohong pada namja yang berstatus namjachinguku. Tidak lama phonselku bergetar lagi, aku lega membaca ia tidak marah.
From   : Sehunie
Gwacana..belajar yang baik ne?
Aku tidak marah kok..byee
Kriss mengalihkan pandangan ke arahku, ia hanya menggeleng kecil saat aku tersenyum mencium gambar Sehun di phonselku. Aku hanya tersenyum sambil menjulurkan lidah padanya yang langsung dibalas dengan mengacak-acak rambut orangeku. Tidak tahukah aku mewarnai rambutku dengan warna orange hanya untuk Sehun? Aku tidak mau kalah darinya yang mewarnai rambutnya seperti gulali jadi kemarin sengaja aku pergi kesalon untuk merubah warna rambut hitam pekat milikku menjadi orange hehe. Aku mau semua orang tau bahwa aku dan Sehun adalah pasangan yang cocok haha.
Seminggu aku terus berbohong dan berbohong pada Sehun hingga ahirnya aku bisa bertemu dnegan Sehun. Jujur aku merindukan pelukan manja anak itu, namun sepertinya moodnya sedang tidak baik.
“ Sehun, wae?”
“ ani..”
Ini adalah hari minggu dimana aku mengajak Sehun main di suatu tempat. Dan sepertinya benar-benar bukan hari yang baik karna Sehun sama sekali tidak berkata apa-apa. Aku menatapnya bingung.
“ sedang ada masalah??”
Tidak ada jawaban.
Aku menghela nafasku sedikit kesal karna sifatnya berubah, mungkin salah minum obat. Dengan bibir yang mengerucut aku duduk di bangku pinggir jalan. Sehun mengikutiku saat ia terlihat ingin mengatakan sesuatu aku melihat Kriss, lihat! Apa yang terjadi padanya?ia berjalan lunglai dengan darah yang mengalir di tangannya. Tanpa perduli Sehun, ku hampiri Kriss yang menatapku sendu. Lagi! Aku bisa melihat air mata penyesalan miliknya. Pasti dia menyiksa orang itu lagi! Ku balut tangannya dengan pita berwarna coklat yang Sehun berikan saat kencan pertama, pita yang selalu aku bawa-bawa kini melekat manis ditangan namja jangkung dihadapanku. Ia memelukku erat sambil terisak.
Setelah lama aku tersadar, Sehun!
Tidak ada..
Tapi kenapa hatiku terasa sakit melihatnya tidak ada..?

>>> Kyungsoo <<<

Hubunganku dengan Kai berjalan dengan baik, dia menerimaku sebagai chingunya. Aku sangat berterima kasih dengan nasehat dari Suho hyung untuk tetap bertahan.
Hari ini Kai mengajakku pergi menjenguk Suho hyung di rumahnya, meski gugup aku mencoba bertindak seperti biasa karna tidak ingin Kai menganggapku kecentilan dan masih megharapkannya meski ku akui iya tapi seperti yang Tao katakan padaku aku tidak boleh menunjukkan besarnya harapanku pada namja yang tengah menyetir di sampingku.
“ apa kau yakin jika tidak ada pertandingan atau sejenisnya??”
“ jinca! Kalaupun iya, mana mungkin si panda diam saja..kau masih ingat bukan saat tahun lalu Si panda itu mengetahui berbagai jenis lomba beladiri?”
Tanyaku, Kai hanya mengangguk.
Ia memikirkan Kevin, ya aku tau dia memikirkan namja manis yang sudah 1 bulan ini terus babak belur dengan alasan latihan beladiri. Mungkin cintanya sangat besar pada namja manis itu.
Rumah Suho hyung terbuka dengan otomatis terlihat dengan cantiknya seorang yeoja sedang menyiapkan makanan.
“ ah, kalian? Jongmyun dan yang lainnya ada diatas..”
“ Gomawo imo..”
Yeoja yang ku ketahui mommy Suho hyung itu mengangguk dengan senyum manisnya.
Ku lihat Suho hyung dan Lay-ge saling tersenyum dengan Lay­-ge yang membantu Suho hyung. Keduanya tampak begitu serasi hingga Kai menjatuhkan tubuhnya di ranjang milik Suho hyung.
“ wae??”
Kai hanya menggeleng sambil menenggelamkan kepalanya di tempat tidur Suho hyung. Lay-ge  yang menatapku penuh Tanya hanya mendapatkan sebuah gelengan kepala dariku. Aku memang tidak tau apa yang sedang Kai pikirkan, dan tidak mengerti jalan pikiran namja yang ku cintai itu.
“ besok kau sudah masuk??”
“ tentu! Bosan sekali selama 1 bulan di rumah sakit, sangat membosankan..keke wae? Jangan menjahiliku untuk sementara ini..”
Suho hyung hanya menggeeleng mendapati sepupunya itu berbaring mencari kenyamanan di sampingnya. Lay-ge  hanya tersenyum membenarkan selimut untuk menutupi tubuh Kai, ini terlihat seperti Kai adalah anak keduanya.
“ Kyungsoo, wae? Kau jadi pendiam apa gara-gara ada..”
Suho hyung melirik kearah Kai yang sontak membuatku membulatkan mataku sebulat-bulatnya. Kami bercanda membiarkan Kai tetap pada mimpinya, aku sangat senang melihat Kai bisa tertidur dengan nyenyak.
Ku lirik jam tanganku, masih sekitar jam 5 lebih dan aku harus mampir ke apotek untuk membelikan eoma obat diare. Ku langkahkan kakiku mencari benda yang aku butuhkan, Kai tidak mengantarku karna tadi ia masih tertidur pulas sedangkan Lay-ge? Aku menolaknya yang menawarkan diri untuk mengantar. Aku tau bagaimana mereka perlu ruang untuk bersama, meski disana ada Kai tapi aku tidak yakin jika Kai akan terbangun karna yang ku tau namja berkulit tan itu susah dibangunkan jika sudah pulas. Setelah membayar ku langkahkan kaki ku keluaar dengan riang dan berjalan melewati taman.
“ AWW! Appoh..”
Suara pekikan itu membuatku menghentikan langkahku, aku merasa tidak asing dnegan suara itu.
“ mian, tenang saja..tahan ne??!”
“ Perih Eli-ya..”
Ku arah kan pandanganku pada dua orang yang duduk di bangku taman, perlahan ku dekati dua namja itu dan benar dugaanku jika itu Kevin dan Eli. Kevin yang melihatku tersenyum masih dalam ringisannya sedangkan Eli? Namja pigeon itu memunggungiku sehingga tidak menyadari keberadaanku.
“ Anyyeong Kyungsoo-ah..”
“ OMO! KEVIN??? Apa yang terjadi???”
Kini aku semakin mendekatkan diriku pada sosok itu, Kevin hanya tersenyum dan menggeleng.
“ gwacana..”
“ ck, kalau aku tidak pergi untuk membeli obat Aj kau tidak akan ku obati babo!”
Umpat Eli.
Kevin hanya tersenyum perlahan memperhatikan lengannya yang kini sedang Eli obati. Ku lihat sebuah luka seperti tergores sesuatu yang kasar terpampang jelas di lengan putih namja yang ku jadikan rival dalam percintaanku, namun untuk hal lain namja yang ku kira cukup manis ini tetaplah sahabatku dan lagi aku tidak akan tega melihatnya seperti ini. Aku duduk disamping Kevin, ku lihat darah segar masih menempel di sudut bibirnya, perlahan ku ambil kapas yang sepertinya Eli belikan dan mengusapnya. Kevin menoleh padaku dan tersenyum. Matanya sungguh indah, bukan karna aku menyukainya hehe yang ku sukai hanya Kai.
“ gomawo..”
“ ck, sama-sama..ah yak au berlatih dimana sih? Tao juga uring-uringan ingin ikut..”
Ucapku.
Kevin diam, bisa ku lihat raut wajahnya yang berubah. Apa aku salah berkata? Apa aku salah melihat ekspresinya yang berubah menjadi sedih? Ia terlihat ingin menangis namun segera ia menoleh pada Eli yang kini sedang memberi perban di kakinya.
“ Eli-ya appoh!”
“ hehe..mian..aiss kau cerewet sekali, aku kan hanya ingin membantumu!”
“ aiss, aku pulang sajalah! Kau malah menambah lukaku! Kyungie gomawo, annyeong..”
Ucapnya cepat.
Eli sempat ingin protes namun, urung melihatnya segera berlari kesebrang jalan dan melambai kearah kami. Dengan senyum aku pun membalas lambaian darinya, setelah ku lirik jam ternyata sudah hampir jam 7. Ku lirik Eli yang masih terdiam tanpa melepas pandangannya dari sosok Kevin yang mulai hilang di pertikungan jalan.
“..dia bohong..”
Guman Eli, ku arahkan pandanganku bingung.
“ mworago?”
“ beberapa hari ini aku mengikutinya, dia tidak kemanapun..tempat tujuannya sekolah, dan apartemennya..tidak ada yang lain..”
Aku semakin bingung dengan perkataan namja yang setahun lebih tua dariku ini, ia menatapku dengan tatapan dinginnya.
“ pernahkah kau berpikir Kevin berbohong? Atau dia terpaksa berbohong demi melindungi seseorang yang menyakitinya??”
“ mwo??”
“ seharian ini aku mengikuti Kevin full sejak pagi, dan tadi saat aku mengikutinya hingga ke apartemennya aku mendengar suara pekikkan beberapa kali hingga aku melihatnya keluar, aku berbohong padanya dan berpura-pura membelikan Aj obat..”
“ Ja-“
Eli berdiri dan menggeleng.
“..jika dia bersembunyi di apartemen Kevin, berarti dia orang terdekat Kevin..tidak akan ku biarkan dia menyentuh Kevin!”
Pagi-pagi eoma berteriak-teriak menyuruhku turun, huf jika saja kemarin aku pulang tidak terlambat eoma tidak akan seseram pagi ini. Sulit ku katakan dengan kata-kata pikiranku tentang kejadian semalam, perkataan Eli membuatku sibuk mengira-ngira siapa yang membuat Kevin seperti itu? Lebam, lecet dan sebagainya..tega sekali..
“ waeyo?”
“ EH???!!”
Kai tersenyum dan duduk di sampingku, ku kerjapkan mataku berkali-kali mengingat semalam aku tidak tidur hingga pagi ada kemungkinan Kai di sampingku adalah mimpi. Aku menggeleng mengacuhkan bayangan Kai. Tidak mungkin sepagi ini Kai ada di rumahku.
Eoma dan Appa kemudian duduk di bangku mereka, ah aku tidak perduli. Ingatanku selalu saja terbayang kata-kata Eli, ku pikir sekali lagi Kevin tinggal di korea bersama siapa juga aku tidak tau.
“ Ya Kim Kyung Soo!!!!”
“ NE???!!”
Ku arahkan pandanganku pada seorang yang meneriakkan namaku dan dapat ku lihat Kai menatapku kesal. Aku memiringkan kepalaku kemudian mengarahkan pandanganku pada appa dan eoma.
“ tidak baik mengacuhkan orang yang meminta maaf padamu chagy..”
“ eh??”
Eoma mengangguk tanda menekankan kata-katanya.
Minta maaf??
Ku arahkan lagi pandanganku pada seseorang yang ada disampingku, perlahan ku arahkan tanganku untuk mencubitnya.
“AWW!!! Appoh!! Aiss,..”
“ aku kira mimpi..”
Ucapku pelan, aku tidak tau mengapa aku merespon seperti itu. Seperti tidak bersemangat padahal aku bersama dengan Kai, biasanya aku akan langsung blushing atau paling tidak aku akan senyum-senyum sendiri namun tidak ada namanya blushing atau senyum gaje untuk sekarang ini, bahkan hingga Kai mengajakku kepantai dan berkata banyak hal yang sama sekali tidak ku dengar. Pikiranku masih melayang memikirkan Kevin, ku pandangi Kai yang masih sibuk berjalan di sampingku menemaniku berjalan dibibir pantai.
“ hyung, kau tidak mendengarkanku??”
Kai memegang pundakku dan sedikit menghentaknya, mataku langsung bertemu dengan mata hitam legamnya. Mata yang selama ini tidak pernah ku lihat sedekat ini.
“ Kau marah denganku?? Bicaralah..”
Mata Kai mengintimidasiku dengan tatapan penuh penyesalan. Perlahan bibirku tertarik membentuk suatu lengkungan yang membuatnya tersenyum senang. Saking gembiranya ia tidak sadar jika sebuah gelombang mendatanginya.
“ KAI!!!”
Dia hanya menatapku bingung dan ‘BYUURRR’, ombak menggulung tubuhnya hingga beberapa kali.
“ Hyu---hyu—ng!!!to—long –ttto—“
Tanpa pikir panjang aku menarik tangan Kai yang sepertinya sudah tidak bertenaga, untung saja aku sedikit bisa berenang dan membawanya ketepi pantai.
“ Kai!!?? Gwacanayo??!”
Tidak ada jawaban, aku panic mencoba segala cara yang aku tau untuk membangunkan Kai. Tidak ada tanda-tanda jika Kai akan sadar,hingga aku memutuskan untuk memberiinya nafas buatan.
“ Kai??!”
Tidak perduli apa yang akan Kai katakan yang jelas aku tidak ingin dia kenapa-napa.
“ Uhuukkk- Uhuukk---“
“ Kai??? Gwacanayo??!!”
Perlahan Kai membuka matanya, ia tersenyum.
“ gwacana hyung..”
“ syukurlah..tunggu di sini ne, aku akan mengaambil handuk..”
Saat aku ingin berlari, tanganku tergenggam erat.
Kai menatapku seakan ia tidak ingin aku pergi, ku dudukkan tubuhku di samping Kai yang kini sudah duduk. Ia masih tampak begitu lemah.
“ hyung..”
“ hemm..”
“ gomawo..”
Aku hanya mengangguk.
Lama kami terdiam, tidak ada yang ingin aku katakan padanya.
“ mian karna kemarin aku tidak mengantarmu pulang..mian aku ke-“
“ gwacana..”
Ucapku pelan, aku bisa merasaakan Kai sedang memandangiku dengan tatapan tidak mengertinya namun tidak ada terbesit dalam pikiranku untuk menoleh padanya. Kejadian tadi membuatku malu menatapnya.
“ kau tidak marah padaku tapi kau mendiamkanku? Aku tidak bodoh untuk tidak merasa jika kau memaafkanku, kau marah padaku kan? Katakan saja..a-“
“ SUDAH KU BILANG AKU TIDAK MARAH PADAMU!!”
Bentakku sambil berdiri.
Mataku terbelalak tidak percaya, aku membentak Kai? Kai menatapku kaget,
“ mian..aku terbawa emosi..”
Langkahku berhenti saat merasakan seseorang memelukku erat, Kurasakan tangan kekar Kai mengurung tubuhku kuat-kuat sehingga aku tidak bisa menghindar darinya.
“ hyung..jangan mengacuhkanku..”
“ a-pa mak-sud mu?”
“ aku tidak mau kau mengacuhkanku..aku mau kau melihatku..”
“ a-“
Belum selesai kata-kata yang ingin ku katakan, ku rasakan sesuatu yang kenyal menempel di bibirku. Kai menciumku!! Mata hitamnya tersembunyi di dalam kelopak mata yang menutupnya dan bisa ku rasakan bagaimana aliran darahku terpacu lebih kencang. Kai masih menciumku sedikit menggigit bibirku hingga aberapa lama  oksigen di dalam paru-paru ku menipis,ku dorong Kai kuat-kuat hingga kami berdua sama-sama terjatuh. Aku memegang pipiku yang entah bagaimana sekarang, beruntung senja mulai terlihat  sehingga aku tidak usah menutupi wajahku yang memerah.
“ kau marah...kemarin aku benar-benar tertidur..mianhe..jeongmal..”
Dia menundukkan kepalanya menekuni pasir.
“ gwacana, aku sama sekali tidak marah padamu..”
“ tapi kau mengacuhkanku!!!”
Pekik Kai.
Aku kaget, ia menatapku dengan mata elang menunjukan rasa tidak suka. Tatapan yang sama seperti saat aku menyatakan cintaku padanya, aku bisa melihat kilatan marah di matanya meski cahaya senja mulai mengurangi biasnya, aku bisa merasakan kemarahan yang tersirat si mata kelam milik namja berkulit tan itu. Aku terkekeh perlahan dengan gelengan lemah, bagaimana mungkin dia mengatakan hal seperti itu? Bagaimana dia menciumku padahal aku tau dia mungkin memikirkan Kevin, Kevin?? Air mataku mulai mengalirkan liquid bening, aku terlalu egois jika memikirkan diriku yang kini mungkin sedang mabuk karna cintaku pada namja ini. Kevin lebih membutuhkannya..
“ ..aku hanya sedang memikirkan apa yang Eli katakan..”
“ Eli? Namja itu mengatakan apa???! Apa dia mengatakan menyukaimu? Apa dia mengatakan mencintaimu sehingga kau mengacuhkanku???!”
Aku menatapnya tidak percaya, apa yang namja ini pikirkan? Ku gelengkan kepalaku perlahan. Langit senja yang biasanya memukau mataku kini tidak lagi berarti, semua pikiranku bercampur antara kisah cintaku, Kevin dan Kai. Lama aku terdiam..
“ kemarin saat aku mampir membeli obat untuk eoma, aku menemukan Eli dan Kevin sedang duduk di taman. Kau tau apa yang aku lihat? Eli sedang memberii obat pada Kevin, tubuh Kevin penuh dengan luka lebam dan darah. Entah apa yang terjadi padanya, aku kasihan..”
“ Kevin??”
Ku anggukan kepalaku.
Mungkin aku memang menyukai Kai bahkan aku mencintainya tapi perasaan ku pada Kevin, sahabatku lebih penting dari perasaanku sendiri. Kai menatapku, entah apa yang ia rasakan tentang apa yang aku katakan.
“ Eli mengatakan mengikuti Kevin selama beberapa hari ini, dia tidak pergi kemanapun selain ke sekolah dan apartemennya..dan hikkz..dia mendengar pekikan kesakitan..”
“ jinca??”
Kai memegang pundakku. Aku mengangguk.
“ Eli tidak pernah bohong..terlebih—terlebih—dia—menyukai—ke—vin..”
“ Mwo??!!”
Tiba-tiba dia berdiri dan menarikku.
“ kajja  kita pulang!”
Kai menyetir mobil dengan ugal-ugalan, sambil mengumpat tidak jelas. Aku hanya bisa terdiam memikirkan apa yang tadi ku katakan antara menyesal ataupun tidak jelas. Kini Kai memarkirkan sembarang mobil di pelantaran apartemen Kevin, kemudian berlari menaiki tangga hingga kami berada di lorong depan apartemen Kevin. Kai memencet beberapa sandi dan tidak lama pintu terbuka.
“ KEVIN!!”
Tidak ada jawaban.
Aku hanya berjalan mengekori Kai yang langsung mencari sosok Kevin, tidak bisa ku pungkiri hatiku terasa sakit mengetahui Kai tau dengan jelas seluk beluk apartemen Kevin.
“ Wae, Kai??”
“ KEVIN!”
Aku melihat dnegan jelas bagaimana Kai memeluk Kevin.
“ hyung..”
“ eh?? Wae??”
“ gwacana??”
Kevin memiringkan kepalanya hingga menatapku bingung.
“ a-“
“ kata Kai dia rindu padamu, dia mengajakku untuk mengajakmu makan malam di luar..”
“ jinca??! Ah, ne aku ikut changkamaneo..”
Kai menatapku kesal. Aku hanya bisa tersenyum mendekatinya.
“ kau lebih tau dia dari pada aku, Kai..”
Bisikku. Ku lihat matanya mulai menyurut, mungkin dia mengerti apa yang aku maksudkan karna perlahan mengangguk. Kevin berjalan riang keluar kamarnya dan menatap kami,
“ haha..kalian mandi sanah! Aku akan siapkan baju untuk kalian..aiss kalian main ke pantai tidak mengajakku..”
Kevin menarikku kekamarnya dan memberiikan handuk miliknya.
“ mandilah, kami akan menunggu biar Kai mandi di ruang tamu hehe..”
“ ah ne, gomawo..”
Kevin meninggalkanku dikamarnya, kamarnya terlihat sangat rapi untuk ukuran namja hemm berarti sama denganku. Ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi, dia memiliki harum susu vanilla hem. Seperti kesukaan Kai.
Beberapa menit aku mandi, Kevin meminjamiku baju yang cukup lucu aku tersenyum melihat wajahku di cermin. Setelah selesai bercermin aku keluar dari kamar mandi, banyak foto-foto narsis Kevin dan Kriss-ge?
Mataku terus menyelusuri setiap inci ruangan milik Kevin, aku melihat sebuah baskum di atas meja rias Kevin dan terlihat masih baru.
“ Kyungie..!! kau sudah selesai??”
“ ah- ne!”
Suasana malam terasa sangat menyenangkan, aku dan Kai berjalan di belakang Kevin yang berjalan senang di depan kami. Setelah makan malam Kai mengantar Kevin setelah itu mengantarku pulang.
“ gomawo..”
“ untuk?”
“ mencegahku memaksa Kevin..”
“ eum..aku hanya belajar dari Eli, ia benar-benar bisa mengendalikan dirinya tentang Kevin..eh mian..”
Kai tersenyum mengacak rambutku.
“ tidak menyangka setelah lama kita bersama aku semakin tau hyung sangat manis hehe..”
“ eh??”
Kini wajah blushingku pasti terlihat dengan jelas. Aku butuh udara lebih!!

>>> Tao <<<
Semangatku untuk memukuli boneka-boneka kayu ini tengah memuncak, tidak ada yang bisa memnggangguku. Mulai dari tendangan pukulan atau apapun sebisaku untuk melumpuhkan boneka-boneka kayu dihadapanku akan aku lakukan.
“..katsihan meleka..”
Ucapan pelan itu menginterupsi latihan siangku. Ku lihat Sehun tersenyum sambil mengacungkan sebotol minuman dingin kearahku. Hufft, lihatlah bagaimana seorang Oh Sehun yang sedang bermasalah dengan namjachingunya yang manis itu ckckk.
“ mereka membutuhkan pukulanku..”
“ kau memang kejam, panda!”
Terus saja dia meledekku dengan sebutan panda, ku baringkan tubuhku di lantai sambil menatapi langit-langit ruang latihanku.
“ dia membohongiku lagi..”
“ kali ini apa lagi?”
Sehun mendesah beberapa kali hingga ia ikut berbaring di sampingku. Sehun menceritakan apapun yang terjadi padanya, tidak pernah terlewat satupun. Kadang aku merasa aneh karna dia bercerita padaku namun kadang aku juga lega saat aku tau Sehun sahabatku bisa mempercayaiku. Sehun menceritakan kelakuan Luhan-ge yang mulai berbeda padanya, Luhan-ge mulai membohonginya, jarang memberi kabar atau membalas pesan dari Sehun bahkan yang aku dengar Luhan-ge mengabaikan Sehun saat melihat Kriss-ge dan parahnya itu terjadi saat mereka sedang berkencan. Tidak hanya satu atau dua kali, berkali-kali itu terjadi hingga namja manis yang mengaku dirinya sebagai seme nya Luhan-ge ini  frustasi dan putus asa.
“ setahuku Kriss-ge tidak mungkin menyukai Luhan-ge..mungkin mereka berteman..”
Ucapku untuk meredakan panas si otak Sehun. Dan juga aku tidak pernah melihat Kriss-ge tersenyum atau tertawa semanis dan setampan saat dia bersama Kevin. Ada yang berbeda saat aku melihat tawa kriss-ge sekarang ini, terlihat seperti hanya sekedar basa-basi berbeda saat aku tidak sengaja melihat Kevin dan Kriss-ge bercanda beberapa bulan lalu.
“ molla, yang jelas Lulu tsepertinya tsudah benal-benal melupakanku..”
Aku hanya bisa menepuk pundaknya. Tiba-tiba dia bangkit berdiri mengulurkan tangannya padaku.
“ temani aku mengelualkan emotsiku Panda!”
“ ck, kau menantang juara Wushu nasional eoh??”
“ gelal tidak bellaku tsaat kau kalah daliku panda hahaha”
Sehun memang selalu meremehkanku dan aku tau dia hanya bercanda. Pukulan demi pukulan ia layangkan namun hanya beberapa kali yang terarah dengan benar dan itupun dengan mudah aku terpis, bisa aku rasakan bagaimana kemarahannya memuncak. Sehun sangat mencintai Luhan-ge namun Sehun terlalu takut jika ia bertahan dengan cintanya kepada Luhan-ge membuatnya menyakiti orang yang ia cintai itu. Jam terus berjalan dengan cepat hingga aku tidak menyadari beberapa kali Sehun terpontang panting mencoba mengarahkan tinjunya padaku.
‘BRUKKG’ Sehun terjatuh telak saat tinjuku mengenai perutnya.
“ haha baby panda pigeon menang!! Lihat Kevin! Dia menang!!”
Pekikan yang sudah tidak asing itu membuatku menoleh kebelakang. Eli dan Kevin tersenyum mendekati kami, ah aku bingung memanggil apa pada Kevin, statusnya dia seharusnya hyungku tapi karna terlalu imut jarang ada anak-anak yang memanggilnya hyung.
“ kau ingin melawanku Eli?”
“ hahaha ani, hehe..”
Eli hanya menggeleng sambil menggaruk tengkukknya.
“ aku mau! Kajja Tao kita lanjutkan yang kemarin sempat tertunda..”
“ tentu!”
Aku dan Kevin memulai duel kami lagi dan kali ini terasa sangat sengit. Saat tidak sengaja melihat luka lebam di sudut bibir Kevin sejenak membuatku tertegun, bukan apa. Kevin bukanlah lawan kacangan seperti Sehun tadi, pukulanku tidak ada yang bisa mengenai badannya hanya tertangkis tangan dan kakinya. Ku dengar beberapa bulan ini dia sering latihan sehingga mendapatkan luka yang menurutku sangat aneh dan luar biasa untuk seorang Kevin. Siapa orang yang bisa membuat namja manis yang melawanku ini babak belur? Sedangkan aku saja yang sudah beberapa kali melayangkan pukulan tetap saja tidak bisa mengenai tubuhnya dengan sempurna..
“ haiss..sudah! sudah! Kalian berdua kalau sudah bertarung lupa segalanya..aku lapaaaaarr!!”
Rengek Eli dan Sehun bersamaan.
Kevin mengangguk dan menghentikan pertahanannya menyudahi pertandingan kita.
“ aku penasaran siapa yang bisa membuatmu babak belur seperti itu..”
Ucapku kala meninggalkan ruangan, ia hanya menunduk.
Kami berempat pergi kesebuah caffe tempat Kiseop bekerja, di sana lumayan rame. Setelah makan kami bergurau sambil berjalan-jalan menikmati udara senja. Lelah juga dari tadi melampiaskan emosi. Hingga di pertengahan jalan Sehun menjatuhkan ice cream kesukaannya dengan menatap satu arah.
“ Lulu..”
Mendengar itu aku dan yang lainnya mengarahkan pandangan kami sama dengan arah pandangan Sehun. Mataku menangkap dua orang tengah menikmati suasana sore duduk sambil menikmati permen kapas dan bercanda.
“ Lulu..Lulu eodigga?”
“ eh? Sehunie?? Aku sedang di rumah, aku sedang sibuk belajar ..huff susah sekali belajar dan keluar rumah, padahal aku ingin mengajakmu main. Nanti kalau selesai ujian kita pergi bersama ne?”
Sehun menatapku mencoba mencari tahu apakah pendengarannya salah, namun yang ia dengar benar adanya, aku, Eli dan Kevin pun mendengarnya. Mendengar dengan jelas apa yang Luhan-ge katakan pada Sehun. Eli menggeram marah namun tangan halus Kevin mampu meredam kemarahannya.
“ kau tidak bohong?”
“ Ya!! OH SEHUN! Apa sih yang ada di otakmu??? Kau kira aku membohongimu eoh? Lama-lama kau menjadi menyebalkan!”
Tidak, Sehun terlalu mencintai Luhan-ge.  Sehun tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini.
“ jinca kau tidak bohong?”
“ sudah aku katakan! Aku tidak bohong! Jangan aneh-aneh! Kau benar-benar membuatku kesal OH SEHUN! Kau kira aku pembohong eoh??? Kau kira aku berhianat eoh???”
“..lalu kau kira aku ini apa hyung??”
Ucap Sehun lirih setelah memutuskan sambungan line telephone, dua orang yang tadinya sedang duduk berdua itu kini menengadahkan kepalanya menatap kami. Keduanya tampak kaget dengan keberadaan kami.
“ Se—hun—“
“ ck, rumahmu berpindah ge?? Oohh aku baru tahu jika rumahmu tak lagi satu kompleks denganku..”
Sindiran Eli membuat wajah putih Luhan-ge memerah, aku yakin ia takut.
Kevin dan Sehun saling manautkan tangan mereka untuk menyalurkan kekuatan, ah itu kebiasaan Sehun jika ia benar-bnar tidak tau apa yang harus ia lakukan. Dan mungkin akan begitu juga pada Kevin yang melihat Kriss-ge bersama orang lain. Luhan-ge melihat tautan tangan Kevin dan Sehun.
“ wae? Kenapa tidak jujul? Apa kau tsudah botsan denganku? Apa kau-“
“ ya, aku bosan denganmu! Kau terlalu kekanakan! Aku tidak ingin bersamamu!!aku ingin mengahiri semua!”
Bentakan Luhan-ge membuat Sehun mengarahkan pandangannya pada Luhan-ge, sekilas aku melihat air mata yang menggenang di mata Sehun.
“ jika tseperti itu lebih baik..aku- aku ha-lap..akan lebih baik..”
Ucap Sehun sambil melangkah meninggalkan kami.
“ KEJAR DIA!!”
Bentak Eli. Luhan-ge hanya menggeleng tanpa expresi. Dengan kasar Eli menabrak Luhan-ge dan mengejar Sehun. Cukup bagi aku dan Eli untuk tau apa yang akan Sehun lakukan jika tidak ada yang menghentikan langkahnya. Sehun cukup bodoh untuk selalu mengurung dirinya jika sedang kesal.
“ Luhanie..kejar dia..”
“ tidak! Aku tidak mau..”
‘PLAKK’
Mataku dan Kriss-ge menatap tidak percaya pada sosok yang menampar pipi Luhan-ge, meski terkesan lemah namun cukup membuat kami kaget. Kriss-ge langsung menarik Luhan-ge menjauh dari Kevin. Ia menatap Kevin dengan pandangan dinginnya kemudian maju siap melayangkan pukulan, tidak! Kevin tidak menyingkir sama sekali padahal biasanya dia akan langsung menghindar. Dan satu pukulan mendarat di perutnya, saat Kriss-ge  ingin memukulnya lagi ku tarik dengan paksa namja berambut blonde itu hingga aku berhadapan sangat dekat dengan namja itu. Mata ku bertemu dengan mata coklat tua seperti merah namun ah, tidak ada waktu untuk mengagumi mata coklatnya itu.
“ jangan sentuh Kevin, Kevin melakukan hal yang benar..”
“ kau menantangku? Dia menampar Luhan!”
“ dan kau memukul sahabatku!!”
Sekali saja aku bisa membalas pukulan yang ia berikan pada Kevin hingga ia tersungkur kebelakang. Luhan-ge yang sudah sadar dengan keterkejutannya membantu Kriss bersama dengan Kevin.
“ jangan sentuh aku!”
Kriss-ge melepas pegangan tangan Kevin, membuat Kevin lagi-lagi terjatuh.
“ KAU!!!”
Aku kesal dengan keangkuhan namja yang aku sukai itu, aku menyesal telah jatuh cinta padanya.
‘ BUGHKK!’ satu tendanganku tepat sasaran..
“ AGHKK!”
Suara itu? Aku melihat Kevin tersungkur memegangi perutnya.
“ Kevin!!!”
Dia menggeleng padaku, Kevin menjadi tameng untuk Kriss-ge? Ku lihat Kriss-ge  menatapnya dengan pandangan yang sulit ku artikan.
“ kenapa kau membantunya!!!”
Kevin hanya tersenyum, aku bersiap menyerang Kriss-ge namun Kevin berdiri di depan Kriss-ge  membuatku menghentikan seranganku.
“ ck, kau mengganggu!”
Umpat Kriss-ge
Ia mendorong Kevin kesamping hingga ia Kevin terjatuh lagi. Emosiku kali ini benar-benar memuncak, antara tidak terima dengan kenyataan bawa namja yang aku sukai bersama orang lain dan kenyataan dia membuat chinguku menangis. Aku terus memukuli Kriss-ge  mencoba memberiitahunya bahwa ia terlalu bangsat untuk mendapatkan apa yang sekarang ia dapatkan! Cinta Luhan-ge dan Kevin..dan jangan lupakan perasaanku..
Tidak butuh beberapa menit untukku menyelesaikan emosiku karna sama sekali tidak ada perlawanan dari namja itu. Kriss-ge terlihat menyedihkan, aku berdiri dan membantu Kevin namun ia menggeleng dan mendekati Kriss-ge yang kini hampir tak sadarkan diri.
“ kajja kita pulang!”
“ ani, aku- aku..aku akan pulang bersama Kriss-ge, Tao antar Luhan-ge..”
“ ta-“
Kevin menggeleng, perlahan ia mengangkat tubuh Kriss-ge. Ku hela nafasku dalam-dalam hingga sepertinya persediaan nafasku habis,  kini aku berjalan dengan Luhan-ge.
“ kau puas Tao-er?? Kau memukuli orang yang tidak bersalah, Kriss tidak bersalah..”
“ dalam kamus mu Xi Lu Han..”
Ucapku dingin.
“ Lay akan menghukummu..”
“ akan lebih senang di hukum Lay-ge  dari pada melihat chingu-chinguku dihianati, kau tau? Sehun sangat mencintaimu dan apa yang akan kau simpulkan tentang pengorbanan Kevin? Ck, aku memang menghargaimu sebagai gegeku tapi untuk kali ini aku sangat menyesal telah memiliki gege sepertiimu..”
Ku tinggalkan Luhan-ge. Mungkin aku sedikit kasar namun ya, jika bukan seperti ini siapa yang akan menyadarkan dia?.
Rumah keluarga Kim terasa sangat sepi, eoma dan appa pergi sedangkan Eli belum kembali hanya menyisahkan aku dan AJ-hyung. Ia tengah memasak untuk makan malam kami,
“ aghh!”
“ hyung! Gwacanayo?”
Aku mendekatinya, ia menunduk sambil memegangi dadanya.
“ hikz..”
“ hyung??gwacana? waeyo??”
Aj-hyung memegangi dadanya, menekannya kuat-kuat  hingga air matanya tidak ingin berhenti membanjiri kedua pipinya.
“ aiss, apa yang ia lihat sehingga dadaku segini sakitnya?? Aghh! Tao, kau lanjutkan masakkanku..ais..”
Ku anggukan kepalaku setelah membantu duduk dikursi meja. Ku lihat Aj hyung masih saja mengumpat sambil menekan-nekan dadanya dan jangan lupakan air mata yang terus mengalir di pipinya itu.

>>> 

Kevin membantu Kriss masuk apartemen, ia tidak begitu memperhatikan orang lain hingga ia tidak mengetahui jika Eli mengikutinya dengan hati terluka. Setelah meyakinkan Sehun tidak berbuat macam-macam Eli langsung mengikuti Kevin dan betapa terkejutnya saat ia melihat Kevin membawa Kriss masuk ke dalam apartemen. Eli bahkan tidak memperdulikan umpatan Aj dalam sambungan telepathy nya.
Kevin merebahkan tubuh Kriss kekasur Kriss, kemudian dengan perlahan ia mencoba memberisihkan luka di tubuh Kriss. Kevin tidak memperdulikan sakit yang ia alami atau darah yang masih mengalir di pelipisnya yang ia inginkan hanya merawat Kriss sebelum Kriss bangun dan mengusirnya. Sebenarnya sejak Kevin kembali setelah mengambil air untuk memberisihkan luka Kriss. Hanya saja Kriss ingin merindukan memandangi dongsaengnya dari dekat, merasakan sentuhan halus dari dongsaeng kecilnya.
gege wo ai ni..”
Ucap Kevin sebelum meninggalkan kamar Kriss.
Kriss membuka matanya saat mendengar pintu kamar di tutup, air matanya tidak henti mengalir sambil terus berguman.
Hingga larut Kriss tidak bisa menutup matanya, tak lama kakinya bergerak membawanya kesebuah kamar bernuansa biru laut dengan foto-foto narsis seorang namja manis yang kini tengah berbaring kelelahan. Perlahan tangan Kriss membelai wajah Kevin, memberisihkan luka yang Kevin dapat.
“ mianata Kevin-ah..mian..”
Guman Kriss.

>>> KEVIN <<<
Aku terjaga daari tidurku saat mendengar bunyi pintu kamarku terbuka. Perlahan ku dengar langkah kaki mendekati ranjangku hingga aku merasakan sebuah sentuhan halus di pipiku.
“ mianata Kevin-ah..mian..”
Tanpa membuka matakupun aku bisa merasakan jika itu Kriss-ge. Aku tidak tau apa yang terjadi padanya hingga tiga bulan ini sikapnya padaku berubah,  aku masih ingat dengan jelas hari itu..Hari dimana mungkin semua berawal, Tao dan chingunya mengajakku bermain dicaffe tempat Kiseopie berkerja awalnya memang sangat menyenangkan kami bercanda namun saat aku selesai dari kamar mandi hatiku sakit.
“ Ya! Eli-ya jangan kau membuat harapan palsu pada Kevinie! Aku yakin kau masih mengharapkan seseorang yang selama ini mati-matian kau cari..aku tidak mau Kevin sakit hati!”
“ aku mencintainya bahkan menginginkannya tapi mungkin Kevin akan membuatku melupakan orang itu..”
“ memang..cintaku amat dalam pada orang itu-“
Dengan berurai air mata aku mengambil tasku dan pulang, di apartemen Kriss-ge mencoba menyapa namun tidak ku perdulikan hingga keesokan harinya Kriss-ge memukuliku dan entahlah. Ingin aku lari dari sini dan membenci gege namun cahaya matanya membuatku tinggal, matanya saat memukuliku tidak sama saat dia pertama kali melihatku. Pertama melihat tatapan matanya ada ketakutan yang aku rasakan padahal dia hanya menatapku namun kali ini beda justru aku ingin menangis melihatnya, terlihat jelas ia sedang menentang hatinya tapi apa yang bisa ku lakukan? Aku tidak bisa menolongnya bahkan menyentuhnya saja harus menunggu ia tertidur. Selama 3 bulan dia memukuliku tanpa sebab, bahkan aku harus berbohong pada yang lainnya kenapa aku babak belur. Dan saat setelah aku menangis hingga di tengah sadarku di kamar disaat itu Kriss-ge datang ke kamarku dan memberisihkan lukaku. Ia juga terisak..
“ eugh..appohh..”
Rintihku saat ia mencoba membuka bajuku. Aku masih mencoba tetap tertidur dengan pura-pura meraih bantal.
“ hiks..a-ku melukaimu lagi..mianata..mian..”
Bisa ku rasakan sentuhan tangan Kriss-ge , amat pelan hingga aku tidak merasakan apapun kecuali tangnnya.
‘ HIKS’ sebuah isakan lolos dari mulutku. Ku kendalikan tangisku agar tidak membuatnya pergi, tidak Kriss-ge  tidak pergi ia terisak membuat ranjangku bergetar.
“ mianata..mian..”
Ingin sekali aku membuka mataku dan memeluknya, mengatakan aku baik-baik saja namun aku terlalu takut ia akan pergi. Ku tarik boneka pigeonku mencoba terlelap lagi.
Pagi-pagi aku berangkat ke kampus setelah pamit padanya yang hanya menjadi angin lewat,ia bersikap dingin padaku. Sengaja aku berjalan kaki hingga aku mendapati Eli tersenyum dengan motornya, hufft sebenarnya apa yang Eli lakukan membuatku sedikit berharap.
“ Bagaimana lukamu? Pulang mengantar Luhan-ge semalam Tao marah-marah tidak jelas, wae?”
Aku menunduk,
“ mungkin karna aku membela Kriss-ge..”
 Eli hanya mengangguk dan menyuruhku menaiki motornya.
Sampai di Kampus aku melihat Kai sedang bercengkramah dengan Dongho, mungkin sedang menggoda namja bulat itu. Tao hanya tersenyum ala kadarnya mungkin dia masih marah padaku.
“ Tao, mian..”
“ gwacana..”
Namja cina itu hanya tersenyum kearahku sekilas langsung melihat ke Bangku kosong di hadapannya, ia mendesah sedikit kesal.
“ Sehun ijin tidak masuk, ck anak itu!”
“ apa karna semalam?”
Tao mengangguk.
Pembahasan materi telah dimulai dari sejam yang lalu namun aku belum mempunyai minat, hingga aku mengacungkan diri untuk ketoilet sekedar ingin cuci muka. Setelah merasa fresh aku berjalan kembali kekelasku dengan perlahan sambil membenarkan rambutku yang tadi ku acak-acak dengan air.
“ aniya Luhan, kembalilah ke Sehun..ia mencintaimu dan kaupun masih mencintainya..”
“ ta-pi Kriss! Aku tidak mencintainya lagi..aku mencintaimu dan Sehun..Sehun sudah memiliki orang lain..”
“ Kevin??”
Mendengar namaku disebut aku menghentikan langkah kakiku, semula aku hanya ingin lewat saja karna tidak ingin mencampuri urusan gegeku tapi mendengar namaku disebut tentu membuatku penasaran. Ku dekatkan tubuhku kearah tiang, aku bersembunyi di tiang besar yang memisahkan kami. Aku melihat Luhan-ge mengangguk sedih. Maksud dengan membawa namaku apa?
“..dia menyukai Kevin, Sehun tidak membutuhkanku..kau yang membutuhkanku..”
“ ck, meskipun Kevin jauh dariku aku tau siapa Kevin dan perlu kau ingat aku tidak membutuhkan apapun lagi di dunia ini kecuali Kevin! Hanya KEVIN..”
Mataku terbelalak, gege!
“ Wae?? Kenapa harus anak baru itu?? Wae?!!”
Kriss-ge melangkah pergi.
“ karna hanya dia yang aku butuhkan untuk hidup..”
Begitukah kau mencintaiku ge? Aku melihat Sehun menatap nanar kearah Luhan-ge yang masih tertuduk di tempatnya. Sehunpun berbalik menjauhi Luhan, aku tau betapa sakitnya perkataan tadi. Aku mengikuti langkah Kriss-ge hingga ia bertemu dengan Tao. Tao menatapnya enggan namun apa yang Kriss-ge  lakukan membuatku harus melebarkan mataku selebar-lebarnya, aku tidak percaya bagaimana kini Kriss-ge berlutut di hadapan Tao yang menatapnya dengan pandangan kaget.
“ ma-mau ap-pa kau ge?
Tanya Tao gelagapan, aku tau dia shock.
“ mianhe dan gomawo..”
Mata panda tao menyipit, sedikit melihat keadaan dia menyeret Kriss­-ge keatap tempat yang cukup sepi. Aku mengikutinya tidak ingin Tao menambah luka di tubuh Kriss­-ge. Tao kini menatap intens kearah Kriss-ge yang masih menunduk.
“ apa maksudmu?”
“ gomawo karna kau telah memberii pelajaran pada orang yang menyiksa dan membuat Kevinku terluka..”
‘OMO!’ Kriss-ge  mengatakannya, apa yang sebenarnya ingin ia katakan? Tao terlihat masih belum sadar hingga beberapa detik matanya mulai terbelalak, Tao meraih kerah Kriss-ge.
“ APA YANG KAU MAKSUDKAN?!”
Kriss-ge  tidak melawan saat Tao kembali memukulinya, saat aku ingin membantu seseorang menarik tanganku untuk tetap diam. Eli! Eli menggeleng dengan senyuman singkatnya, ia terlihat terluka.
“ ..biarkan Tao yang membalasnya, meski babak belur namja itu tidak akan mati di tangan Tao..berbeda jika aku yang memukulinya..”
Bisik Eli. Air mataku masih mengalir,..
Ku lihat kini Tao duduk bersimpuh di samping tubuh Kriss-ge yang babak belur.
“ apa maksudmu hosshh..hosshh..membuat Kev-hoshh-vin seperti itu?”
“ aku tidak ingin kehilangan dia..”
“ MWO??!!”
“ aku tidak ingin kehilangan dongsaengku sama seperti aku kehilangan mommy..”
Sebenarnya apa yang Kriss-ge maksudkan? Tidak ingin kehilanganku seperti ia kehilangan mommy?
“ ya, terus dengan bersikap jahat padanya apa kau tidak membuatnya merasa ingin lari darimu..setidaknya kalau ia ingin pergi tidak dengan luka darimu, tapi senyum..kekasih macam apa kau?..eh changkaman!”
Tao menatap Kriss-ge  dengan pandangan tidak percaya.
“ Kevin dongsaengku bukan kekasihku, dongsaeng manisku yang sejak 3 bulan ini selalu terlihat kesakitan, dongsaeng yang amat ku cintai yang akan meninggalkanku..”
“ apa maksudmu??”
Kriss-ge  terdiam, ia menunduk dengan tubuh bergetar. Eli menarikku melangkah meninggalkan mereka, aku masih menggeleng mencoba menganalisis apa yang terjadi padaku dan Kriss-ge, sebelum meninggalkan mereka aku mendengar Kriss­-ge meminta Tao untuk tidak memberiitahuku. Eli memberiikan sekaleng minuman yang hanya aku angguki.
“ jadi kalian bersaudara?”
“ eum”
Tidak ku sangka kaleng ini tidak terbuka hingga Eli meraihnya dan membukakannya untukku, aku hanya bisa tersenyum berterima kasih pada namja itu.
“ alasan kau membohongi kami tentang luka-lukamu adalah karna dia hyungmu?”
Lagi-lagi aku mengangguk.
“ tapi kalian tidak terlalu dekat??!”
Ia menatapku tidak percaya. Ku hela nafasku dalam-dalam dan mencoba menceritakan bagaimana kehidupanku dulu, bersama mommy dan harus tinggal di rumah sakit tanpa tau dunia luar. Kriss-ge yang membawaku pergi setelah mommy di makamkan. Hingga kejadian-kejadian yang selama ini aku alami, aku tidak tau bagaimana namun setelah mengatakannya pada Eli aku merasa beban didadaku terasa berkurang. Tiba-tiba dia memelukku erat dan terisak.
“ ka-kau..orang itu! Kau orang yang membuatku tidak pernah bisa mencintai orang lain..kau..”
“ eh?”
Eli menlangkup wajahku dengan tatapan berbinar-binar.
“ kau pernah tinggal di Canada? Benar?! Saat kecil kau pernah merawat seorang yeoja di salah satu rumah sakit di Canada, lebih lengkapnya bangsal yang ditangani Dr.John?? benar?! Kau namja kecil yang menerima boneka pigeon besar yang lebih besar dari badanmu saat itu? Benar??!kau Woo Sung Hyun bukan?”
Aku hanya bisa mengerjapkan mataku tidak percaya. Dia tau semuanya?
“ dari mana Eli tau??”
‘Cuuup’
Lagi-lagi mataku dibuat mengerjap beberapa kali oleh namja yang kini melumat bibirku. ‘OMO!’ dia menciumku lagi, bahkan saat ini ia menggigit bibir bawahku.
Eli benar-benar membuatku tidak berdaya, aku hanya bisa menutup mataku hingga Eli melepaskan ciumannya.
“..aku pernah berjanji saat aku menemukan orang itu aku akan menciumnya..”
“ kau..namja pigeon yang tangannya patah?”
Eli mengangguk.
“ ne, saat itu aku dan keluargaku sedang liburan disana dan karna aku berkelahi dengan Aj dan tidak sengaja jatuh dari tangga hotel membuatku harus merasakan rasanya patah tangan tapi aku merasa beruntung karna bertemu denganmu!”
Pipiku kini sudah mulai memanas.
“ Kevin-ah, jadi selama ini perasaanku tidak berubah padamu..aku jatuh cinta pada orang yang ku beri boneka itu dan orang yang ku janjikan ingin ku ajak keliling korea..dia adalah kau..saranghaeyo..”
“ Eli..?”
Cup, dia mencium bibirku kilat.
“ tidak ku biarkan kau menolak! Kajja kita kencan pertama!”
Dia menarikku perlahan.
Jikapun ini mimpi aku bersedia tidak bangun lagi, mendapati Kriss-ge memukuliku karna tidak ingin kehilanganku, mendapati Eli mencintaiku sejak pertama kali kita bertemu di Canada semua melebur. Eli mengajakku jalan-jalan ketempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi selama di Seoul dan jangan lupakan genggaman tangannya yang menggenggam erat tanganku seakan tidak ingin aku melepaskannya. Setelah lelah jalan-jalan Eli mengantarku kesebuah klinik dan meninggalkanku, sebenarnya namja yang kini menjadi namjachinguku itu menolak saat aku menyuruhnya pergi namun dia mengalah karna harus menjemput appanya.
Keadaan Apartemen sangatlah sepi, mungkin Kriss-ge masih bersama Tao. Setelah memasak aku mandi setelah berganti pakaian ku raih phonsel putihku dan mendapati miscall dari Eli.
“ yeoboseo..”
“ YAAAA!!! Kenapa lama sekali mengangkat telpku?? Aku khawatir! Aku takut Kriss jelek itu menyakitimu lagi!”
“ haha..aku baru saja mandi “
Ku dengar helaan nafasnya yang terdengar lega, aku tersenyum mengingat kata-kata Eli.
bagaimana protesmu terhadap dokter itu??”
“ molla, dokter itu membuatku kesal..bahkan dia memberiiku obat yang-“
‘PIP, BRAKK’
Kriss-ge melempar phonselku setelah ia mematikan sambuangan telephone ku. Dia terlihat amat marah, tiba-tiba saja dia menarik kausku dan meninju perutku hingga aku tersungkur di sudut ruangan.
ge..mi-mian..”
Pekikku, tidak ada kata dari Kriss-ge bahkan saat ia memukulku.
“ WU YI FAN!!BARSTAD KAU!!!”
‘BUGH!’ setelah kesadaranku mulai muncul aku melihat Kai memukuli Kriss-ge, ani! Aku ingin melindungi Kriss-ge, aku tidak mau ia kenapa-napa.
“ Kai, sudahlah..kita tolong Kevin..”
Ku dengar samar-samar suara Kyungsoo, dan semuanya menjadi gelap.

>>> 

Eli menyibakkan rambut kecil Kevin dengan perlahan.
“ eugh..”
“ Kevin! Kau bangun!?”
Kevin melebarkan matanya hingga mendapati Eli, Kai dan Kyungsoo. Ia mencoba mengingat dimana ia berada dan matanya melebar saat tidak melihat seseorang di ruangan itu. Ia menatap pada Kai yang hanya ditanggapi dengan tatapan tidak perduli.
“ Kriss-ge??”
“ ah, dia? Dia baik-baik saja, Tao bersamanya..”
“ ck, kau masih mau memanggilnya gege saat menerima perlakuan buruk darinya??”
Ucapan dingin Kai membuat Kevin terdiam.
Kyungsoo segera menarik Kai meninggalkan Eli dan Kevin berdua, mencoba menasehati namja tan itu.
“ aku yakin Tao akan membawanya kemari..”
“ Eli, aku takut..gege terlihat marah padaku..”
Kevin memeluk lengan Eli dengan erat.
Tao mendesah sambil memberisihkan luka ditubuh Kriss, ia sama sekali belum berbicara apa-apa sejak namja china itu datang.
“ sudah siang..kau ingin menjenguk Kevin?”
“ Tao..”
“ hemm..”
Kini Tao bisa melihat Kriss yang menangis menatapnya.
“ bunuh aku jika aku bisa menggantikan dongsaengku untuk sembuh..”
“ sebenarnya apa yang terjadi??”
Sebuah isakan menghiasi pagi hari Kriss, ia menunjukkan sisi lemahnya pada namja panda itu. Bahkan ia bisa leluasa mengatakan apa yang benar-benar terjadi hingga membuat namja panda itu membulatkan matanya tidak percaya dengan yang Kriss katakan, Kriss pun menunjukkan bukti-bukti dari surat pernyataan dari dokter dan obat-obatan yang ada di kamar Kevin.
Tao mencoba mengingat-ingat kejadian yang ia dan Kevin alami selama ini dan seingatnya tidak ada yang ganjil.
“ changkaman! Ini yang aku berikan padamu 3 bulan yang lalukan?? Dokter Nickhun?? Inikan??”
“ aku sudah kesana dan dia mengatakan semuanya..Kevin sakit dan memiliki waktu yang sedikit..a-ku tidak mau kehilangan dia..”
Tao kemudian merogoh phonselnya dan mendial nomor.
“ Eli-ya!”
“ mwo?”
“ kemarin kau bilang mengantar Kevin ke dokter Nickhun bukan? Apa Kevin sakit?”
“ oo-h itu? Ani, Kevin hanya ingin protes pada dokter itu..dokter itu salah memberiinya obat dan mendiagnosis Kevin sakit seperti mommynya, dokter itu terus saja mengatakan bahwa dia sakit tapi Kevin tidak merasa ia sakit jadi beberapa hari yang lalu aku mengajaknya ke appa Seopi, dan memang Kevin tidak mengidap penyakit apapun..sebenarnya kemarin aku yang ingin memukul namja bernama Nickhun itu, seenaknya saja mengatakan Kevinku sakit! Ah sudahlah..aku ingin berdua dengan Kevin..”
Tao menatap Kriss yang kini shock dengan apa yang Eli katakan. Tangannya langsung mendial nomor yang ia harap akan meluruskan permasalahan yang ada dihadapannya.
“ yeoboseo, baby Dongho disini. Ada apa Tao-ah?”
“ bisa bicara dengan seopi hyung?”
“ne-changkaman ne..”
Kriss mengacak rambutnya frustasi menunggu jawaban di line seberang.
yeoboseo, wae Tao-ah?”
“ hyung, 2 hari yang lalu aku dengar Eli mengajak Kevin ke kantor appamu untuk periksa kesehatan, apa kata appamu? Apa dia sakit?”
oh- itu? Ani, dia sehat hanya memar-memar jelek yang menghiasi tubuhnya..wae?”
“ apa tidak ada penyakit gawat?”
“ aiss, jangan mendoakan seperti itu, biarpun terlihat lemah dia sehat kok..tidak ada yang salah padanya..”
‘PIP’
Tao  matikan phonselku dan menatap Kriss yang kini semakin terisak antara senang dan menyesal telah mempercayai semua yang dokter itu katakan.
“ dia sehat Tao..dia sehat..”
“ ne,..”
“ aku, kajja aku ingin minta maaf padanya..aku ingin memeluk dongsaeng kecilku..”
Kriss sepertinya hilang kendali akan tindakannya hingga ia menarik paksa Tao yang saat itu masih memeluknya. Dia berjalan menuju rumah sakit dan betapa senangnya saat mata Kriss menangkap sosok namja yang sangat ingin ia temui.
“ KEVIN!!!!”
Kevin menoleh saat mendengar seseorang meneriakkan namanya, Kevin bisa melihat Kriss melambai-lambai senang kearahnya. Ia melihat kearah Eli dan Eli hanya mengangkat bahunya tidak tau. Saat itu Kevin berada di tengah jalan menuju kamarnya yang berseberangan dengan taman tempat Eli membawanya. Kevin berhenti dan menatap Kriss yang sedang berlari kearahnya.
Melihat dongsaengnya masih mematung menunggunya Kriss semakin mempercepat langkahnya hingga ia melihat dari arah lain sebuah mobil melaju kencang kearah Kevin dan tinggal beberapa meter lagi mengenai Kevin kalau saja ia tidak mendorong Kevin kearah Eli dan..
‘BUGHHKK’
Kriss terpental jauh ke depan.
“ GEGE!!!”
Teriakan Kevin memekakan telinga yang melihatnya, dengan langkah gontai ia mendekati Kriss dan memeluknya.
“ mi-mi—an..”
“ gege!”
“ ul—ji-mah—mianata—uri-d-ddong—saeng -- ”
Seketika itu juga Kriss tidak sadarkan diri.
Tao hanya bisa berdiri tanpa ekspresi menatap ruang operasi yang tidak kunjung meredup cahayanya, Kriss kritis dan harus dioperasi karna tulang rusuknya patah dan mengenai ginjal. Kevin yang dari tadi menangis langsung bersedia saat Donghae mengatakan membutuhkan donor ginjal untuk Kriss. Kini Eli dan Tao hanya bisa berdoa untuk kedua namja yang mereka sayangi.
“ Eli! Tao!”
Keduanya mengarahkan pandangan mereka pada Kai dan Kyungsoo.
“ apa yang Kriss sialan itu coba lakukan pada Kevin!?? A-“
“ tenang Kai, tadi Kriss berusaha menyelamatkan Kevin yang hampir tertabrak namun ia terlambat untuk menghindar dan dialah yang tertabrak. Sekarang Kevin berusaha untuk menyelamatkan nyawanya..”
Tao menceritakan semua yang ia tahu membuat dua namja itu mengangguk mengerti.
Sehun menatap miris namja manis yang selama ini ia cintai, namja dengan rambut orange yang kini menatapnya kesal.
“ tsehun tidak tau kalau hyung bitsa tsetega itu..”
“ Sudahlah! Aku tidak butuh kau! Kalian berdua sama saja!”
Sehun berusaha menatap namja manis yang kini berkaca-kaca dan meronta ingin lepas darinya.
“ apa gala-gala Kliss-ge hyung jadi begini? Apa hyung tsudah kehilangan akal??!”
“ NE! kau mau apa OH SEHUN? Aku ingin Kevin mati!”
Mata Sehun tidak lagi menatap Luhan sendu namun kali ini ia menatap sedih pada namja yang selama ini ia cintai. Hatinya terlampau sakit untuk mendengar kenyataan yang berusaha mencelakakan Kevin adalah Luhan dan itu semua karna Kriss.
Luhan menatap namja yang kini mengekang dan menyudutkannya di tembok dengan pandangan kalut, sebenarnya bukan itu yang ingin Luhan katakan pada namja itu namun itulah yang keluar dari mulutnya. Kata-kata yang menyakitkan hati seorang yang sebenarnya masih amat ia cintai..
“ Tsehun—Tssehun tidak bitsa bilang apa-apa,Tsehun tidak matsalah jika Luhan hyung tidak mencintai Tsehun lagi,ta—tapi Tsehun tidak mau Luhan hyung jadi jahat..aku mencintai Luhan hyung meski apapun yang teljadi..”
“ kau mencintaiku??”
“ haluskah Tsehun mengatakannya belkali-kali?? Tsehun memang cembulu pada Kliss-ge tapi mellihat Luhan hyung teltawa beltsamanya Tsehun tsenang..”
“ Sehun..”
“ mianhe kalna matsih menintaimu..eump”
Luhan mencium bibir Sehun membuat Sehun menghetikan kata-katanya.
Dua namja itu saling tersenyum duduk didalam sebuaah caffe, Luhan menatap penuh cinta ke arah Sehun yang sedang mengambil pesanannya. Keduanya duduk berhadapan..
“ jadi tselama ini apa alatsan Lulu belbohong pada Tsehun??”
“ mianata Hunnie, aku hanya tidak mau Sehun cemburu karna tau aku bersama namja lain..dan itu malah membuat salah paham..dan juga Sehunie juga pegang-pegang tangan Kevin! Aku kan jadi cemburu!”
Cicit Luhan tidak mau kalah.
Sehun memiringkan kepalanya bingung dan tersenyum sadar dengan apa yang pernah ia lakukan.
“ Tsehun malah tsama Lulu yang mengatakan ada dilumah padahal Lulu ada dihadapan Tsehun..”
Kai berjalan perlahan menuju sebuah meja di kantin rumah sakit membiarkan Kyungsoo memesan apa yang ia mau, keduanya duduk bersebelahan.
“ ..Kevin pasti sangat menyayangi Kriss-ge ..”
“ ne, dan aku kesal karna kelakuannya itu!”
Desis Kai.
Kyungsoo menatap Kai dengan senyum lembut yang biasa ia berikan namun berbeda dengan senyum senangnya. Jika itu Kyuhyun-sang appa yang melihat, appanya akan langsung tau jika Kyungsoo tidak sedang dalam keadaan baik karna Kyuhyun memang lebih bisa mengerti keadaan meski jarang berbicara. Kyungsoo dan Kai menjadi sahabat sejak mereka dipertemukan di rumah Kyungsoo dan keduanya mulai bersama satu sama lain, Kyungsoo juga tau bagaimana Kai memendam cintanya pada saudara sepupunya itu. Kai memendam perasaannya pada Kevin yang notabene anak dari kakak angkat eomanya sejak ia bertemu Kevin diacara pemakaman daddy Kevin dan Kriss.
“ mereka kan saudara..”
“ ne, aiss! Harusnya aku cemburu pada si namja pigeon itu! Tapi agh!”
“ sudahlah..kau bilang senang jika Kevin senang, jadi mau membuatnya-“
Kai menatap Kyungsoo dengan pandangan tidak setuju dengan kata-kata yang akan Kyungsoo katakan. Dua namja itu terus bergurau sambil menunggu pesanan mereka datang.
Kai tersenyum menatap kyungsoo yang sedang memakan ice cream vanilla milk dengan lahap, tidak lama karna merasa di perhatikan Kyungsoo menengadah dan menatap Kai heran.
“ aiss, lama-lama aku bisa melihat kau sebagai Kevin! Aku bisa gila karnanya…”
“ mwo??”
Namja berkulit tan itu mengacak rambutnya sendiri dengan kasar sedangkan Kyungsoo hanya memiringkan kepalanya melihat kejadian ganjil dihadapannya. Sebelum Kevin datang ke kelas mereka, Kyungsoo hanya bisa melihat namja berkulit tan itu dari jauh, jangankan untuk bercanda bersamanya hanya untuk berbicara saja Kyungsoo tidak pernah membayangkannya semenjak ia di tolak di depan umum oleh Kai, bukan karna kata-kata yang menyakitkan atau hinaan dari Kai namun sebuah kediaman yang membuat Kyungsoo malu.
Flasback
Saat itu adalah saat dimana suasana sedikit ramai, dengan keberanian yang selama 4 tahun Kyungsoo kumpulkan ia mendekati Kai yang sedang berbicara pada Dongho dan beberapa orang lainnya. Suasana kantin tidak begitu ramai namun cukup untuk membuat kebisingan, Kyungsoo berjalan dengan keberanian yang telah ia kumpulkan dan berdiri di hadapan Kai.
“ anu—chogi..Kai..”
Kai yang merasa dirinya dipanggil mengarahkan pandangannya pada namja bermata bulat yang kini menundukkan wajahnya.
“ wae?”
“ Kai, aku mencintaimu!maukah kau menjadi namjachinguku??”
Ucap Kyungsoo sambil menatap Kai, wajah dan tubuhnya merasa panas untuk menunggu jawaban dari namja berkulit tan dihadapannya. Mata penuh keberanian itu tiba-tiba melemah saat mendapati pandangan dingin dari Kai, Kai hanya memandangnya datar dan dingin membuat Kyungsoo benar-benar menyesali keberaniannya mengungkapkan cinta pada seorang Kim Jong In yang terkenal dengan penolakannya terhadap siapa saja yang menyatakan cinta pada namja jago dance itu.
“ shireoh..”
Ucapan dingin Kai sebelum meninggalkan kantin membuat dunia Kyungsoo menjadi terasa gelap.
Flasback OF
Kyungsoo tersenyum memakan ice creamnya lagi, kenangan penolakan Kai hanyalah masa lalu. Meski ia mencintai Kai dengan segenap hatinya namun ia akan memilih kebahagiaan Kai.
“ hyuung..berhenti melihatiku seperti itu..”
“ wae?”
“ kau terlihat imut..”
Wajah Kyungsoo langsung memerah, ia segera mengalihkan pandangannya. Dan lagi-lagi ia dapat mendengar gumanan Kai yang mengatakan ia bisa gila saat melihat Kyungsoo karna Kyungsoo bisa mirip seperti Kevin. Kyungsoo hanya bisa tersenyum..
‘ tidak apa jika kau menganggapku Kevin..tapi aku akan tetap menjadi Kyungsoo yang mencintaimu, bukan Kevin yang sepertinya mencintai Eli..’
Tao menguap kecil dan memandang sekelilingnya, ia bisa melihat Eli masih tertidur sambil menggenggam tangan Kevin. Ia tersenyum kecil saat melihat keduanya dan mengarahkan pandangannya pada namja yang masih berbaring dihadapannya, seorang namja dengan rambut blonde yang kini sudah tercampur dengan rambut aslinya yang hitam masih setia dengan tidurnya.
“ belum bangun eoh? Bangunlah…jangan sia-siakan usaha Kevin untuk menyelamatkanmu..”
Bisik Tao sebelum ia beranjak ke kamar mandi.
Sudah dua hari semenjak kecelakaan yang mengakibatkan dua bersaudara itu setia dengan tidurnya dan semenjak itu pula Tao setia menemani mereka, tentu dengan beberapa orang lainnya yang sekarang sedang mengurusi urusan masing-masing. Tao dan Elipun sudah tau dan memaafkan siapa dalang dari kecelakaan itu, meski mereka benar-benar marah namun melampiaskan emosi bukan hal yang tepat untuk saat-saat kritis seperti sekarang ini.
Tao menggosok-gosok rambutnya setelah mandi dikamar mandi pasien dengan handuk.
“ Kri-riss—ge..”
Mata panda Tao menajam dan kini mengarahkan pandangannya pada sumber suara yang membuyarkan acara menggosok rambut yang ia lakukan. Tao segera berlari mendekati Kevin yang kini tersadar.
“ Kevin!? Kau sadar??”
“ Kri—ssie—ge?”
“ dia baik-baik saja! Dia ada disana—“
Kevin mengalihkan pandanganya dan mendapati Kriss yang tengah berbaring, ia menoleh kearah Tao lagi dan menatapnya sendu.
“ tenang saja, kau tau gegemu itu kan? Dia akan baik-baik saja..istirahatlah, ini masih terlalu pagi. Aku akan menyuruh dokter untuk memeriksamu nanti..”
Ucap Tao.
Kevin menatap tangannya yang digenggam erat seseorang. Tao mengerti dan tersenyum,
“ Eli sangat menghawatirkanmu, jadi cepatlah sembuh..demi Eli dan juga demi gege mu, kau juga ingin merawatnya kan?”
“ apa—gege—ma—rah—pada—ku ??”
Tao tersenyum duduk disamping tubuh Kevin.
“ dia saat ini mungkin sedang marah, tapi bisa ku pastikan dia tidak sedang marah padamu. Dia marah pada dokter yang menghasutnya mengatakan bahwa kau akan meninggalkannya selamanya dan dia marah pada dirinya sendiri yang telah dengan gampangnya percaya pada omongan orang itu sehingga ia melakukan hal buruk padamu. Kevin-ah, Kriss-ge sangat mencintai dongsaeng kecilnya..”
“ ne, arraso..”
Kevin menutup matanya. Setelah memastikan Kevin tertidur Tao bangkit dari duduknya, ia menoleh pada Eli.
“ aku tau kau sudah bangun Eli..”
Eli membuka matanya dan menatap Tao.
“ ck, kau seenaknya saja..”
Tidak ada lagi pertengkaran diantara dua bersaudara itu.
Hoon tersenyum melihat Aj sedang sibuk dengan buku-buku pelajaran yang sedang dipelajari.
“ jangan menatapku seperti itu Hooonie..”
“ eh? Kau tau??”
Pertanyaan polos dari Hoon membuat Aj menghentikan acara membacanya dan tersneyum.
“ tentu aku tau..”
Hoon melebarkan matanya sejenak lalu menundukkan kepalanya saat menyadari blushing diwajahnya, bagaimanapun ketahuan memandangi seseorang tanpa berkedip adalah hal yang memalukan meskipun itu kekasihnya sendiri. AJ tersenyum langsung menengadahkan kepala Hoon menatap intens mata coklat milih kekasihnya, tidak lama untuk Aj melepas kacamatanya untuk memandang mata yang selalu ingin ia lihat. Hoon menutup matanya saat merasakan sebuah ciuman lembut mendarat di bibirnya. Keduanya saling mencoba menyalurkan perasaan mereka melalui ciuman tersebut dalam lembutnya perpaduan bibir, saling tersenyum saat jeda untuk bernafas.
“ Saranghae Hoonie-ah..”
“ nado, Jae-ah..eump..”
Kiseop melirik kesamping, mencoba meneliti apa reaksi dari namja imut yang berdiri di sampingnya saat keduanya ingin masuk kamar Aj yang terbuka sedikit lebar dan memperlihatkan apa yang mereka lakukan. Sedikit banyak Kiseop menahan dirinya untuk tidak melayani otak pervert miliknya saat terangsang untuk ‘memakan’ baby imut di sampingnya.
“ a-eum..hyung??”
“ kajja kita pergi saja! Nanti aku akan memberii pesan pada mereka..”
Dengan bergegas ia menarik tangan Dongho yang sedari tadi mematung. Di mobil keduanya hanya bisa diam tidak tau apa yang harus keduanya lakukan. Kiseop melirik kearah Dongho yang kini hanya menunduk, sedikit aneh karna tidak biasanya Dongho akan terdiam diri selama bersama dirinya.
Otak kecil Dongho sedang berkerja keras untuk berfikir tentang apa yang harus ia lakukan untuk mencairkan suasana. Masih teringat jelas kejadian yang baru saja ia lihat bagaimana Aj dan Hoon, hyung sepupunya itu saling berciuman.
“—belciuman adalah tanda jika kau mencintai olang yang kau cium,apa Kitseop hyung tidak pelnah menciummu Dongie?”
“ ani—“
Ingatan Dongho terulang saat beberapa waktu lalu ia dan teman sepelantarannya Sehun sedang mengerjakan tugas bersama.
“ –ah tidak mungkin, ah tapi bitsa juga tssih. Tsoalnya tsepeltinya Kitseop hyung menjaga kepolotsanmu..”
“ mwo? Kepolosanku?”
“ ne, ia menghalgaimu! metski Kitseop hyung tidak tsepelvelt aku tapi aku latsa dia tipe tsepelti Eli-hyung..yang akan benal-benal menjaga cinta meleka hingga meleka tidak tsanggup lagi, dan kau taulah bagaimana sifat Eli-hyung yang tsuka mencium Kevin dalam keadaan apapun..”
Dongho masih menunduk mencoba mengalihkan perhatiannya ke phonsel yang ada di tangannya. Kiseop yang melihat bagaimana baby kecilnya sedang tidak berselera bicara hanya diam dan konsentrasi menyetir.
“ –aku juga tsepelti itu tsaat peltama pacalan dengan Lulu, menahan mati-matian keinginan untuk menyentuh Lulu lebih dali tsekedal tangan atau lambut..dan itu benal-benal menyiksa. Tellebih tsaat kami pelgi beldua entah itu kencan atau apapun namanya kami melihat bagaimana metsla dan lomantisnya patsangan lain, belciuman pipi, lehel, bibil..aku tsangat teltsiksa ingin aku menalik Lulu pelgi untuk melakukan tsepelti meleka tapi aku takut, takut Lulu tidak menyukai hal tsepelti itu. Takut Lulu akan malah kalna aku beltindak kulang ajal kalna hal cepelti itu..tsunggu! Tsehun tidak bohong, kalau Tsehun bilang tidak menginginkan hal tsepelti itu kalna aku mencintai Lulu, tsangat! –“
Dongho melirik kearah Kiseop yang masih konsentrasi menyetir, keduanya terjebak macet bersama mobil-mobil yang lainnya. Kiseop yang merasa diperhatikan menoleh kearah Dongho dan mendapati baby kecilnya itu tengah menatapnya sendu.
“ Wae Dongie? Apa kau sakit??”
“ eum?? Ani-“
Dongho langsung mengalihkan pandangannya keluar mobil yang hanya ditanggapi dengan tangan Kiseop yang mengacak-acak rambutnya. Wajah Dongho merona saat tidak sengaja mendapati seorang yeoja tengah menggoda seorang namja yang tengah menyetir, namja itu hanya tersenyum sekilas dan Nampak Shock saat tiba-tiba sang yeoja menciumnya agresif.
“—aku tidak tau kalau kau melakukan itu, aku kira Luhan-ge habis kau sentuh sejak ia menerimamu 2 tahun yang lalu..”
hahhaahaha—kau tsalah betsal, aku tidak sebelani itu dengan olang yang aku cintai! Lulu yang melakukannya duluan..”
“ MWO?? Luhan-ge?”
Masih teringat jelas bagaimana Sehun tersenyum mengejek Dongho yang shock mendengar cerita kisah cintanya dengan sang pujaan hati.
“ Lulu menciumku tsaat aku cembulu melihat dia dekat dekat dengan Tsuho hyung..dia menalikku ketempat sepi dan menciumku lembut..itulah ciuman peltama kami..”
“ huum..aku kira Seopi hyung tidak akan cemburu padaku..”
Tatapan mengejek dari Sehun terlintas begitu saja di mata Dongho.
dia tidak cembulu di hadapanmu, coba saja kau melihat bagaimana dia cemburu kau akan tau seberapa besar namja itu mencintaimu..menahan cintanya, menahan ekspresi agar tetap membuatmu nyaman bersamanya dan sebagainya..aku salut dengan Kiseopie hyung..”
Dongho menghela nafas.
“ hyung, aku ingin pulang saja. Pasti di rumah sakit ada Kai..”
“ memang kenapa?”
“ aku tidak suka pada Kai, dia sering membuat Kyungsoo hyung menangis. Aku tidak suka melihat orang yang aku sukai menangis..”
Ucapan Dongho membuat Kiseop langsung menatapnya tajam. Sejenak Dongho dapat melihat sesuatu yang berbeda di mata hyung kesayangannya itu, sebuah tatapan tajam penuh kemarahan yang ahirnya melemah menjadi sebuah kekecewaan dan berahir dengan senyum lembut dan anggukan.
“ Sehunie—apa yang kau katakan benar, dia menahannya..”
Kiseop berjalan mengekori Dongho dengan perasaan campur aduk. Antara marah karna Dongho mengatakan menyukai Kyungsoo sedangkan statusnya dengan Kiseop masih tidak jelas.
“ ah, ada Seopie. Nah Seopie eoma titip Dongie dulu ne? eoma akan ikut dengan appa Hyunie ke mokpo mungkin menginap..jadi kau menginap saja disini..dahh”
Ucapan yeoja cantik itu membuat Kiseop bingung, ia benar-benar ingin melampiaskan kemarahannya namun ia tidak ingin Dongho tau dan takut padanya.
“ hyung, mandilah. Aku akan siapkan bajumu yang dulu pernah aku pinjam..”
“ ah, ne Dongie..”
Setelah Dongho menghilang dibalik pintu Kiseop mengepalkan tangannya. Ia benar-benar tidak tau ingin melampiaskan pada apa, biasanya dia akan memukul kaca kamar mandinya saat dia cemburu atau marah karna Dongho bersama orang lain.
Dongho yang kembali kekamar tamu mendengar suara gumanan dari arah kamar mandi membuat ia penasaran.
“—wae? Kenapa harus menyukai orang lain? Kenapa bukan aku?? Kenapa bukan aku yang selama ini bersamamu? Wae Dongho-ah?—“
Telinga Dongho cukup normal untuk mendengar bagaimana suara isakan di sela gemericik air.
“ –kau benar! Hyungie menahannya..”
Lama Dongho terdiam mematung sambil memeluk pakaian yang ia siapkan untuk Kiseop. ‘CKLEK’
Kiseop membuka pintu kamar mandinya menampilkan wajah biasanya.
“ ah—itu bajuku? Kau masih menyimpannya dengan baik baby..heehe”
Kiseop mendekati Dongho yang kini tertunduk dengan bahu yang bergetar. Mata Kiseop melebar saat sadar jika Donghonya itu tengah terisak. Kiseop langsung memegang bahu Dongho.
“ mi-mianata—kau mendengarnya?? Mi-mian—“
Ucap Kiseop panic, ia mencoba mengendalikan dirinya hingga ia tidak bisa menahan emosinya saat mendapati Dongho hanya terdiam dengan isakan yang keluar dari bibir manisnya.
“ inilah aku Dongie, inilah aku yang selama ini tidak kau lihat. Aku yang amat posesif padamu, yang hanya bisa melampiaskan perasaanku di tempat yang aku harap tidak bisa kau lihat..miannata, aku bukan orang yang baik seperti selama ini kau kira, kau lihat..aku hanya namja biasa yang mencintaimu lebih dari apapun..a—“
“ hyung—aku jahat padamu eoh??”
“ mwo?? Ani!! Aku lah yang tidak baik, bahkan aku tidka biisa menyembunyikan perasaanku padamu lagi..mianata..mian-eump”
Dongho menarik tengkuk Kiseop yang lebih tinggi darinya dan menekannya mencoba menekan agar ia bisa memperdalam ciumannya pada namja yang kini hanya menatap shock dengan apa yang sedang dialaminya. Kiseop benar-benar di ambang kesadarannya antara nyata dan mimpinya karna ciuman Dongho, bahkan ia tidak merespon perlakuan baby mungilnya itu.
“ mianata hyung, nado saranghanda Kiseopie hyung..”
“ Dong—eump”
Tidak ada kesempatan untuk Kiseop merespon perkataan Dongho karna kini Dongho kembali menciumnya. Perlahan kekagetan Kiseop berubah menjadi perasaan senang, kini tangannya yang tadinya bebas mulai meraba kearah leher Dongho dan mengendalikan ciuman mereka.
“ ternyata sangat manis..”
Dongho hanya bisa tersenyum saat Kiseop mulai menciumi leher dan bibirnya otodidak. Dongho tidak menolak atau mengatakan apapun saat Kiseop mulai melucuti pakaian yang ia kenakan hingga Dongho dalam keadaan naked dengan Kiseop yang menciumi tubuhnya.
Suasana pagi begitu terasa menyenangkan, Kiseop tersenyum membelai rambut halus namja manis yang masih setia dengan tidurnya.
“ ini bukan mimpi..”
Guman Kiseop.
Eli tersenyum saat menemani Kevin chek-up ke laboratorium , keadaan namja manisnya itu kini sudah dikatakan mendingan dan tinggal menjalankan rawat jalan.
“ sudah sebulan sejak kecelakaan itu, apa Kriss-ge  akan meninggalkanku?”
“ aiss, percayalah padaku! Kriss-ge hanya sedang memulihkan tenaganya lagi untuk melindungimu..”
Ucap Eli sambil memegang pundak Kevin, kini ia bersimpuh dihadapan Kevin yang duduk diatas kursi roda. Sebenarnya Kevin ingin sekali berjalan dengan kedua kakinya namun Eli dan Tao memaksanya untuk mengenakan kursi roda seperti yang dokter katakan. Kevin hanya bisa tersenyum mengangguki perkataan Eli.
“..percaya padaku, naga jelek itu akan bangun untuk menerima pembalasanku..”
“ Kyungjae—“
Eli hanya tersenyum mendengar Kevin memanggilnya dengan nama aslinya, sebuah kecupan singkat ia daratkan di bibir cerry Kevin yang langsung membuat namja kelewat manis itu blushing.
“ aku suka saat kau blushing seperti ini..Saranghaeyo Kim Sunghyun..”
“ mwo?? Kim? Margaku Woo kalau bukan Wu..”
Eli hanya terkekeh mendapati kepolosan namjachingunya itu.
“ namamu akan menjadi Kim Sunghyun atau Kim Kevin saat kau menikah denganku..”
“ mwo?”
Wajah polos Kevin menjadikan Eli semakin bersemangat untuk menggodanya.
Tao duduk disamping ranjang Kriss sambil membaca majalah yang sempat Kyungsoo dan Lay belikan, entah mengapa ia merasa perlu menjaga Kriss dan ingin selalu disamping namja yang pernah ia buat babak belur.
“ Kev—Kev—vin—mi—mii-ana—tta—“
Igauan Kriss membuat Tao kaget dan melemparkan majalahnya kesembarang tempat, ia mendekatkan kepalanya untuk mencoba mendengarkan ucapan lemah dari Kriss.
“ Kev—Kev—vin—mi—mii-ana—tta—“
ge!?? Kau sadar??? Syukurlah..”
Perlahan Kriss membuka matanya dan mendapati pandangan berkaca-kaca milik Tao.
“ syukurlah ge!”
Dokter segera memeriksa Kriss, Donghae tersenyum mengangguk pada Tao setelah menyuruh Kriss untuk istirahat kembali. Kriss mengedarkan pandangannya kesegala arah mencari seseorang yang amat ingin ia peluk. Tao tersenyum duduk menggenggam tangan Kriss membuat namja blonde itu menatapnya dengan pandangan sendu.
“ apa Kevin—“
“ Eli sedang mengantarnya chek-up..”
“ WAE??! AGH!-“
Kriss menekan perutnya yang terasa nyeri mencoba untuk bangkit. Tao membantunya untuk berbaring namun ditepis Kriss dengan kasar.
“ kau bilang Kevin baik-baik saja..aghh! you liar!”
“ Aiis, naga bodoh! Kembali lah tidur, kau baru saja sembuh!”
Kriss menatap Tao dengan tatapan dinginnya, Tao yang sadar dengan kesalah pahaman Kriss hanya bisa mendesah kesal.
“ kembali tidur atau kau akan melihat dongsaeng kecilmu itu masuk ruang OPERASI—“
“ MWO??!!”
Tao benar-benar kesal jika harus bebicara dengan namja yang kini menatapnya dengan tatapan kaget, bagaimana tidak jengah jika setiap kali berbicara dan mencoba menjawab pertanyaan yang Kriss berikan dengan seenaknya namja itu memotong kalimatnya.
“ katakan!! Bagaimana keadaan Kevin! Palli katakan!”
“ bagaimana aku bisa mengatakan kalau kau memotong kalimatku terus!!”
Tao emosi langsung membaringkan Kriss dengan paksa, meski tau jika itu bisa melukai Kriss namun Tao lebih memilih resiko itu dari pada membiarkan namja yang baru saja sembuh itu keluar ruangan untuk mencari Kevin. Ahirnya Kriss berbaring dan menatap penuh Tanya pada Tao yang kini menyeka kepalanya.
“ janji tidak akan memotong kalimatku?!”
Tidak ada jawaban,
“ Kevin chek-up paska operasi penyelamatan nyawamu—“
“ apa maksudmu???!!”
Lagi-lagi Tao menatap kesal kearah Kriss, dan itu sukses membuat namja tampan itu mengerti bahwa ia melanggar janjinya dan mengangguk mengisaratkan untuk Tao menyelesaikan kalimatnya.
“ –Kevin memberiikan satu ginjalnya padamu, dia menyelamatkan gege yang gagal ginjal..ia memberiikan satu ginjalnya pada gege dan memberii kesempatan pada gege untuk tetap memiliki dua ginjal..”
Ingin sekali Kriss memotong kalimat Tao namun ia tau jika ia terus memotong kalimat namja panda di hadapannya itu kemungkinan ia tidak akan pernah mendapat penjelasan. Air matanya mengalir..
“ dia benar-benar menyayangimu ge, bahkan ia memohon pada Kai yang emosi mendengar kau yang menyiksa Kevin untuk memaafkanmu—padahal saat itu aku belum mengatakan alasan gege sebenarnya. Ia terus memohon pada Kai dan Eli untuk memperbolehkannya mendonorkan satu ginjalnya untukmu. Emosi Kai dan Eli semakin bertambah saat mendapati Kevin ikut koma bersamamu setelah mendonorkan ginjalnya, kau tau bagaimana mereka bukan? Eli sangat mencintai Kevin, dan kalau Kai—aku tidak tau apa yang membuatnya marah, yang jelas keduanya ingin sekali membunuhmu saat itu juga. Hingga aku mengatakan semua alasanmu dan yah kau tau apa yang selanjutnya mereka lakukan..”
“ menghukum Dr. Nickhun?”
Tao tertawa,
“ lebih tepatnya mengamuk..”
Kriss merasa aneh saat melihat tawa Tao, seperti ada sebuah desiran hangat yang menyejukkan hatinya. Phonsel putih Tao berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
“ yeoboseo..”
Tao-aah!! Aku dan Kevin mau pergi sebentar—“
“ kalian mau kemana?? Kk—“
“ Kevin mau pergi kegereja untuk berdoa demi si naga jelek itu, lalu membelikan bunga kesukaan si jelek itu..”
“ Eh? K—“
“ sudah ya byeeee”
‘TUUTT’ bunyi panggilan di ahiri membuat Tao melongo, sedangkan Kriss yang sedari tadi melihat namja panda itu mengangkat telp hanya bisa tersenyum terlebih saat Tao dengan polosnya menatap phonselnya sambil berguman bahwa ia di abaikan. Sesaat senyum Kriss berubah menjadi kekagetan kala melihat bagaimana kelakuan Tao, Kriss merasakan jika waktu saat itu terhenti.
“ huhuhu—selalu saja seenaknya memotong perkataanku TT”
Guman Tao sambil mengerucutkan bibirnya,imut.
‘ apa yang membuat debaran jantungku jadi tidak menentu??’
Tao yang mendengar suara dari mesin penanda detak jantung langsung mengalihkan padangannya pada alat itu.
ge! Gwacana???”
Kriss yang sadar dengan keadaan yang terjadi langsung mengangguk pura-pura menekan dadanya. Ia tidak mau jika Tao sadar dengan apa yang terjadi pada alat pendekteksi jantung yang mendeteksi jantungnya saat ia melihat Tao.
“ sepertinya aku harus beristirahat..”
“ heum! Tao akan pergi sebentar mengambil obat di tempat Donghae ajussi..”
Tao melangkah keluar kamar, dan berhenti saat mendengar Kriss memanggilnya. Namja manis penyuka panda itu mengarahkan pandangannya pada seorang tengah menatap dirinya dengan senyum yang begitu tulus.
“ gomawoyo Zi Tao-ah..”
“ eh??”
Terasa  sangat lama saat untuk membenarkan wajah Tao yang sudah memerah tidak jelas. Ia mengangguk pada Kriss lalu berjalan meninggalkan namja itu dengan hati yang berdebar-debar tidak jelas.
Kriss menengadahkan pandangannya kearah jendela dan tersenyum miris menatap langit, perasaanya kini mengambang mendengar Kevin yang menyelamatkan hidupnya mencoba melakukan hal yang terbaik untuknya, tidak ada hal lain yang ada di otaknya selalu mencoba mencerna apa yang telah dongsaeng kecilnya lakukan. Sedikit Kriss terisak mendengar bagaimana ketakutannya bahwa Kevin akan meninggalkannya karna penyakit yang tidak jelas hingga membuat Kriss gelap mata dan menyiksa Kevin hingga membuat dongsaeng manisnya terluka dan sedih.
“ hikkz.. harusnya aku mendukungmu..hiks..bukan membuatmu membenciku..karna tidak ingin kau meninggalkanku seperti mommy meninggalkanku dan daddy..”
Kriss tersedu mengingat apa yang ia lakukan pada Kevin, saat ia melihat bagaimana tangannya memukul dna menampar namja manis yang selalu ingin ia lindungi. Kriss tidak pernah berfikir bagaimana ia bisa hidup jika Kevin membencinya, menganggap alasannya sangat bodoh! Bahkan ketika ia tau bahwa Kevin baik-baik saja ia tidak diberi waktu untuk meminta maaf padanya.
Eli tersenyum sambil mendorong Kevin yang masih mengenakan kursi roda dan tersenyum memeluk boneka pigeon yang baru saja ia beli untuknya.
“ kau senang?”
“ he-um..aku harap Krissie-ge akan menyukai ini..”
Eli tersenyum melihat bagaimana Kevin yang memangku boneka pigeon besar dan sebuah karangan bunga lili dan matahari yang tersusun indah dalam pangkuannya.
Kevin terus mengembangkan senyumnya hingga pintu kamar rawatnya terbuka lebar untuk membiarkannya masuk.
ge—“
Kriss yang sedari tadi menangis menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya dan dapat ia lihat seorang yang ingin ia temui.
“ Kev—“
Kevin menoleh pada Eli yang tersenyum mengangguk, seakan tau keraguan dari namjachingu manisnya bahwa apa yang ia lihat adalah benar adanya-Kriss sadar dan tengah menatapnya dengan air mata beruraian. Kevin ingin berlari kearah Kriss dan sepertinya Kriss pun sepeti akan melakukan hal yang sama dengan Kevin. Eli menahan bahu Kevin dan menggeleng.
“ Kriss sudah kau tetap disana aku akan membawa namjachinguku kearahmu jadi diam disitu!”
“ Kev—“
Eli mendorong kursi roda Kevin makin mendekat hingga Kevin ataupun kriss bisa saling menyentuh, ia mencium puncak kepala Kevin.
“ aku akan keluar dulu..”
Setelah Eli keluar Kevin dan Kriss membisu saling menunduk, hingga Kriss mendengar suara isakan lirih yang keluar dari mulut Kevin.
ge syukurlah kau selamat, syukurlah kau baik-baik saja..hikz..mianhe ge..membuat gege khawatir..”
“ Kevin! Itu bukan salahmu! Justru gege yang harus minta maaf padamu! Kevin-ah mianhe..gege tidak ingin kehilanganmu mian..”
Kris meraih tangan Kevin yang entah sejak kapan bunga dan bonekanya tidak ada.
“ mianhe..”
“ hikz..”
gege janji tidak akan membuatmu menangis lagi, mianhe karna telah membuatmu sakit..mianhe..mianhe, aku tau kau pasti akan membenci gege dan tidak mau lagi bertemu denganku..tapi ku mohon..ijinkan gege tetap menjadi gegemu –“
“ GEGE!! Aku tidak marah! Aku tidak membenci ataupun kesal padamu! Aku mencintaimu ge..Wo Ai Ni”
“ Kevin –“
Kriss mencoba bangun dari tidurnya untuk memeluk Kevin namun kesadarannya mulai terganggu sehingga ia terbaring.
“ gege!!!GEGE!!!!”
Eli dan Tao yang sedang bercengkramah di luar kamar kaget mendengar teriakan Kevin, keduanya langsung masuk dan mendapati Kevin sedang mengguncang tubuh Kriss.
Kiseop dan Dongho berjalan beriringan bersama Donghae yang berniat ke kamar Kriss, keduanya sedang mencoba merayu namja ikan yang sedang bertugas sebagai dokter di RS ternama di seoul itu untuk merestui hubungan mereka. Donghae yang sudah mengetahui hubungan keduanya dari Hyukie hanya memasang wajah datar, sebenarnya dia tidak masalah dengan hubungan keduanya namun sebagai apppa dia ingin melihat seberapa gigih anaknya untuk meraih sesuatu yang bagi beberapa orang mustahil dan tabu. Sampai di persimpangan jalan menuju kamar Kriss ketiganya melihat Tao dan Eli yang sedang berbincang dan tiba-tiba bergegas masuk keruangan karna mendengar teriakan. Dan Donghaepun berlari mengikuti kedua namja itu.
Semua menghembuskan nafas lega saat Donghae tersenyum dan mendekati Kevin yang masih sesenggukan memegangi tangan Kriss.
“ tadi hanya efek obat tidur yang ajussi berikan..kau tenang saja ne?!”
“ jinca??”
Donghae tersenyum mengangguk.
Taemin berjalan menggandeng seorang namja yang sepertinya ragu untuk melangkah memasuki rumah mewah namun sederhana terkesan rapid an menyejukkan itu.
“ bagaimana kalau mereka menolak bertemu denganku karna eomaku?”
“ ck, aku tau mereka dari pada kau kodok!”
Namja itu hanya menatap tidak percaya dengan apa yang namjachingunya katakan, bagaimana mungkin namja chingunya itu mengatainya kodok?
Suasana rumah itu sedikit berbeda dengan nuansa mewah yang terpancar saat berada diluar.
“ Lay?? Kau disini?”
“ ah—ne, hyung! Aku tadi mampir untuk pergi menjenguk Kriss, kata Suho dia ingin mengambil barang..kajja masuk..eum?”
“ Choi Minho..dia namjachinguku..”
“ ah—ne, aku akan panggilkan mommy..”
Keduanya duduk menerima minuman yang maid suguhkan. Tidak lama seorang yeoja muncul dari dapur dengan wajah kecewa memandang kue yang ada di tangannya. Lay tersenyum mendekati yeoja cantik tersebut.
“ mom—“
“ eothokke?? Padahal aku ingin membuatnya..TT”
“ nanti setelah dari rumah sakit kita buat bareng..ah iya itu ada Taemin hyung, katanya dia ingin bicara dengan mommy dan Suho..”
“ Taemin??”
“ ne, aku akan panggilkan Suho dulu..”
Kibum mengangguk dan meletakkan kue nya, ia berjalan sambil menata rambutnya yang ia kuncir acak-acakan karna saking asiknya membuat kue. Kibum tersenyum dan mengangguk menerima anggukan horma tadi Taemin.
“ ada apa Minie? Tumben sekali kau kemari tanpa dongsaengmu..ah—ini? Kekasihmu?”
Taemin mengangguk malu-malu, namun segera ia tepis rona merah di wajahnya saat melihat Suho dan Lay mendekat dan duduk disamping Kibum. Ia melirik kearah namja yang duduk disampingnya dan terlihat jelas bagaimana namja itu gugup.
“ waeyo hyung?”
“ eum—“
Semua mengarahkan pandangannya pada namja yang sedang dipandangi Taemin dengan tatapan iba.
“ –mianata—“
“ eh??”
Kibum, Suho hanya bisa mengerutkan kenngnya tidak mengerti.
“ kenapa dengan namjachingumu hyung?? Apa dia telah berlaku tidak baik denganmu??”
Tanya Suho yang langsung mendapat deathglare dari Taemin.
“ a—nu,eum..maafkan eomaku Kibum-ssi—“
Kibum yang merasa namanya di panggil langsung menatap intens kearah Minho. Suho dan lay hanya bisa mengikuti pandangan Kibum yang menatap kekasih Taemin bingung, Minho memberianikan menatap yeoja cantik dihadapannya.
“ maafkan eomaku..ia tidak tau kalau orang yang menidurinya adalah namjachingu dari orang yang sangat ia kagumi..”
“ mianhe, apa maksudmu agasshi-“
Minho mengulurkan sebuah buku using kearah Kibum, mengisaratkan yeoja itu untuk membukannya. Foto-foto masalalu Kibum. Foto saat dimana ia masih menjadi seorang artis remaja, Kibum tersenyum.
“ apa maksudmu agasshi?”
“eomaku sangat mengidolakan anda, bahkan hingga di kamarnya terdapat gambar-gambar anda. Dia fans anda, dia adalah orang yang menikah dengan Choi Siwon dan membuat anda harus menggugurkan baby kalian—“
“ MWO??!!”
Kibum kaget dan berdiri, kali ini terlihat dengan jelas bagaimana yeoja itu emosi. Ia ingin berlari meninggalkan ruangan itu atau memaki namja yang mengatakan sesuatu yang telah mengusik masa lalunya dan lebih parah ia mengatakan didepan anaknya dan kekasih anaknya.
Minho menunduk lalu berlutut di di depan kaki jenjang Kibum.
“ aku mohon maafkan dia, ku mohon.. ia tidak bersalah—“
“ kau tidak usah memohon padaku! Karna kau tidak ada hubungannya, dan jika ia ingin meminta maaf suruh dia datang sendiri padaku dan menjelaskan semuanya..”
“ ji—ka bisa, hiikz..ia pasti akan me—lakukan nya—tapi dia sudah ti—dak bisa..—dia sudah me—ninggalkanku—bahkan sebelum aku bisa melihatnya..”
Minho terisak sambil menunduk, Kibum yang mendengarkan isakan Minho hanya menatap Minho datar. Ia tidak tau bagaimana perasaannya saat ini, bukan marah pada emoa minho atau apa karna ia tidak pernah mengetahui apa yang benar-benar membenci segala sesuatu yang berupa kenangan masalalunya.
“ halmoni bilang saat sebelum aku lahir ia bertengkar dengan namja yang sekarang ku panggi Siwon appa, ia bertengkar karna semua rahasia yang sama sekali tidak di ketahuinya tentang appa..ia tidak tau hubungan anda dengan appa hikz..dia marah hingga ia mengalami pendarahan..dan meninggal setelah aku di keluarkan dari rahimnya..”
“ Minho-ya—“
Taemin berusaha untuk memberiikan kekuatan dengan meremas pundak Minho yang masih terisak dihadapan Kibum, mungkin tidak menghentikan namun cukup untuk memberiitahu jika ia ada di sisi Minho dan akan mendukungnya dengan penuh. Minho masih tertunduk terisak,
“ –eomaku adalah orang yang sangat periang dan sangat mengidolakan anda sebagai artis papan atas, bahkan ia berusaha masuk kedalam perusahaan anda hanya untuk mengetahui artis kesayangannya secara langsung. Jika ia tau kau sedang dalam masalah ia akan marah-marah dan mati-matian membela anda, ia sangat mengidolakan anda jinca..halmoni bilang ia adalah maniak dari artis Kim Ki Bum, hingga ia masuk dalam perusahaan manajement anda dan kau tau betapa eomaku berteriak kegirangan? Dia bahkan mentraktir chingu2nya untuk merayakan keberhasilannya. Hingga ia bisa tersenyum melihat anda yang sangat baik pada semua orang, ia selalu menceritakan bagaimana ia bisa melihat kebaikan dari idolanya entah pada siapa saja bahkan dengan sang namjachingu. Namjachingu eomaku hanya bisa menggeleng menemaninya mengatakan apapun tentangmu, hingga suatu malam seseorang mengatakan dia akan menjadi suaminya dan membuatnya harus memutuskan namjachingu yang selalu ada untuknya. Eomaku tidak tau mengapa harus ia yang ada di ruangan artis bernama Choi Siwon itu, mengapa harus dia yang kehilangan kesuciannya dengan namja yang sama sekali tidak ia kenal selain ia adalah artis pendatang baru yang rentan gossip. Kau tau bagaimana eomaku ingin lari dan menyembunyikan dirinya karna malu pada semua orang? Takut pada namjachinunya? Hingga airnya Choi Siwon melamarnya dan mengatakan akan bertanggung jawab pada apa yang ia lakukan dan anda tau selanjutnya mereka menikah dengan status eomaku tidak mencintainya..namja itu memang mengatakan ia menyayangi eomaku, dan bersalah karna semua kehilangan yang eomaku alami namun ia sama sekali tidak mengatakan mencintai eomaku. Hanya sekedar kewajiban seorang suami atau apalah orang katakan hingga usia kandunagnnya memasuki bulan ke 8 namja itu membawanya menemui seseorang yang eomaku idolakan, kau tau bagaiaman senangnya dia? Tapi melihat tatapan mu yang terlihat begitu kesakitan eomaku kaget, ia tau kau bukan orang yang dingin dan saat kau menatapnya seperti itu ia tau apa yang sedang kau rasakan..”
“ ye—yeoja hamil yang bersama Siwon??”
Minho mengangguk, Kibum mengarahkan pandangannya pada Minho yang masih menunduk di depannya. Suho menatap Kibum yang kini memandang iba pada namjachingu Taemin, ia tau bagaimana mommynya tadi menatap marah dan emosi pada Minho namun kini semua sudah melemah. Perlahan ia merasakan genggaman Lay semakin menguat, Lay tersenyum mengangguk memberiikan dukungan pada namjachingunya.
“ne dia eomaku..”
Kibum melemahkan pandangannya berusaha mendalami apa yang Minho rasakan.

Sung Min menatap anak semata wayangnya yang kini duduk diam menungguinya memasak makan malam, ia tau ada yang tidak beres dengan namja bermata bundar tengah pikirkan.
“ waeyo Kyungie..”
“ ani-“
Kyuhyun menatap anaknya dengan tatapan dinginnya membuat Kyungsoo mendesah dan pergi dari kedua orang tuanya, Sungmin menatap cemas pada namaegyanya itu.
“ tenang saja pasti dia bisa melewati semuanya..”
“ Hyun, waeyo dengan Kyungie..”
“ jangan khawatir..”
Sungmin menatap Kyuhyun dengan pandangan kesal, ia melepaskan rangkulan Kyuhyun dan pergi meninggalkan namja Evil itu sendiri hingga pandangannya dihalangi tubuh seorang namja.
“ Kyungsoo hyung di rumah??”
“ dia ada di kamarnya wae??”
Namja tan itu hanya tersenyum berjalan meninggalkan Kyuhyun yang menatapnya dengan pandangan kesal, baginya membuat namja berstatus appa Kyungsoo kesal atau marah adalah hal yang paling memuaskan untuknya. Ia tersenyum mendapati pintu kamar Kyungsoo tidak terkunci, Kai mendekati pintu balkon yang terbuka dan mendapati Kyungsoo tengah bersandar pada dinding.
“ hyung—“
Tidak ada jawaban.
Kyungsoo membiarkan suara yang sangatfamiliar di hidupnya itu kembali menghilang, ia tidak berniat untuk membuka matanya karna terlalu takut jika suara itu hanya mimpi belaka. Kyungsoo tidak menyadari bahwa Kai tengah berada didepannya hingga beberapa centi sebelum bibir Kai bisa menyentuh bibirnya.
“..tidakkah aku sudah gila???—“
Gumannya lirih.
“ bukan hyung yang gila, tapi aku..”
Ucapan lirih Kai membuat Kyungsoo membuka matanya dan betapa kagetnya saat ia mendapati wajah Kai sudah beberapa centi didepannya.
“ kk-kkai??”
“ ne,naeyga..”
Mata bulat Kyungsoo semakin membulat saat bibir Kai menyentuh lembut bibirnya. Tangan kanan Kai menekan tengkuk Kyungsoo hingga namja itu tidak bisa mengelak saat Kai menuntut memperdalam ciumannya. Merasa pasokan udara sudah menipis Kai melepaskan ciumannya dan memandang Kyungsoo yang kini tengah meraup udara banyak-banyak, sebuah lengkungan tercetak di sudut bibirnya.
“ –Kai, Kyungie—dia masih mencintaimu bahkan sangat mencintaimu—“
“ tapi aku tidak mencintainya Kev—“
“ hhiihi, Kamjongie bukan kau tidak mencintainya hanya kau belum menyadarinya. Eum mungkin saat kau menciumnya kau akan tau rasanya—“
“ aku pernah menciumnya dan tidak ada perasaan apa-apa”
Kai teringat pembicaraannya bersama Kevin tadi malam. Ia segera berpikir bagaimana perasaannya setelah mencium namja bermarga Cho itu.
“ jantungmu serasa ingin meledak, seperti sebuah sengatan listrik beberapa ribu volt. Terlebih saat kau melihat wajahnya memerah akibat ciumanmu, jika tidak menekan dalam-dalam iblis yang ada di dalam dirimu dia akan ‘habis’ oleh kelakuanmu..”
“ jangan katakan hal itu kau rasakan pada Eli!?”
“ ani, Eli yang mengatakannya padaku, bahkan ia mengatakan jika lama tidak bertemu denganku dia akan mengucapkan namaku dalam keadaan tidak sadar. Sama seperti kau yang beberapa minggu ini sering memanggilku dengan sebutan Kyungsoo, tanpa kau sadari kau mencintai dan membutuhkannya ada di hidupmu Kai—“
Kyungsoo yang telah menormalkan laju pernafasaannya menatap Kai bingung, sedangkan yang ditatapinya seperti sedang memikirkan sesuatu.
“ Kkka-i?”
Tiba-tiba tangannya dicengkram erat oleh namja berkulit tan tersebut, saat ingin menolak tangan Kai tidak memberiikannya kesempatan untuk menolak atau melepaskan tangannya dari Kai.
Kyuhyun bingung menatap namja yang menjadi anak sahabatnya menarik tangan anaknya dengan tergesa.
“ mau kau bawa kemana anakku, Kamjong??”
“ orang tua sepertimu tidak boleh tau!”
“ MWO??!! YA KAMJONG!!!”
Kai hanya cekikikan mendengar teriakan murka dari Kyuhyun.
Desiran ombak terlihat begitu lembut saat air menghantam terumbu karang menciptakan bias warna pelangi membuat takjub seorang namja manis yang duduk di bangku yang berada diatas tebing. Kyungsoo benar-benar terpukau dengan kejadian alam yang ia saksikan hingga ia sedikit melupakan bagaimaana namja di sampingnya membawanya kemari. Beberapa saat ia menoleh pada namja yang kini terdiam menundukkan kepalanya.
“ sekarang kau ceritakan kenapa kau membawaku kemari, Kai?”
Kai hanya terdiam mencoba mengalihkan pandangannya dari Kyungsoo, sepertinya keeberanian yang sempat ia kumpulkan selama dua hari dengan latihan merangkai kata manis yang Kevin ajarkan tidak mempan untuk situasi seperti ini dimana ia dan Kyungsoo duduk bersama. Kyungsoo hanya menghela nafas menyerah menunggu Kai bicara.
‘ pasti karna Kevin..’
Hingga beberapa waktu Kai menarik nafas dalam-dalam.
“—kevinie hyung---“
‘ benarkan..’
Raut kecewa menghiasi wajah cantik Kyungsoo, segera Kyungsoo mengalihkan wajahnya kearah lautan membuat Kai tidak menyadari perubahan wajahnya.
“ ada apa dengannya??”
Tanya Kyungsoo pelan, memang sakit setelah mendengar Kai mengucapkan alasan ia membawanya ke tempat seperti sekarang adalah karna Kevin.
“—ia mengatakan semua tentang perasaan Eli untuknya padaku..”
‘ pantas saja ia terlihat kalut, Kai apa kau tidak bisa melihatku disini?’
“ perasaan-perasaan yang amat dalam dan kesetiaan Eli, dia mengatakannya dengan jelas. Hingga aku menyadari kesalahanku..tentang cintaku..”
“ kau menyerah??”
Tanya Kyungsoo parau, entah mengapa ia ingin sekali menangis untuk Kai. Melihat Kai hanya menunduk membuatnya beramsumsi jika namja yang masih sangat dicintainya itu terluka dalam karna ia tidak pernah melihat Kai sediam sekarang.
“ aku bahkan baru menyadarinya, jadi  aku tidak akan menyerah. Yang aku tau alasan aku kesal pada Kriss hyung, alasan aku tidak suka dan marah terhadap namja yang berstatus hyung Kevin hyung adalah karna aku cemburu—“
Air mata Kyungsoo tidak terbendung lagi, hatinya benar-benar sakit kali ini.
“ –aku cemburu, tapi cemburu yang berbeda saat aku melihatmu bersama si bulat Dongho atau si Panda Tao..”
“ eh???hikz--??”
Mendengar suara isakan Kai mengarahkan pandangannya pada Kyungsoo, ia menatap namja yang kini mencoba mengarahkan pandangannya kearah lain. Kai menangkup wajah Kyungsoo hingga kedua manic hitamnya beradu dengan kedua manic coklat Kyungsoo, sebuah perasaan kini menyusup hangat kedalam hatinya hingga menjalar perlahan keseluruh tubuhnya.
“ hyung mi-mian..”
Kyungsoo menggeleng mencoba tersenyum,
“ gwacana, justru aku yang meminta maaf karna menangis huh! Aku seperti yeoja..mian..”
Kai menghentak pundak Kyungsoo saat Kyungsoo berusaha membalik tubuhnya kearah berlawanan dari Kai.
“ hyung! Saranghaeyo—jengongmal saranghae..”
“ kkai??”
“ hyung! Saranghaeyo—jengongmal saranghae..”
Kyungsoo masih belum percaya pada apa yang ia dengar, sedikit ia senang namun ia merasa bahwa yang Kai katakan bukan untuknya.
“ Kevin pasti akan senang jika ia mendengar itu darimu..bahwa kau men—“
“ hyung! Kau tidak boleh memikirkan namja lain selain aku! Kau hanya boleh memikirkanku seorang!! Aku mencintaimu hyung! Aku mencintaimu lebih lebih dan lebih!!”
Teriak Kai.
Kyungsoo menatap Kai dengan pandangan tidak percaya, lebih tepatnya Kyungsoo tidak ingin bermimpi namja yang ada dihadapannya ini mengatakan hal yang semalam menjadi mimpinya.
“ kau pasti bercanda kan Kai? Kau sedang mengerjaiku atau kau sedang berlatih untuk menembak Kevin, Kai bercandamu tidak lucu—kau mencintai Kevin—“
“ Aku tidak bercanda! Aku mencintai Cho Kyungsoo!! Aku mencintaimu hyung!!”
Lagi-lagi Kyungsoo masih tidak percaya dengan apa yang Kai katakan hingga Kai menciumnya. Setelah Kai melepas ciumannya ia terduduk dan menatap Kai tidak percaya,
“ hyung—aku memang mencintai Kevin hyung dengan seluruh hatiku namun itu berbeda dengan cintaku padamu—aku mencintaimu sebagai namja yang berhasil membuatku selalu merindukanmu yang tanpa sadar selalu memanggil namamu saat kau tidak ada dihadapan mataku, aku mencintaimu sebagai orang yang ingin ku jadikan pendamping hidupku..”
“ ttapi Kevin?—“
“ aku mencintainya dan cemburu karnanya hanya jika dia berdekatan dengan Kriss hyung, aku cemburu padanya sebagai seorang dongsaeng yang merasa cemburu saat hyung kesayangannya memperhatikan hyungnya. Berbeda saat kau bersama orang lain, aku merasa ingin marah atau entahlah yang jelas aku tidak suka kau berdekatan dengan orang lain selain aku..saranghaeyo Kyungsoo—“
Kyungsoo hanya terdiam didalam pelukan Kai.
Xiumin tersenyum memandangi hasil karya Chen, semua hasil lukisan Chen selalu membuatnya tertarik hingga ia menjumpai sebuah kanvas besar yang tertutupi kain putih ia menunjukknya penuh tanya.
“ hehe..itu-itu”
Chen gelagapan saat mendapati seorang yang diam-diam ia cintai berada didepan sebuah hasil karyanya yang lupa ia sembunyikan.
“ boleh aku melihat ini??”
“ anu-itu belum jadi, kapan-kapan saja ne? anu itu—“
Xiumin berdecak kesal.
“ katanya kita chingu? Begitu saja tidak boleh, aku kan juga ingin membantu—“
“ ti-ti dak usah..jinca!”
“ kau menyebalkan!”
Xiumin berjalan keluar gallery lukis yang menjadi gudang lukisan Chen, ia duduk di bangku teras menatap hujan yang membasahi jalanan. Sesekali ia menghela nafas kesal mengingat kejadian di dalam, jujur saja namja bertubuh mungil dengan pipi cubby itu terlalu lelah untuk berdebat dengan namja yang selama ini menjadi sahabat dan teman special di hatinya itu. Dan ia terlalu kesal saat mendengar dari Kriss jika namja special di hidupnya itu memiliki seseorang yang sangat ia cintai, Xiumin merasa lelah dengan perasaannya yang berlebih pada namja jangkung yang hampir memiliki tinggi yang sama dengan Kriss. Xiumin tidak memiliki keberanian untuk mengatakan perasaannya pada Chen begitu juga dengan Chen yang juga memiliki perasaan tersebut, hingga membuat keduanya merasa canggung . Chen duduk membawakan dua cangkir coklat hangat dan menyodorkan kearah namja berkulit putih susu tersebut.
“ Baoxie, kau marah??”
“ untuk??”
“ kejadian tadi—“
Xiumin mendesah.
“ sudahlah, itu bukan urusanku. Lagian itu pasti untuk orang yang kau cintai itu, huft mungkin moodku sedang dalam taraf tidak bisa dikendalikan..”
‘ Baoxie, tidak kah kau melihatku? Melihat aku yang mencintaimu..’
Chen mengangguk.
“ aku berjanji, aku akan menyelesaikan lukisan itu dan akan memberiikannya pada seseorang yang selama ini diam-diam aku cintai dengan harapan dia tau maksudku..”
“ hanya orang bodoh yang tidak tau maksud mu, aku harap dia menerimamu..”
“ yeah, aku harap—meski aku tau dia tidak mencintaiku dan memiliki orang lain di hatinya..”
Keduanya mulai diam dalam keheningan, sudah beberapa bulan sejak keduanya mengetahui perasaan mereka harus segera dihentikan mereka menjadi canggung sama lain.
“ oppa! Aku pinjam pensilmu yaa..”
Seorang yeoja manis berumur 7 tahun melenggang masuk kedalam gallery milik Chen hanya mengangguki keinginan dongsaeng kecilnya. Keduanya sudah biasa dengan kehadiran dongsaeng Chen itu, hingga kadang ia tidak di perdulikan jika meminjam apapun di sana.
“ –kau masih marahan dengan mamamu??”
“ hah! Ne, aku masih marah dengan papa dan mama keduanya sangat menyebalkan!”
“ kejadian itu sudah lalu, lagi pula SuHo sudah pulih..”
Xiumin mengangguk dan mendesah.
“ molla, aku hanya tidak ingin kejadian seperti itu terulang kembali apa lagi mama sama sekali tidak mengatakan apapun jadi ya aku membiarkannya saja..”
“ Bao oppa!! Bao oppa!!”
Teriakan melengking dari dalam gallery membuat Chen dan Xiumin memandang pintu dan tidak berapa lama Jindae muncul diambang pintu lalu menarik Xiumin masuk.
“ yaa—ada apa Jindae??”
“ itu oppa!! Ittu—“
Xiumin mengarahkan pandangannya pada arah yang ditunjuk Jindae, mata bulat Xiumin terbelalak saat mendapati sebuah lukisan besar bergambar dirinya dan Chen memiliki sayap seprti sedang terbang, kedua tangan mereka bertautan dengan senyum merekah di kedua bibir mereka dan jangan lupa tatapan yang tergambar di mata keduanya. Xiumin memang bukan pengamat atau ahli seni namun ia cukup tau bagaimana susahnya menggambar hal seperti itu.
“ ada a—MWO?!”
Chen yang masuk paling belakangan menatap kaget lukisannya yang kini terbuka dengan sempurna, tidak hanya itu ia mendapati Xiumin tengah memandang lukisan itu.
“ Jindae, bisa oppa minta tolong untuk pergi?”
Jindae hanya mengangguk.
Dua namja itu terus terdiam hingga Chen berinisiatif mendekati Xiumin dan menghadapkan namja cubby itu menghadapnya. Xiumin masih berputar dengan pikirannya sendiri dan hanya mengikuti apa yang Chen lakukan pada tubuhnya.
“ orang yang diam-diam aku cintai, orang yang selalu mengisi setiap sudut hatiku, orang yang selalu hadir dalam setiap hari dan mimpiku, orang yang selalu dan selalu hadir dalam setiap detik pikiranku adalah kau..”
“ Chen—“



 --
--
--
Next part

0 komentar:

Posting Komentar