Aku akan menjaganya, menjaga pesan mommy//
Bagaimana aku menerimanya??// Mama bisakah kau melihatku?// Tidak ada yang lain
selain dirimu, ku mohon kembalilah..
Acak-Acakan
Ukiss—EXO—Super Junior
Yaoi|Genderswict
Yaoi|Genderswict
Preview --
“ AKU MUAK
DENGAN MU WOO SUNG HYUN!!!”
‘BUGH!’
sebuah pukulan ku arahkan ke wajah manisnya, aku melihatnya memuntahkan cairan
kental berwarna merah di lantai. Ku alihkan pandanganku untuk tidak menatapnya,
hatiku sangat sakit saat harus menyakiti Dongsaengku sendiri. Mianhe Kevin-ah, Jeongmal mianhe..
Ku tutup pintu kamarku dengan keras, berharap aku tidak mendengar isakan lirih dari dongsaeng kecilku itu, ku tutup mulutku agar isakanku tidak terdengar olehnya. Sakit sekali, bahkan aku tidak merasakan sakit saat harus melepas daddy dan mommy..
Mom, Dad tolong jaga Kevin jangan biarkan dia pergi meninggalkanku..
Ku tutup pintu kamarku dengan keras, berharap aku tidak mendengar isakan lirih dari dongsaeng kecilku itu, ku tutup mulutku agar isakanku tidak terdengar olehnya. Sakit sekali, bahkan aku tidak merasakan sakit saat harus melepas daddy dan mommy..
Mom, Dad tolong jaga Kevin jangan biarkan dia pergi meninggalkanku..
>>>>
Kiseop <<<
Dongho
benar-benar manis saat ini, heem..senangnya mengingat dia mengatakan akan mau
menikah denganku, keke siap-siap menabung dan mencari uang untuk melamarnya.
Aku tidak ingin melamar orang yang aku cintai dengan jerih payah appa atau eoma
jadi ku putuskan untuk bekerja part time. Semua bercerita tentang hari libur
mereka, ada Tao si panda jadi-jadian yang bercerita pergi bersama Lay kekebun
binatang. Ada Aj dan Hoon yang mengatakan mereka kencan setelah menjenguk Suho
yang hampir 2 minggu sudah mendiami rumah sakit bersama appaku tentunya. Yang
paling aneh adalah Kai dan Kyungsoo yang mengatakan mereka pergi berbelanja
bersama kedua orang tua mereka, hey..bukannya
Kai tidak dekat dengan kyungsoo? Entahlah..
Sehun mengatakan ia pergi ke perpustakaan karna Luhan-ge ingin mengajarinya materi pelajaran yang kemungkinan namja cadel itu mendapatkan default nilai D, kemungkinan memang iya mengingat namja itu tidak pernah lebih baik dari C jika dengan dosen bernama ‘PARK JUNG MIN’ itu. Terahir aku melihat Eli tiduran dengan nyenyak sambil menunggu dosen yang tumben tidak masuk-masuk. Suasana ramai kelas berubah menjadi hening saat Changmin songsaenim masuk di ikuti seorang namja yang menunduk berjalan ketempat duduknya. Aku melihat sekilas, tubuhnya saat ia melewatiku. Aku memiringkan wajahku bingung, pipinya?
Sehun mengatakan ia pergi ke perpustakaan karna Luhan-ge ingin mengajarinya materi pelajaran yang kemungkinan namja cadel itu mendapatkan default nilai D, kemungkinan memang iya mengingat namja itu tidak pernah lebih baik dari C jika dengan dosen bernama ‘PARK JUNG MIN’ itu. Terahir aku melihat Eli tiduran dengan nyenyak sambil menunggu dosen yang tumben tidak masuk-masuk. Suasana ramai kelas berubah menjadi hening saat Changmin songsaenim masuk di ikuti seorang namja yang menunduk berjalan ketempat duduknya. Aku melihat sekilas, tubuhnya saat ia melewatiku. Aku memiringkan wajahku bingung, pipinya?
“ palliwa
kita mulai pertemuan hari ini dengan materi –bla-bla-bla-“
Aku sedikit
melirik ke belakang tempat Kevin duduk, meski namja itu menggunakan rambutnya
yang sedikit panjang untuk menutupi luka lebam dipipinya aku tau. Karna
meskipun aku anak baik-baik menurut eomaku tapi aku sering berkelahi haha.
Dongho menggelengkan kepalanya dan berbisik padaku.
Dongho menggelengkan kepalanya dan berbisik padaku.
“ aku yang
salah lihat atau memang Kevin hyung seperti habis berkelahi?”
Ku anggukkan
kepalaku, huufft susah memang menghadapi rasa keingin tahuan Dongho. Istirahat
telah di mulai dan saat itu semua yang merasa aneh pada Kevin mengerubunginya.
“ Kevin,
gwacanayo??”
“ ah,
ne..nan gwacana..”
“ Lukamu..”
“ AWW!
Appoh..jangan sentuh! Aku baik-baik saja..hehe”
Tao mencoba memberii
sedikit akohol dan perban di sudut bibir Kevin. Dia mengatakan baik-baik saja,
dan lukanya hanya karna ia kurang focus saat berlatih bela diri. Semua
percaya-percaya saja namun sepertinya Kai dan Tao berpikir berbeda karna hanya
mereka yang menatap Kevin tidak percaya. Eli bahkan panic dan marah karna
seseorang memukul namja mungil yang sebenarnya ia taksir itu, aku tau dari Hoon
dan Hoon tau dari AJ. Kevin hanya menggeleng dan tersenyum mengatakan semua
baik-baik saja.
Setelah mengantar Dongho pulang ku arahkan mobil sport merahku ke sebuah kawasan rumah sakit, saat aku memasuki lorong RS ku lihat Lay berjalan berlawanan arah.
Setelah mengantar Dongho pulang ku arahkan mobil sport merahku ke sebuah kawasan rumah sakit, saat aku memasuki lorong RS ku lihat Lay berjalan berlawanan arah.
“ tidak
masuk??”
Namja itu
hanya tersenyum dan menggeleng.
Ku tatap kepergiannya yang kini bergantian dengan kedatangan Kai, sepertinya Kai sedang ingin berkunjung ketempat saudaranya. Ia tersenyum dan mengangguk.
Suho tersenyum melihat kami masuk.
Ku tatap kepergiannya yang kini bergantian dengan kedatangan Kai, sepertinya Kai sedang ingin berkunjung ketempat saudaranya. Ia tersenyum dan mengangguk.
Suho tersenyum melihat kami masuk.
“ bagaimana
kabarmu hyung?”
“
hemm..lebih baik..”
Kai duduk,
langsung mencomot buah apel yang ada di meja dekat ranjang Suho. Kami berdua
hanya bisa mengangguk mengatakan itu sudah biasa. Ya memang sudah biasa untuk
kami bertiga, tidak ada yang bisa mengalahkan pengetahuan kami antara satu
dengan yang lain karna kami selalu bersama sejak kecil.
“ apa ajumma
sudah mengatakannya?”
Tanya Kai,
Suho menghela nafas dan mengangguk.
“ ne,
semuanya..aku kasihan padanya..”
Ucap Suho
sambil menerawang menatap apel yang sedang Kai makan.
“..bagaimana
mungkin namja itu meminta seorang yang sedang mengandung darah dagingnya untuk
menggugurkannya? Dan bagaimana pula aku keturunan dari namja keparat itu?heh..”
Ku tepuk
pundak Suho untuk memberiinya sebuah kenyamanan, mungkin tidak berarti apa-apa
namun setidaknya tepukan itu menandakan jika aku mendukungnya dan akan selalu
disisinya. Kai menghentikan acara makannya dan menatap Suho dengan tatapan
datarnya. Ck, sepertinya namja berkulit Tan itu sedang benar-benar tidak mood.
“ apa kau
benar-benar ingin meninggalkan Lay-ge?
“
Suho yang
sedari tadi menatap apel kini menatap namja berkulit tan tersebut.
“ ini lebih
baik Kai, aku benar-benar tidak ingin menambah kebenciannya padaku. Aku tau ia
terganggu karna keberadaanku, dia tidak menginginkanku sama seperti Daddyku
yang mengharapkanku enyah..”
“ dia
mencintaimu hyung..”
Ucapku
rendah.
Suho hanya tersenyum tipis, ia menatapku dan Kai bergantian.
Suho hanya tersenyum tipis, ia menatapku dan Kai bergantian.
“ dia tidak
mencintaiiku, dia hanya menganggapku teman itupun jika ia beranggapan seperti
itu..”
Ah aku tau
kisah cinta menyedihkan milik Suho, dia mendapatkan Lay-ge setelah bertahun-tahun mendekati namja china itu. Tidak ada kata
putus asa dalam kamusnya namun kini terlihat jelas bagaimana kata-kata putus
asa itu tercetak tebal di wajahnya. Kai menghembuskan nafas kesalnya
berkali-kali hingga ia menatap Suho dengan pandangan mengintimidasi.
“ karna kenyataan
ini hyung?”
“ Kai-ah,
Kau tau ini sangat buruk. Aku tidak ingin melihat pandangan mejijik darinya
karna status ku..”
Kai membuang
pandangannya dan beranjak keluar, terlihat ia sedang menekan emosinya.
“ kenapa
semua orang begitu munafik dengan dirinya sendiri??cih!”
‘Blam’ pintu
tertutup sempurna.
Ku lihat Suho menghela nafas, mungkin ia juga hafal bagaimana sifat namja berkulit tan itu. Suho menatapku seakan bertanya apa yang harus ia lakukan. Aku hanya tersenyum menyamankan posisi dudukku sambil memakan potongan apel sisa milik Kai. Mungkin harus ku katakan semua yang terjadi saat ia kecelakaan.
Ku lihat Suho menghela nafas, mungkin ia juga hafal bagaimana sifat namja berkulit tan itu. Suho menatapku seakan bertanya apa yang harus ia lakukan. Aku hanya tersenyum menyamankan posisi dudukku sambil memakan potongan apel sisa milik Kai. Mungkin harus ku katakan semua yang terjadi saat ia kecelakaan.
“ yang
menemukanmu, membawamu, dan menolongmu yang tengah sekarat adalah Lay-ge..”
Ku lihat
matanya menatapku tajam, seakan tidak mempercayai apa yang aku katakan barusan.
“ sambil
menangis ia menelfonku untuk menyuruh appa datang kerumah sakit, sambil
menangis ia memohon pada appa agar kau di selamatkan. Berjalan mondar mandir
seperti orang linglung, menangis sambil sedikit melompat mencoba melihat apa yang
appa lakukan padamu. Ia melupakan daya tahan tubuhnya demi menjagamu bahkan ia
tidak menyadari dongsaengnya mengikuti tingkah lakunya ia tidak akan menyadari
Tao yang memang belum makan sejak pagi mengikutinya tidak ingin memakan sesuap
nasipun jika bukan karna Kai yang membentaknya mungkin saat ini dia juga akan
kehilangan baby pandanya..Lay menangis terus menangis menungguimu memastikan
terjaga untuk tidak kehilanganmu. Kau sangat berarti padanya, ia mengatakannya
pada Kriss-ge. Aku sempat mendengar
dia menyesal tidak menyadari perasaannya dari dulu tentangmu dan saat sadar,
ternyata kau sudah di ambang kesabaranmu menantinya..ia menangis pada Kriss-ge.. dan perlu kau tau, setiap hari Lay-ge masih menjagamu meski hanya berani
mendekatimu saat kau tengah tertidur. Ia tidak ingin kau marah padanya yang
tidak tau apa-apa tentangmu..”
“ Kiseop..”
Aku
mengangguk meyakinkan.
Rumah ku terlihat sangat ramai saat aku masuk, ternyata eoma sendang menggosip dengan eoma Kyungsoo, ia juga sempat menanyaiku tentang keadaan Suho dan aku menjawab dengan singkat karna tidak ingin terjebak dengan obrolan eoma-eoma itu.
Setelah mandi ku buka phonselku untuk mengirim pesan kepada baby dongho.
Rumah ku terlihat sangat ramai saat aku masuk, ternyata eoma sendang menggosip dengan eoma Kyungsoo, ia juga sempat menanyaiku tentang keadaan Suho dan aku menjawab dengan singkat karna tidak ingin terjebak dengan obrolan eoma-eoma itu.
Setelah mandi ku buka phonselku untuk mengirim pesan kepada baby dongho.
To :
Baby Dongho
Sudah tidur??
Tidak lama
setelah berbaring phonselku bergetar, aku tersenyum mendapat balasan dari namja
itu.
From :
Baby Dongho
Belum, Hoonie hyung menginap jadi
kami masih mengobrol.
Hyung sendiri?
Hyung sendiri?
Aku hanya
bisa ber’O’ ria membaca pesan darinya. Memang keluarga mereka tidak jauh
berbeda jauh mereka bersepupuan jadi aku tidak akan cemburu padanya. Apa lagi
setelah mendengar Dongho akan menikah denganku.
To :
Baby Dongho
Baru saja mencoba tidur, setelah
mengantarmu tadi aku mampir ke RS dan mengatakan semua tentang Lay-ge pada Suho. Suho terlihat sangat kaget
dan tidak percya jika Lay-ge sudah
mulai mencintainya..
Lama tidak
mendapatkan jawaban dari Baby mungilku itu, ku putuskan untuk turun mencari
persediaan air minum.
“ Chagy,
bagaimana pendapatmu tentang Kyungsoo dan JongIn??”
Tanpa
sengaja aku menyemburkan air dalam mulutku, eomaku benar-benar tidak tau
situasi saat bertanya. Setelah mengelap air yang membasahi bajuku aku menatap
datar kearah eomaku yang memasang aeygonya.
“ memangnya
ada apa dengan mereka?”
“ aku akan
menjodohkan keduanya bagaimana???”
“ MWOI??”
Aku
menggeleng mendengar perkataan dua eoma-eoma yang menurutku tidak rasional.
Saat tiba di ranjangku ku lihat
phonselku aku tersneyum melihat balasan dari Dongho.
From :
Baby Dongho
Semoga mereka tetap bersama seperti
kita..meski kita lebih serasi dari mereka tapi aku tidak rela jika Lay-ge tidak dengan Suho hyung..
Aku mengantuk tapi Hoonhyung tidak
menghenntika ceritanya hhuhu..bye
kissippie hyung..sampai bertemu besok..Saranghae..
Bagaimana
manisnya baby donghoku??? Aigoo..ku ketik balasan untuknya, ku hapus saat
kata-kata yang ku tulis seperti keterlaluan hingga aku menemukan kata yang
cocok untuknya.
To :
Baby Dongho
Ne kita yang no 1!
Jika Hoon tidak mau berhentii bercerita, kau kirim saja pesan pada AJ untuk menyuruhnya tidur maka dengan sekejap namja bermata bulat itu akan tidur hahaha..selamat mencoba!
Jika Hoon tidak mau berhentii bercerita, kau kirim saja pesan pada AJ untuk menyuruhnya tidur maka dengan sekejap namja bermata bulat itu akan tidur hahaha..selamat mencoba!
Aku mau bertemu denganmu di mimpi
jadi jangan pernah berani mencoba memimpikan selain aku!
Saranghaeyo Baby Dongho..
>>>>
LUHAN <<<
Saat ini aku
duduk berdua dengan Kriss mengingat semua teman-temanku sedang sibuk
mengerjakan tugas yang lupa mereka kerjakan. Ku lirik seorang berambut blonde
di sampingku ini, entah mengapa aku melihatnya semakin terlihat menyeramkan.
“ kau tidak
akan mendapatkan pacar jika memasang ekspresi seperti itu..”
“ aku tidak
perduli..”
Kriss memang
semakin dingin, entahlah ku rasa ada sesuatu yang berat sedang ia tanggung.
Lama kami terdiam memandang pemandangan mahasiswa-mahasiswa yang berlalu lalang
di sekitaran kami. Aku menatap seorang yang sedang bermain di lapangan basket,
Sehun terlihat tampan saat bermain basket.
“ Kau lihat
namja yang sedang bermain dengan Sehun? Aku dengar dia berlatih bela diri
dengan keras membuat tubuhnya sering babak belur..aku kasihan padanya..”
“ O “
Aku mendesis
kesal mendengar jawaban Kriss. Apa dia tercipta dari batu?
“ tapi aneh,
tidak ada kompetisi dalam atau luar kampus..jika memang ada Tao akan menjadi
orang pertama yang menguasai lapangan saat jam istirahat..”
Kriss tidak
menyahut.
“ kau ada
masalah??”
Dia hanya
menggeleng perlahan.
“ ck, kau
mencoba membodohi Xi luhan eoh? Tidak ada gunanya..wae? kau bisa ceritakan
padaku..”
Ku lihat
kerut di wajahnya memudar, wajah datar dan dingin yang selama ini ku lihat
berubah menjadi wajah sendu penuh dengan penyesalan dan kekhawatiran.
“ aku menyakiti
orang yang amat aku cintai, setiap hari aku berusaha mengacuhkannya berusaha
membuatnya membenciku dengan harapan dia tidak akan bertindak bodoh karna tidak
ingin menyusahkanku..”
Alis ku
reflex bertaut, apa yang ia katakan?
“ aku tidak
ingin ia meninggalkanku dengan alasan yang sama seperti mommyku meninggalkan
aku saat aku baru berumur 3 tahun, dan saat aku berhasil menemukannya itu
adalah saat terahir yang Tuhan berikan untuk kami..aku tidak mau..”
“ Kriss-“
Bahu Kriss
begetar hebat, aku tau jika namja ini tidak sekuat kelihatannya. Ku rengkuh
tubuhnya kedalam pelukannku mencoba meringankan bebannya. Tepat dugaanku jika
Kriss bukanlah orang yang kuat untuk menjalani beban hidupnya dia seperti
anjing kecil yang merengek untuk di peluk.
Lama Kriss terisak hingga ku rasa ia sudah mendingan, ia mengangkat kepalanya dan memaksakan sebuah senyum.
Lama Kriss terisak hingga ku rasa ia sudah mendingan, ia mengangkat kepalanya dan memaksakan sebuah senyum.
“ Gomawo
Luhan..”
“ kau bisa
mengandalkanku, aku tempat curhat yang bagus hehe”
Ucapku
menyombongkan diri.
Perlahan aku mengetahui bagaimana kehidupan Kriss, sebenarnya awal yang baik jika Kriss tidak percaya dengan teorinya sendiri. Kriss menceritakan kejadian-kejadian lucu yang dulu pernah dan selalu ada di rumahnya hingga kejadian ia harus melihat orang yang ia cintai menangis dan terluka dengan tangannya sendiri. Aku pun jika dihadapkan dengan keadaan seperti yang Kris salami dan dengan teori yang melekat pada otak Kriss mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama..menyakiti, berusaha dibenci hanya untuk menjaganya tidak pergi meninggalkan kita..
Perlahan aku mengetahui bagaimana kehidupan Kriss, sebenarnya awal yang baik jika Kriss tidak percaya dengan teorinya sendiri. Kriss menceritakan kejadian-kejadian lucu yang dulu pernah dan selalu ada di rumahnya hingga kejadian ia harus melihat orang yang ia cintai menangis dan terluka dengan tangannya sendiri. Aku pun jika dihadapkan dengan keadaan seperti yang Kris salami dan dengan teori yang melekat pada otak Kriss mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama..menyakiti, berusaha dibenci hanya untuk menjaganya tidak pergi meninggalkan kita..
From :
Sehunie
Lulu di mana?? Aku sudah menunggu di
perpustakaan selama 2 jam..
OMO! Ku
lirik jamku, saking asiknya mendengarkan Kriss bercerita tentang kehidupannya
aku melupakan Sehun. Aku tidak menyangka jika sudah dua jam kami duduk di taman
kampus, aku yang mengajak Kriss untuk bercerita tentang apa yang ia alami di
sini karna disini sepi.
To :
Sehunie
Mian, tadi aku melihatmu sedang
bermain basket jadi aku tidak menghampirimu.. dan aku lupa jika aku ada jam
tambahan..mianhe
Kau tidak marahkan??
‘OMO!!’ aku
berbohong pada Sehun!
Sejak menjalin hubungan 2 tahun yang lalu aku tidak pernah berbohong satu kalipun dan baru kali ini aku berbohong pada namja yang berstatus namjachinguku. Tidak lama phonselku bergetar lagi, aku lega membaca ia tidak marah.
Sejak menjalin hubungan 2 tahun yang lalu aku tidak pernah berbohong satu kalipun dan baru kali ini aku berbohong pada namja yang berstatus namjachinguku. Tidak lama phonselku bergetar lagi, aku lega membaca ia tidak marah.
From :
Sehunie
Gwacana..belajar yang baik ne?
Aku tidak marah kok..byee
Kriss
mengalihkan pandangan ke arahku, ia hanya menggeleng kecil saat aku tersenyum
mencium gambar Sehun di phonselku. Aku hanya tersenyum sambil menjulurkan lidah
padanya yang langsung dibalas dengan mengacak-acak rambut orangeku. Tidak
tahukah aku mewarnai rambutku dengan warna orange hanya untuk Sehun? Aku tidak
mau kalah darinya yang mewarnai rambutnya seperti gulali jadi kemarin sengaja
aku pergi kesalon untuk merubah warna rambut hitam pekat milikku menjadi orange
hehe. Aku mau semua orang tau bahwa aku dan Sehun adalah pasangan yang cocok
haha.
Seminggu aku terus berbohong dan berbohong pada Sehun hingga ahirnya aku bisa bertemu dnegan Sehun. Jujur aku merindukan pelukan manja anak itu, namun sepertinya moodnya sedang tidak baik.
Seminggu aku terus berbohong dan berbohong pada Sehun hingga ahirnya aku bisa bertemu dnegan Sehun. Jujur aku merindukan pelukan manja anak itu, namun sepertinya moodnya sedang tidak baik.
“ Sehun,
wae?”
“ ani..”
Ini adalah
hari minggu dimana aku mengajak Sehun main di suatu tempat. Dan sepertinya
benar-benar bukan hari yang baik karna Sehun sama sekali tidak berkata apa-apa.
Aku menatapnya bingung.
“ sedang ada
masalah??”
Tidak ada
jawaban.
Aku menghela nafasku sedikit kesal karna sifatnya berubah, mungkin salah minum obat. Dengan bibir yang mengerucut aku duduk di bangku pinggir jalan. Sehun mengikutiku saat ia terlihat ingin mengatakan sesuatu aku melihat Kriss, lihat! Apa yang terjadi padanya?ia berjalan lunglai dengan darah yang mengalir di tangannya. Tanpa perduli Sehun, ku hampiri Kriss yang menatapku sendu. Lagi! Aku bisa melihat air mata penyesalan miliknya. Pasti dia menyiksa orang itu lagi! Ku balut tangannya dengan pita berwarna coklat yang Sehun berikan saat kencan pertama, pita yang selalu aku bawa-bawa kini melekat manis ditangan namja jangkung dihadapanku. Ia memelukku erat sambil terisak.
Setelah lama aku tersadar, Sehun!
Aku menghela nafasku sedikit kesal karna sifatnya berubah, mungkin salah minum obat. Dengan bibir yang mengerucut aku duduk di bangku pinggir jalan. Sehun mengikutiku saat ia terlihat ingin mengatakan sesuatu aku melihat Kriss, lihat! Apa yang terjadi padanya?ia berjalan lunglai dengan darah yang mengalir di tangannya. Tanpa perduli Sehun, ku hampiri Kriss yang menatapku sendu. Lagi! Aku bisa melihat air mata penyesalan miliknya. Pasti dia menyiksa orang itu lagi! Ku balut tangannya dengan pita berwarna coklat yang Sehun berikan saat kencan pertama, pita yang selalu aku bawa-bawa kini melekat manis ditangan namja jangkung dihadapanku. Ia memelukku erat sambil terisak.
Setelah lama aku tersadar, Sehun!
Tidak ada..
Tapi kenapa
hatiku terasa sakit melihatnya tidak ada..?
>>>
Kyungsoo <<<
Hubunganku
dengan Kai berjalan dengan baik, dia menerimaku sebagai chingunya. Aku sangat
berterima kasih dengan nasehat dari Suho hyung untuk tetap bertahan.
Hari ini Kai mengajakku pergi menjenguk Suho hyung di rumahnya, meski gugup aku mencoba bertindak seperti biasa karna tidak ingin Kai menganggapku kecentilan dan masih megharapkannya meski ku akui iya tapi seperti yang Tao katakan padaku aku tidak boleh menunjukkan besarnya harapanku pada namja yang tengah menyetir di sampingku.
Hari ini Kai mengajakku pergi menjenguk Suho hyung di rumahnya, meski gugup aku mencoba bertindak seperti biasa karna tidak ingin Kai menganggapku kecentilan dan masih megharapkannya meski ku akui iya tapi seperti yang Tao katakan padaku aku tidak boleh menunjukkan besarnya harapanku pada namja yang tengah menyetir di sampingku.
“ apa kau
yakin jika tidak ada pertandingan atau sejenisnya??”
“ jinca!
Kalaupun iya, mana mungkin si panda diam saja..kau masih ingat bukan saat tahun
lalu Si panda itu mengetahui berbagai jenis lomba beladiri?”
Tanyaku, Kai
hanya mengangguk.
Ia memikirkan Kevin, ya aku tau dia memikirkan namja manis yang sudah 1 bulan ini terus babak belur dengan alasan latihan beladiri. Mungkin cintanya sangat besar pada namja manis itu.
Rumah Suho hyung terbuka dengan otomatis terlihat dengan cantiknya seorang yeoja sedang menyiapkan makanan.
Ia memikirkan Kevin, ya aku tau dia memikirkan namja manis yang sudah 1 bulan ini terus babak belur dengan alasan latihan beladiri. Mungkin cintanya sangat besar pada namja manis itu.
Rumah Suho hyung terbuka dengan otomatis terlihat dengan cantiknya seorang yeoja sedang menyiapkan makanan.
“ ah,
kalian? Jongmyun dan yang lainnya ada diatas..”
“ Gomawo
imo..”
Yeoja yang
ku ketahui mommy Suho hyung itu mengangguk dengan senyum manisnya.
Ku lihat Suho hyung dan Lay-ge saling tersenyum dengan Lay-ge yang membantu Suho hyung. Keduanya tampak begitu serasi hingga Kai menjatuhkan tubuhnya di ranjang milik Suho hyung.
Ku lihat Suho hyung dan Lay-ge saling tersenyum dengan Lay-ge yang membantu Suho hyung. Keduanya tampak begitu serasi hingga Kai menjatuhkan tubuhnya di ranjang milik Suho hyung.
“ wae??”
Kai hanya
menggeleng sambil menenggelamkan kepalanya di tempat tidur Suho hyung. Lay-ge yang menatapku penuh Tanya hanya mendapatkan
sebuah gelengan kepala dariku. Aku memang tidak tau apa yang sedang Kai
pikirkan, dan tidak mengerti jalan pikiran namja yang ku cintai itu.
“ besok kau
sudah masuk??”
“ tentu!
Bosan sekali selama 1 bulan di rumah sakit, sangat membosankan..keke wae?
Jangan menjahiliku untuk sementara ini..”
Suho hyung
hanya menggeeleng mendapati sepupunya itu berbaring mencari kenyamanan di
sampingnya. Lay-ge hanya tersenyum membenarkan selimut untuk
menutupi tubuh Kai, ini terlihat seperti Kai adalah anak keduanya.
“ Kyungsoo,
wae? Kau jadi pendiam apa gara-gara ada..”
Suho hyung
melirik kearah Kai yang sontak membuatku membulatkan mataku sebulat-bulatnya.
Kami bercanda membiarkan Kai tetap pada mimpinya, aku sangat senang melihat Kai
bisa tertidur dengan nyenyak.
Ku lirik jam tanganku, masih sekitar jam 5 lebih dan aku harus mampir ke apotek untuk membelikan eoma obat diare. Ku langkahkan kakiku mencari benda yang aku butuhkan, Kai tidak mengantarku karna tadi ia masih tertidur pulas sedangkan Lay-ge? Aku menolaknya yang menawarkan diri untuk mengantar. Aku tau bagaimana mereka perlu ruang untuk bersama, meski disana ada Kai tapi aku tidak yakin jika Kai akan terbangun karna yang ku tau namja berkulit tan itu susah dibangunkan jika sudah pulas. Setelah membayar ku langkahkan kaki ku keluaar dengan riang dan berjalan melewati taman.
Ku lirik jam tanganku, masih sekitar jam 5 lebih dan aku harus mampir ke apotek untuk membelikan eoma obat diare. Ku langkahkan kakiku mencari benda yang aku butuhkan, Kai tidak mengantarku karna tadi ia masih tertidur pulas sedangkan Lay-ge? Aku menolaknya yang menawarkan diri untuk mengantar. Aku tau bagaimana mereka perlu ruang untuk bersama, meski disana ada Kai tapi aku tidak yakin jika Kai akan terbangun karna yang ku tau namja berkulit tan itu susah dibangunkan jika sudah pulas. Setelah membayar ku langkahkan kaki ku keluaar dengan riang dan berjalan melewati taman.
“ AWW!
Appoh..”
Suara
pekikan itu membuatku menghentikan langkahku, aku merasa tidak asing dnegan
suara itu.
“ mian,
tenang saja..tahan ne??!”
“ Perih
Eli-ya..”
Ku arah kan
pandanganku pada dua orang yang duduk di bangku taman, perlahan ku dekati dua
namja itu dan benar dugaanku jika itu Kevin dan Eli. Kevin yang melihatku
tersenyum masih dalam ringisannya sedangkan Eli? Namja pigeon itu memunggungiku
sehingga tidak menyadari keberadaanku.
“ Anyyeong
Kyungsoo-ah..”
“ OMO!
KEVIN??? Apa yang terjadi???”
Kini aku
semakin mendekatkan diriku pada sosok itu, Kevin hanya tersenyum dan
menggeleng.
“ gwacana..”
“ ck, kalau
aku tidak pergi untuk membeli obat Aj kau tidak akan ku obati babo!”
Umpat Eli.
Kevin hanya tersenyum perlahan memperhatikan lengannya yang kini sedang Eli obati. Ku lihat sebuah luka seperti tergores sesuatu yang kasar terpampang jelas di lengan putih namja yang ku jadikan rival dalam percintaanku, namun untuk hal lain namja yang ku kira cukup manis ini tetaplah sahabatku dan lagi aku tidak akan tega melihatnya seperti ini. Aku duduk disamping Kevin, ku lihat darah segar masih menempel di sudut bibirnya, perlahan ku ambil kapas yang sepertinya Eli belikan dan mengusapnya. Kevin menoleh padaku dan tersenyum. Matanya sungguh indah, bukan karna aku menyukainya hehe yang ku sukai hanya Kai.
Kevin hanya tersenyum perlahan memperhatikan lengannya yang kini sedang Eli obati. Ku lihat sebuah luka seperti tergores sesuatu yang kasar terpampang jelas di lengan putih namja yang ku jadikan rival dalam percintaanku, namun untuk hal lain namja yang ku kira cukup manis ini tetaplah sahabatku dan lagi aku tidak akan tega melihatnya seperti ini. Aku duduk disamping Kevin, ku lihat darah segar masih menempel di sudut bibirnya, perlahan ku ambil kapas yang sepertinya Eli belikan dan mengusapnya. Kevin menoleh padaku dan tersenyum. Matanya sungguh indah, bukan karna aku menyukainya hehe yang ku sukai hanya Kai.
“ gomawo..”
“ ck,
sama-sama..ah yak au berlatih dimana sih? Tao juga uring-uringan ingin ikut..”
Ucapku.
Kevin diam, bisa ku lihat raut wajahnya yang berubah. Apa aku salah berkata? Apa aku salah melihat ekspresinya yang berubah menjadi sedih? Ia terlihat ingin menangis namun segera ia menoleh pada Eli yang kini sedang memberi perban di kakinya.
Kevin diam, bisa ku lihat raut wajahnya yang berubah. Apa aku salah berkata? Apa aku salah melihat ekspresinya yang berubah menjadi sedih? Ia terlihat ingin menangis namun segera ia menoleh pada Eli yang kini sedang memberi perban di kakinya.
“ Eli-ya
appoh!”
“
hehe..mian..aiss kau cerewet sekali, aku kan hanya ingin membantumu!”
“ aiss, aku
pulang sajalah! Kau malah menambah lukaku! Kyungie gomawo, annyeong..”
Ucapnya
cepat.
Eli sempat ingin protes namun, urung melihatnya segera berlari kesebrang jalan dan melambai kearah kami. Dengan senyum aku pun membalas lambaian darinya, setelah ku lirik jam ternyata sudah hampir jam 7. Ku lirik Eli yang masih terdiam tanpa melepas pandangannya dari sosok Kevin yang mulai hilang di pertikungan jalan.
Eli sempat ingin protes namun, urung melihatnya segera berlari kesebrang jalan dan melambai kearah kami. Dengan senyum aku pun membalas lambaian darinya, setelah ku lirik jam ternyata sudah hampir jam 7. Ku lirik Eli yang masih terdiam tanpa melepas pandangannya dari sosok Kevin yang mulai hilang di pertikungan jalan.
“..dia
bohong..”
Guman Eli,
ku arahkan pandanganku bingung.
“ mworago?”
“ beberapa
hari ini aku mengikutinya, dia tidak kemanapun..tempat tujuannya sekolah, dan
apartemennya..tidak ada yang lain..”
Aku semakin
bingung dengan perkataan namja yang setahun lebih tua dariku ini, ia menatapku
dengan tatapan dinginnya.
“ pernahkah
kau berpikir Kevin berbohong? Atau dia terpaksa berbohong demi melindungi
seseorang yang menyakitinya??”
“ mwo??”
“ seharian
ini aku mengikuti Kevin full sejak pagi, dan tadi saat aku mengikutinya hingga
ke apartemennya aku mendengar suara pekikkan beberapa kali hingga aku
melihatnya keluar, aku berbohong padanya dan berpura-pura membelikan Aj obat..”
“ Ja-“
Eli berdiri
dan menggeleng.
“..jika dia
bersembunyi di apartemen Kevin, berarti dia orang terdekat Kevin..tidak akan ku
biarkan dia menyentuh Kevin!”
Pagi-pagi
eoma berteriak-teriak menyuruhku turun, huf jika saja kemarin aku pulang tidak
terlambat eoma tidak akan seseram pagi ini. Sulit ku katakan dengan kata-kata
pikiranku tentang kejadian semalam, perkataan Eli membuatku sibuk mengira-ngira
siapa yang membuat Kevin seperti itu? Lebam, lecet dan sebagainya..tega
sekali..
“ waeyo?”
“ EH???!!”
Kai
tersenyum dan duduk di sampingku, ku kerjapkan mataku berkali-kali mengingat
semalam aku tidak tidur hingga pagi ada kemungkinan Kai di sampingku adalah
mimpi. Aku menggeleng mengacuhkan bayangan Kai. Tidak mungkin sepagi ini Kai
ada di rumahku.
Eoma dan Appa kemudian duduk di bangku mereka, ah aku tidak perduli. Ingatanku selalu saja terbayang kata-kata Eli, ku pikir sekali lagi Kevin tinggal di korea bersama siapa juga aku tidak tau.
Eoma dan Appa kemudian duduk di bangku mereka, ah aku tidak perduli. Ingatanku selalu saja terbayang kata-kata Eli, ku pikir sekali lagi Kevin tinggal di korea bersama siapa juga aku tidak tau.
“ Ya Kim
Kyung Soo!!!!”
“ NE???!!”
Ku arahkan
pandanganku pada seorang yang meneriakkan namaku dan dapat ku lihat Kai
menatapku kesal. Aku memiringkan kepalaku kemudian mengarahkan pandanganku pada
appa dan eoma.
“ tidak baik
mengacuhkan orang yang meminta maaf padamu chagy..”
“ eh??”
Eoma
mengangguk tanda menekankan kata-katanya.
Minta maaf??
Ku arahkan lagi pandanganku pada seseorang yang ada disampingku, perlahan ku arahkan tanganku untuk mencubitnya.
Minta maaf??
Ku arahkan lagi pandanganku pada seseorang yang ada disampingku, perlahan ku arahkan tanganku untuk mencubitnya.
“AWW!!!
Appoh!! Aiss,..”
“ aku kira
mimpi..”
Ucapku
pelan, aku tidak tau mengapa aku merespon seperti itu. Seperti tidak
bersemangat padahal aku bersama dengan Kai, biasanya aku akan langsung blushing
atau paling tidak aku akan senyum-senyum sendiri namun tidak ada namanya
blushing atau senyum gaje untuk sekarang ini, bahkan hingga Kai mengajakku
kepantai dan berkata banyak hal yang sama sekali tidak ku dengar. Pikiranku
masih melayang memikirkan Kevin, ku pandangi Kai yang masih sibuk berjalan di
sampingku menemaniku berjalan dibibir pantai.
“ hyung, kau
tidak mendengarkanku??”
Kai memegang
pundakku dan sedikit menghentaknya, mataku langsung bertemu dengan mata hitam
legamnya. Mata yang selama ini tidak pernah ku lihat sedekat ini.
“ Kau marah
denganku?? Bicaralah..”
Mata Kai
mengintimidasiku dengan tatapan penuh penyesalan. Perlahan bibirku tertarik
membentuk suatu lengkungan yang membuatnya tersenyum senang. Saking gembiranya
ia tidak sadar jika sebuah gelombang mendatanginya.
“ KAI!!!”
Dia hanya
menatapku bingung dan ‘BYUURRR’, ombak menggulung tubuhnya hingga beberapa
kali.
“
Hyu---hyu—ng!!!to—long –ttto—“
Tanpa pikir
panjang aku menarik tangan Kai yang sepertinya sudah tidak bertenaga, untung
saja aku sedikit bisa berenang dan membawanya ketepi pantai.
“ Kai!!??
Gwacanayo??!”
Tidak ada
jawaban, aku panic mencoba segala cara yang aku tau untuk membangunkan Kai.
Tidak ada tanda-tanda jika Kai akan sadar,hingga aku memutuskan untuk memberiinya
nafas buatan.
“ Kai??!”
Tidak
perduli apa yang akan Kai katakan yang jelas aku tidak ingin dia kenapa-napa.
“ Uhuukkk-
Uhuukk---“
“ Kai???
Gwacanayo??!!”
Perlahan Kai
membuka matanya, ia tersenyum.
“ gwacana
hyung..”
“
syukurlah..tunggu di sini ne, aku akan mengaambil handuk..”
Saat aku
ingin berlari, tanganku tergenggam erat.
Kai menatapku seakan ia tidak ingin aku pergi, ku dudukkan tubuhku di samping Kai yang kini sudah duduk. Ia masih tampak begitu lemah.
Kai menatapku seakan ia tidak ingin aku pergi, ku dudukkan tubuhku di samping Kai yang kini sudah duduk. Ia masih tampak begitu lemah.
“ hyung..”
“ hemm..”
“ gomawo..”
Aku hanya
mengangguk.
Lama kami terdiam, tidak ada yang ingin aku katakan padanya.
Lama kami terdiam, tidak ada yang ingin aku katakan padanya.
“ mian karna
kemarin aku tidak mengantarmu pulang..mian aku ke-“
“ gwacana..”
Ucapku
pelan, aku bisa merasaakan Kai sedang memandangiku dengan tatapan tidak mengertinya
namun tidak ada terbesit dalam pikiranku untuk menoleh padanya. Kejadian tadi
membuatku malu menatapnya.
“ kau tidak
marah padaku tapi kau mendiamkanku? Aku tidak bodoh untuk tidak merasa jika kau
memaafkanku, kau marah padaku kan? Katakan saja..a-“
“ SUDAH KU
BILANG AKU TIDAK MARAH PADAMU!!”
Bentakku
sambil berdiri.
Mataku terbelalak tidak percaya, aku membentak Kai? Kai menatapku kaget,
Mataku terbelalak tidak percaya, aku membentak Kai? Kai menatapku kaget,
“ mian..aku
terbawa emosi..”
Langkahku
berhenti saat merasakan seseorang memelukku erat, Kurasakan tangan kekar Kai
mengurung tubuhku kuat-kuat sehingga aku tidak bisa menghindar darinya.
“
hyung..jangan mengacuhkanku..”
“ a-pa
mak-sud mu?”
“ aku tidak
mau kau mengacuhkanku..aku mau kau melihatku..”
“ a-“
Belum
selesai kata-kata yang ingin ku katakan, ku rasakan sesuatu yang kenyal
menempel di bibirku. Kai menciumku!! Mata hitamnya tersembunyi di dalam kelopak
mata yang menutupnya dan bisa ku rasakan bagaimana aliran darahku terpacu lebih
kencang. Kai masih menciumku sedikit menggigit bibirku hingga aberapa lama oksigen di dalam paru-paru ku menipis,ku
dorong Kai kuat-kuat hingga kami berdua sama-sama terjatuh. Aku memegang pipiku
yang entah bagaimana sekarang, beruntung senja mulai terlihat sehingga aku tidak usah menutupi wajahku yang
memerah.
“ kau
marah...kemarin aku benar-benar tertidur..mianhe..jeongmal..”
Dia
menundukkan kepalanya menekuni pasir.
“ gwacana,
aku sama sekali tidak marah padamu..”
“ tapi kau
mengacuhkanku!!!”
Pekik Kai.
Aku kaget, ia menatapku dengan mata elang menunjukan rasa tidak suka. Tatapan yang sama seperti saat aku menyatakan cintaku padanya, aku bisa melihat kilatan marah di matanya meski cahaya senja mulai mengurangi biasnya, aku bisa merasakan kemarahan yang tersirat si mata kelam milik namja berkulit tan itu. Aku terkekeh perlahan dengan gelengan lemah, bagaimana mungkin dia mengatakan hal seperti itu? Bagaimana dia menciumku padahal aku tau dia mungkin memikirkan Kevin, Kevin?? Air mataku mulai mengalirkan liquid bening, aku terlalu egois jika memikirkan diriku yang kini mungkin sedang mabuk karna cintaku pada namja ini. Kevin lebih membutuhkannya..
Aku kaget, ia menatapku dengan mata elang menunjukan rasa tidak suka. Tatapan yang sama seperti saat aku menyatakan cintaku padanya, aku bisa melihat kilatan marah di matanya meski cahaya senja mulai mengurangi biasnya, aku bisa merasakan kemarahan yang tersirat si mata kelam milik namja berkulit tan itu. Aku terkekeh perlahan dengan gelengan lemah, bagaimana mungkin dia mengatakan hal seperti itu? Bagaimana dia menciumku padahal aku tau dia mungkin memikirkan Kevin, Kevin?? Air mataku mulai mengalirkan liquid bening, aku terlalu egois jika memikirkan diriku yang kini mungkin sedang mabuk karna cintaku pada namja ini. Kevin lebih membutuhkannya..
“ ..aku
hanya sedang memikirkan apa yang Eli katakan..”
“ Eli? Namja
itu mengatakan apa???! Apa dia mengatakan menyukaimu? Apa dia mengatakan
mencintaimu sehingga kau mengacuhkanku???!”
Aku menatapnya
tidak percaya, apa yang namja ini pikirkan? Ku gelengkan kepalaku perlahan.
Langit senja yang biasanya memukau mataku kini tidak lagi berarti, semua
pikiranku bercampur antara kisah cintaku, Kevin dan Kai. Lama aku terdiam..
“ kemarin
saat aku mampir membeli obat untuk eoma, aku menemukan Eli dan Kevin sedang
duduk di taman. Kau tau apa yang aku lihat? Eli sedang memberii obat pada
Kevin, tubuh Kevin penuh dengan luka lebam dan darah. Entah apa yang terjadi
padanya, aku kasihan..”
“ Kevin??”
Ku anggukan
kepalaku.
Mungkin aku memang menyukai Kai bahkan aku mencintainya tapi perasaan ku pada Kevin, sahabatku lebih penting dari perasaanku sendiri. Kai menatapku, entah apa yang ia rasakan tentang apa yang aku katakan.
Mungkin aku memang menyukai Kai bahkan aku mencintainya tapi perasaan ku pada Kevin, sahabatku lebih penting dari perasaanku sendiri. Kai menatapku, entah apa yang ia rasakan tentang apa yang aku katakan.
“ Eli
mengatakan mengikuti Kevin selama beberapa hari ini, dia tidak pergi kemanapun
selain ke sekolah dan apartemennya..dan hikkz..dia mendengar pekikan
kesakitan..”
“ jinca??”
Kai memegang
pundakku. Aku mengangguk.
“ Eli tidak
pernah bohong..terlebih—terlebih—dia—menyukai—ke—vin..”
“ Mwo??!!”
Tiba-tiba
dia berdiri dan menarikku.
“ kajja kita pulang!”
Kai menyetir
mobil dengan ugal-ugalan, sambil mengumpat tidak jelas. Aku hanya bisa terdiam
memikirkan apa yang tadi ku katakan antara menyesal ataupun tidak jelas. Kini
Kai memarkirkan sembarang mobil di pelantaran apartemen Kevin, kemudian berlari
menaiki tangga hingga kami berada di lorong depan apartemen Kevin. Kai memencet
beberapa sandi dan tidak lama pintu terbuka.
“ KEVIN!!”
Tidak ada
jawaban.
Aku hanya berjalan mengekori Kai yang langsung mencari sosok Kevin, tidak bisa ku pungkiri hatiku terasa sakit mengetahui Kai tau dengan jelas seluk beluk apartemen Kevin.
Aku hanya berjalan mengekori Kai yang langsung mencari sosok Kevin, tidak bisa ku pungkiri hatiku terasa sakit mengetahui Kai tau dengan jelas seluk beluk apartemen Kevin.
“ Wae,
Kai??”
“ KEVIN!”
Aku melihat
dnegan jelas bagaimana Kai memeluk Kevin.
“ hyung..”
“ eh??
Wae??”
“ gwacana??”
Kevin memiringkan
kepalanya hingga menatapku bingung.
“ a-“
“ kata Kai
dia rindu padamu, dia mengajakku untuk mengajakmu makan malam di luar..”
“ jinca??!
Ah, ne aku ikut changkamaneo..”
Kai
menatapku kesal. Aku hanya bisa tersenyum mendekatinya.
“ kau lebih
tau dia dari pada aku, Kai..”
Bisikku. Ku
lihat matanya mulai menyurut, mungkin dia mengerti apa yang aku maksudkan karna
perlahan mengangguk. Kevin berjalan riang keluar kamarnya dan menatap kami,
“
haha..kalian mandi sanah! Aku akan siapkan baju untuk kalian..aiss kalian main
ke pantai tidak mengajakku..”
Kevin
menarikku kekamarnya dan memberiikan handuk miliknya.
“ mandilah,
kami akan menunggu biar Kai mandi di ruang tamu hehe..”
“ ah ne,
gomawo..”
Kevin
meninggalkanku dikamarnya, kamarnya terlihat sangat rapi untuk ukuran namja
hemm berarti sama denganku. Ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi, dia
memiliki harum susu vanilla hem. Seperti kesukaan Kai.
Beberapa menit aku mandi, Kevin meminjamiku baju yang cukup lucu aku tersenyum melihat wajahku di cermin. Setelah selesai bercermin aku keluar dari kamar mandi, banyak foto-foto narsis Kevin dan Kriss-ge?
Mataku terus menyelusuri setiap inci ruangan milik Kevin, aku melihat sebuah baskum di atas meja rias Kevin dan terlihat masih baru.
Beberapa menit aku mandi, Kevin meminjamiku baju yang cukup lucu aku tersenyum melihat wajahku di cermin. Setelah selesai bercermin aku keluar dari kamar mandi, banyak foto-foto narsis Kevin dan Kriss-ge?
Mataku terus menyelusuri setiap inci ruangan milik Kevin, aku melihat sebuah baskum di atas meja rias Kevin dan terlihat masih baru.
“
Kyungie..!! kau sudah selesai??”
“ ah- ne!”
Suasana
malam terasa sangat menyenangkan, aku dan Kai berjalan di belakang Kevin yang
berjalan senang di depan kami. Setelah makan malam Kai mengantar Kevin setelah
itu mengantarku pulang.
“ gomawo..”
“ untuk?”
“ mencegahku
memaksa Kevin..”
“ eum..aku
hanya belajar dari Eli, ia benar-benar bisa mengendalikan dirinya tentang
Kevin..eh mian..”
Kai
tersenyum mengacak rambutku.
“ tidak
menyangka setelah lama kita bersama aku semakin tau hyung sangat manis hehe..”
“ eh??”
Kini wajah
blushingku pasti terlihat dengan jelas. Aku butuh udara lebih!!
>>>
Tao <<<
Semangatku
untuk memukuli boneka-boneka kayu ini tengah memuncak, tidak ada yang bisa
memnggangguku. Mulai dari tendangan pukulan atau apapun sebisaku untuk
melumpuhkan boneka-boneka kayu dihadapanku akan aku lakukan.
“..katsihan
meleka..”
Ucapan pelan
itu menginterupsi latihan siangku. Ku lihat Sehun tersenyum sambil mengacungkan
sebotol minuman dingin kearahku. Hufft, lihatlah bagaimana seorang Oh Sehun
yang sedang bermasalah dengan namjachingunya yang manis itu ckckk.
“ mereka
membutuhkan pukulanku..”
“ kau memang
kejam, panda!”
Terus saja
dia meledekku dengan sebutan panda, ku baringkan tubuhku di lantai sambil
menatapi langit-langit ruang latihanku.
“ dia
membohongiku lagi..”
“ kali ini
apa lagi?”
Sehun
mendesah beberapa kali hingga ia ikut berbaring di sampingku. Sehun
menceritakan apapun yang terjadi padanya, tidak pernah terlewat satupun. Kadang
aku merasa aneh karna dia bercerita padaku namun kadang aku juga lega saat aku
tau Sehun sahabatku bisa mempercayaiku. Sehun menceritakan kelakuan Luhan-ge yang mulai berbeda padanya, Luhan-ge mulai membohonginya, jarang memberi
kabar atau membalas pesan dari Sehun bahkan yang aku dengar Luhan-ge mengabaikan Sehun saat melihat Kriss-ge dan parahnya itu terjadi saat mereka
sedang berkencan. Tidak hanya satu atau dua kali, berkali-kali itu terjadi
hingga namja manis yang mengaku dirinya sebagai seme nya Luhan-ge ini
frustasi dan putus asa.
“ setahuku
Kriss-ge tidak mungkin menyukai Luhan-ge..mungkin mereka berteman..”
Ucapku untuk
meredakan panas si otak Sehun. Dan juga aku tidak pernah melihat Kriss-ge tersenyum atau tertawa semanis dan
setampan saat dia bersama Kevin. Ada yang berbeda saat aku melihat tawa kriss-ge sekarang ini, terlihat seperti hanya
sekedar basa-basi berbeda saat aku tidak sengaja melihat Kevin dan Kriss-ge bercanda beberapa bulan lalu.
“ molla,
yang jelas Lulu tsepertinya tsudah benal-benal melupakanku..”
Aku hanya
bisa menepuk pundaknya. Tiba-tiba dia bangkit berdiri mengulurkan tangannya
padaku.
“ temani aku
mengelualkan emotsiku Panda!”
“ ck, kau
menantang juara Wushu nasional eoh??”
“ gelal
tidak bellaku tsaat kau kalah daliku panda hahaha”
Sehun memang
selalu meremehkanku dan aku tau dia hanya bercanda. Pukulan demi pukulan ia
layangkan namun hanya beberapa kali yang terarah dengan benar dan itupun dengan
mudah aku terpis, bisa aku rasakan bagaimana kemarahannya memuncak. Sehun
sangat mencintai Luhan-ge namun Sehun
terlalu takut jika ia bertahan dengan cintanya kepada Luhan-ge membuatnya menyakiti orang yang ia
cintai itu. Jam terus berjalan dengan cepat hingga aku tidak menyadari beberapa
kali Sehun terpontang panting mencoba mengarahkan tinjunya padaku.
‘BRUKKG’ Sehun terjatuh telak saat tinjuku mengenai perutnya.
‘BRUKKG’ Sehun terjatuh telak saat tinjuku mengenai perutnya.
“ haha baby
panda pigeon menang!! Lihat Kevin! Dia menang!!”
Pekikan yang
sudah tidak asing itu membuatku menoleh kebelakang. Eli dan Kevin tersenyum
mendekati kami, ah aku bingung memanggil apa pada Kevin, statusnya dia
seharusnya hyungku tapi karna terlalu imut jarang ada anak-anak yang
memanggilnya hyung.
“ kau ingin
melawanku Eli?”
“ hahaha
ani, hehe..”
Eli hanya
menggeleng sambil menggaruk tengkukknya.
“ aku mau!
Kajja Tao kita lanjutkan yang kemarin sempat tertunda..”
“ tentu!”
Aku dan
Kevin memulai duel kami lagi dan kali ini terasa sangat sengit. Saat tidak
sengaja melihat luka lebam di sudut bibir Kevin sejenak membuatku tertegun,
bukan apa. Kevin bukanlah lawan kacangan seperti Sehun tadi, pukulanku tidak
ada yang bisa mengenai badannya hanya tertangkis tangan dan kakinya. Ku dengar
beberapa bulan ini dia sering latihan sehingga mendapatkan luka yang menurutku
sangat aneh dan luar biasa untuk seorang Kevin. Siapa orang yang bisa membuat
namja manis yang melawanku ini babak belur? Sedangkan aku saja yang sudah
beberapa kali melayangkan pukulan tetap saja tidak bisa mengenai tubuhnya
dengan sempurna..
“
haiss..sudah! sudah! Kalian berdua kalau sudah bertarung lupa segalanya..aku
lapaaaaarr!!”
Rengek Eli
dan Sehun bersamaan.
Kevin mengangguk dan menghentikan pertahanannya menyudahi pertandingan kita.
Kevin mengangguk dan menghentikan pertahanannya menyudahi pertandingan kita.
“ aku
penasaran siapa yang bisa membuatmu babak belur seperti itu..”
Ucapku kala
meninggalkan ruangan, ia hanya menunduk.
Kami berempat pergi kesebuah caffe tempat Kiseop bekerja, di sana lumayan rame. Setelah makan kami bergurau sambil berjalan-jalan menikmati udara senja. Lelah juga dari tadi melampiaskan emosi. Hingga di pertengahan jalan Sehun menjatuhkan ice cream kesukaannya dengan menatap satu arah.
Kami berempat pergi kesebuah caffe tempat Kiseop bekerja, di sana lumayan rame. Setelah makan kami bergurau sambil berjalan-jalan menikmati udara senja. Lelah juga dari tadi melampiaskan emosi. Hingga di pertengahan jalan Sehun menjatuhkan ice cream kesukaannya dengan menatap satu arah.
“ Lulu..”
Mendengar
itu aku dan yang lainnya mengarahkan pandangan kami sama dengan arah pandangan
Sehun. Mataku menangkap dua orang tengah menikmati suasana sore duduk sambil
menikmati permen kapas dan bercanda.
“ Lulu..Lulu
eodigga?”
“ eh? Sehunie?? Aku sedang di rumah,
aku sedang sibuk belajar ..huff susah sekali belajar dan keluar rumah, padahal
aku ingin mengajakmu main. Nanti kalau selesai ujian kita pergi bersama ne?”
Sehun
menatapku mencoba mencari tahu apakah pendengarannya salah, namun yang ia
dengar benar adanya, aku, Eli dan Kevin pun mendengarnya. Mendengar dengan
jelas apa yang Luhan-ge katakan pada
Sehun. Eli menggeram marah namun tangan halus Kevin mampu meredam kemarahannya.
“ kau tidak
bohong?”
“ Ya!! OH SEHUN! Apa sih yang ada di
otakmu??? Kau kira aku membohongimu eoh? Lama-lama kau menjadi menyebalkan!”
Tidak, Sehun
terlalu mencintai Luhan-ge. Sehun tidak pantas mendapat perlakuan seperti
ini.
“ jinca kau
tidak bohong?”
“ sudah aku katakan! Aku tidak
bohong! Jangan aneh-aneh! Kau benar-benar membuatku kesal OH SEHUN! Kau kira
aku pembohong eoh??? Kau kira aku berhianat eoh???”
“..lalu kau
kira aku ini apa hyung??”
Ucap Sehun
lirih setelah memutuskan sambungan line telephone, dua orang yang tadinya
sedang duduk berdua itu kini menengadahkan kepalanya menatap kami. Keduanya
tampak kaget dengan keberadaan kami.
“ Se—hun—“
“ ck,
rumahmu berpindah ge?? Oohh aku baru
tahu jika rumahmu tak lagi satu kompleks denganku..”
Sindiran Eli
membuat wajah putih Luhan-ge memerah,
aku yakin ia takut.
Kevin dan Sehun saling manautkan tangan mereka untuk menyalurkan kekuatan, ah itu kebiasaan Sehun jika ia benar-bnar tidak tau apa yang harus ia lakukan. Dan mungkin akan begitu juga pada Kevin yang melihat Kriss-ge bersama orang lain. Luhan-ge melihat tautan tangan Kevin dan Sehun.
Kevin dan Sehun saling manautkan tangan mereka untuk menyalurkan kekuatan, ah itu kebiasaan Sehun jika ia benar-bnar tidak tau apa yang harus ia lakukan. Dan mungkin akan begitu juga pada Kevin yang melihat Kriss-ge bersama orang lain. Luhan-ge melihat tautan tangan Kevin dan Sehun.
“ wae?
Kenapa tidak jujul? Apa kau tsudah botsan denganku? Apa kau-“
“ ya, aku
bosan denganmu! Kau terlalu kekanakan! Aku tidak ingin bersamamu!!aku ingin
mengahiri semua!”
Bentakan
Luhan-ge membuat Sehun mengarahkan
pandangannya pada Luhan-ge, sekilas
aku melihat air mata yang menggenang di mata Sehun.
“ jika
tseperti itu lebih baik..aku- aku ha-lap..akan lebih baik..”
Ucap Sehun
sambil melangkah meninggalkan kami.
“ KEJAR
DIA!!”
Bentak Eli.
Luhan-ge hanya menggeleng tanpa
expresi. Dengan kasar Eli menabrak Luhan-ge
dan mengejar Sehun. Cukup bagi aku dan Eli untuk tau apa yang akan Sehun
lakukan jika tidak ada yang menghentikan langkahnya. Sehun cukup bodoh untuk
selalu mengurung dirinya jika sedang kesal.
“
Luhanie..kejar dia..”
“ tidak! Aku
tidak mau..”
‘PLAKK’
Mataku dan Kriss-ge menatap tidak percaya pada sosok yang menampar pipi Luhan-ge, meski terkesan lemah namun cukup membuat kami kaget. Kriss-ge langsung menarik Luhan-ge menjauh dari Kevin. Ia menatap Kevin dengan pandangan dinginnya kemudian maju siap melayangkan pukulan, tidak! Kevin tidak menyingkir sama sekali padahal biasanya dia akan langsung menghindar. Dan satu pukulan mendarat di perutnya, saat Kriss-ge ingin memukulnya lagi ku tarik dengan paksa namja berambut blonde itu hingga aku berhadapan sangat dekat dengan namja itu. Mata ku bertemu dengan mata coklat tua seperti merah namun ah, tidak ada waktu untuk mengagumi mata coklatnya itu.
Mataku dan Kriss-ge menatap tidak percaya pada sosok yang menampar pipi Luhan-ge, meski terkesan lemah namun cukup membuat kami kaget. Kriss-ge langsung menarik Luhan-ge menjauh dari Kevin. Ia menatap Kevin dengan pandangan dinginnya kemudian maju siap melayangkan pukulan, tidak! Kevin tidak menyingkir sama sekali padahal biasanya dia akan langsung menghindar. Dan satu pukulan mendarat di perutnya, saat Kriss-ge ingin memukulnya lagi ku tarik dengan paksa namja berambut blonde itu hingga aku berhadapan sangat dekat dengan namja itu. Mata ku bertemu dengan mata coklat tua seperti merah namun ah, tidak ada waktu untuk mengagumi mata coklatnya itu.
“ jangan
sentuh Kevin, Kevin melakukan hal yang benar..”
“ kau
menantangku? Dia menampar Luhan!”
“ dan kau
memukul sahabatku!!”
Sekali saja
aku bisa membalas pukulan yang ia berikan pada Kevin hingga ia tersungkur
kebelakang. Luhan-ge yang sudah sadar
dengan keterkejutannya membantu Kriss bersama dengan Kevin.
“ jangan
sentuh aku!”
Kriss-ge melepas pegangan tangan Kevin, membuat
Kevin lagi-lagi terjatuh.
“ KAU!!!”
Aku kesal
dengan keangkuhan namja yang aku sukai itu, aku menyesal telah jatuh cinta
padanya.
‘ BUGHKK!’ satu tendanganku tepat sasaran..
‘ BUGHKK!’ satu tendanganku tepat sasaran..
“ AGHKK!”
Suara itu?
Aku melihat Kevin tersungkur memegangi perutnya.
“ Kevin!!!”
Dia
menggeleng padaku, Kevin menjadi tameng untuk Kriss-ge? Ku lihat Kriss-ge menatapnya dengan pandangan yang sulit ku
artikan.
“ kenapa kau
membantunya!!!”
Kevin hanya
tersenyum, aku bersiap menyerang Kriss-ge
namun Kevin berdiri di depan Kriss-ge
membuatku menghentikan seranganku.
“ ck, kau
mengganggu!”
Umpat Kriss-ge
Ia mendorong Kevin kesamping hingga ia Kevin terjatuh lagi. Emosiku kali ini benar-benar memuncak, antara tidak terima dengan kenyataan bawa namja yang aku sukai bersama orang lain dan kenyataan dia membuat chinguku menangis. Aku terus memukuli Kriss-ge mencoba memberiitahunya bahwa ia terlalu bangsat untuk mendapatkan apa yang sekarang ia dapatkan! Cinta Luhan-ge dan Kevin..dan jangan lupakan perasaanku..
Tidak butuh beberapa menit untukku menyelesaikan emosiku karna sama sekali tidak ada perlawanan dari namja itu. Kriss-ge terlihat menyedihkan, aku berdiri dan membantu Kevin namun ia menggeleng dan mendekati Kriss-ge yang kini hampir tak sadarkan diri.
Ia mendorong Kevin kesamping hingga ia Kevin terjatuh lagi. Emosiku kali ini benar-benar memuncak, antara tidak terima dengan kenyataan bawa namja yang aku sukai bersama orang lain dan kenyataan dia membuat chinguku menangis. Aku terus memukuli Kriss-ge mencoba memberiitahunya bahwa ia terlalu bangsat untuk mendapatkan apa yang sekarang ia dapatkan! Cinta Luhan-ge dan Kevin..dan jangan lupakan perasaanku..
Tidak butuh beberapa menit untukku menyelesaikan emosiku karna sama sekali tidak ada perlawanan dari namja itu. Kriss-ge terlihat menyedihkan, aku berdiri dan membantu Kevin namun ia menggeleng dan mendekati Kriss-ge yang kini hampir tak sadarkan diri.
“ kajja kita
pulang!”
“ ani, aku-
aku..aku akan pulang bersama Kriss-ge, Tao
antar Luhan-ge..”
“ ta-“
Kevin
menggeleng, perlahan ia mengangkat tubuh Kriss-ge. Ku hela nafasku dalam-dalam hingga sepertinya persediaan
nafasku habis, kini aku berjalan dengan
Luhan-ge.
“ kau puas
Tao-er?? Kau memukuli orang yang tidak bersalah, Kriss tidak bersalah..”
“ dalam
kamus mu Xi Lu Han..”
Ucapku
dingin.
“ Lay akan
menghukummu..”
“ akan lebih
senang di hukum Lay-ge dari pada melihat chingu-chinguku dihianati,
kau tau? Sehun sangat mencintaimu dan apa yang akan kau simpulkan tentang
pengorbanan Kevin? Ck, aku memang menghargaimu sebagai gegeku tapi untuk kali ini aku sangat menyesal telah memiliki gege sepertiimu..”
Ku
tinggalkan Luhan-ge. Mungkin aku
sedikit kasar namun ya, jika bukan seperti ini siapa yang akan menyadarkan
dia?.
Rumah keluarga Kim terasa sangat sepi, eoma dan appa pergi sedangkan Eli belum kembali hanya menyisahkan aku dan AJ-hyung. Ia tengah memasak untuk makan malam kami,
Rumah keluarga Kim terasa sangat sepi, eoma dan appa pergi sedangkan Eli belum kembali hanya menyisahkan aku dan AJ-hyung. Ia tengah memasak untuk makan malam kami,
“ aghh!”
“ hyung!
Gwacanayo?”
Aku
mendekatinya, ia menunduk sambil memegangi dadanya.
“ hikz..”
“
hyung??gwacana? waeyo??”
Aj-hyung
memegangi dadanya, menekannya kuat-kuat
hingga air matanya tidak ingin berhenti membanjiri kedua pipinya.
“ aiss, apa
yang ia lihat sehingga dadaku segini sakitnya?? Aghh! Tao, kau lanjutkan
masakkanku..ais..”
Ku anggukan
kepalaku setelah membantu duduk dikursi meja. Ku lihat Aj hyung masih saja
mengumpat sambil menekan-nekan dadanya dan jangan lupakan air mata yang terus
mengalir di pipinya itu.
>>>
Kevin
membantu Kriss masuk apartemen, ia tidak begitu memperhatikan orang lain hingga
ia tidak mengetahui jika Eli mengikutinya dengan hati terluka. Setelah
meyakinkan Sehun tidak berbuat macam-macam Eli langsung mengikuti Kevin dan
betapa terkejutnya saat ia melihat Kevin membawa Kriss masuk ke dalam
apartemen. Eli bahkan tidak memperdulikan umpatan Aj dalam sambungan telepathy
nya.
Kevin merebahkan tubuh Kriss kekasur Kriss, kemudian dengan perlahan ia mencoba memberisihkan luka di tubuh Kriss. Kevin tidak memperdulikan sakit yang ia alami atau darah yang masih mengalir di pelipisnya yang ia inginkan hanya merawat Kriss sebelum Kriss bangun dan mengusirnya. Sebenarnya sejak Kevin kembali setelah mengambil air untuk memberisihkan luka Kriss. Hanya saja Kriss ingin merindukan memandangi dongsaengnya dari dekat, merasakan sentuhan halus dari dongsaeng kecilnya.
Kevin merebahkan tubuh Kriss kekasur Kriss, kemudian dengan perlahan ia mencoba memberisihkan luka di tubuh Kriss. Kevin tidak memperdulikan sakit yang ia alami atau darah yang masih mengalir di pelipisnya yang ia inginkan hanya merawat Kriss sebelum Kriss bangun dan mengusirnya. Sebenarnya sejak Kevin kembali setelah mengambil air untuk memberisihkan luka Kriss. Hanya saja Kriss ingin merindukan memandangi dongsaengnya dari dekat, merasakan sentuhan halus dari dongsaeng kecilnya.
“ gege wo
ai ni..”
Ucap Kevin
sebelum meninggalkan kamar Kriss.
Kriss membuka matanya saat mendengar pintu kamar di tutup, air matanya tidak henti mengalir sambil terus berguman.
Hingga larut Kriss tidak bisa menutup matanya, tak lama kakinya bergerak membawanya kesebuah kamar bernuansa biru laut dengan foto-foto narsis seorang namja manis yang kini tengah berbaring kelelahan. Perlahan tangan Kriss membelai wajah Kevin, memberisihkan luka yang Kevin dapat.
Kriss membuka matanya saat mendengar pintu kamar di tutup, air matanya tidak henti mengalir sambil terus berguman.
Hingga larut Kriss tidak bisa menutup matanya, tak lama kakinya bergerak membawanya kesebuah kamar bernuansa biru laut dengan foto-foto narsis seorang namja manis yang kini tengah berbaring kelelahan. Perlahan tangan Kriss membelai wajah Kevin, memberisihkan luka yang Kevin dapat.
“ mianata
Kevin-ah..mian..”
Guman Kriss.
>>>
KEVIN <<<
Aku terjaga
daari tidurku saat mendengar bunyi pintu kamarku terbuka. Perlahan ku dengar
langkah kaki mendekati ranjangku hingga aku merasakan sebuah sentuhan halus di
pipiku.
“ mianata
Kevin-ah..mian..”
Tanpa
membuka matakupun aku bisa merasakan jika itu Kriss-ge. Aku tidak tau apa yang terjadi padanya hingga tiga bulan ini
sikapnya padaku berubah, aku masih ingat
dengan jelas hari itu..Hari dimana mungkin semua berawal, Tao dan chingunya
mengajakku bermain dicaffe tempat Kiseopie berkerja awalnya memang sangat
menyenangkan kami bercanda namun saat aku selesai dari kamar mandi hatiku
sakit.
“ Ya! Eli-ya jangan kau membuat
harapan palsu pada Kevinie! Aku yakin kau masih mengharapkan seseorang yang
selama ini mati-matian kau cari..aku tidak mau Kevin sakit hati!”
“ aku mencintainya bahkan
menginginkannya tapi mungkin Kevin akan membuatku melupakan orang itu..”
“ memang..cintaku amat dalam pada
orang itu-“
Dengan
berurai air mata aku mengambil tasku dan pulang, di apartemen Kriss-ge mencoba menyapa namun tidak ku
perdulikan hingga keesokan harinya Kriss-ge
memukuliku dan entahlah. Ingin aku lari dari sini dan membenci gege namun cahaya matanya membuatku tinggal,
matanya saat memukuliku tidak sama saat dia pertama kali melihatku. Pertama
melihat tatapan matanya ada ketakutan yang aku rasakan padahal dia hanya
menatapku namun kali ini beda justru aku ingin menangis melihatnya, terlihat
jelas ia sedang menentang hatinya tapi apa yang bisa ku lakukan? Aku tidak bisa
menolongnya bahkan menyentuhnya saja harus menunggu ia tertidur. Selama 3 bulan
dia memukuliku tanpa sebab, bahkan aku harus berbohong pada yang lainnya kenapa
aku babak belur. Dan saat setelah aku menangis hingga di tengah sadarku di kamar
disaat itu Kriss-ge datang ke kamarku dan memberisihkan lukaku. Ia juga
terisak..
“
eugh..appohh..”
Rintihku
saat ia mencoba membuka bajuku. Aku masih mencoba tetap tertidur dengan
pura-pura meraih bantal.
“ hiks..a-ku
melukaimu lagi..mianata..mian..”
Bisa ku
rasakan sentuhan tangan Kriss-ge ,
amat pelan hingga aku tidak merasakan apapun kecuali tangnnya.
‘ HIKS’ sebuah isakan lolos dari mulutku. Ku kendalikan tangisku agar tidak membuatnya pergi, tidak Kriss-ge tidak pergi ia terisak membuat ranjangku bergetar.
‘ HIKS’ sebuah isakan lolos dari mulutku. Ku kendalikan tangisku agar tidak membuatnya pergi, tidak Kriss-ge tidak pergi ia terisak membuat ranjangku bergetar.
“
mianata..mian..”
Ingin sekali
aku membuka mataku dan memeluknya, mengatakan aku baik-baik saja namun aku
terlalu takut ia akan pergi. Ku tarik boneka pigeonku mencoba terlelap lagi.
Pagi-pagi aku berangkat ke kampus setelah pamit padanya yang hanya menjadi angin lewat,ia bersikap dingin padaku. Sengaja aku berjalan kaki hingga aku mendapati Eli tersenyum dengan motornya, hufft sebenarnya apa yang Eli lakukan membuatku sedikit berharap.
Pagi-pagi aku berangkat ke kampus setelah pamit padanya yang hanya menjadi angin lewat,ia bersikap dingin padaku. Sengaja aku berjalan kaki hingga aku mendapati Eli tersenyum dengan motornya, hufft sebenarnya apa yang Eli lakukan membuatku sedikit berharap.
“ Bagaimana
lukamu? Pulang mengantar Luhan-ge
semalam Tao marah-marah tidak jelas, wae?”
Aku
menunduk,
“ mungkin
karna aku membela Kriss-ge..”
Eli hanya mengangguk dan menyuruhku menaiki
motornya.
Sampai di Kampus aku melihat Kai sedang bercengkramah dengan Dongho, mungkin sedang menggoda namja bulat itu. Tao hanya tersenyum ala kadarnya mungkin dia masih marah padaku.
Sampai di Kampus aku melihat Kai sedang bercengkramah dengan Dongho, mungkin sedang menggoda namja bulat itu. Tao hanya tersenyum ala kadarnya mungkin dia masih marah padaku.
“ Tao,
mian..”
“ gwacana..”
Namja cina
itu hanya tersenyum kearahku sekilas langsung melihat ke Bangku kosong di
hadapannya, ia mendesah sedikit kesal.
“ Sehun ijin
tidak masuk, ck anak itu!”
“ apa karna
semalam?”
Tao
mengangguk.
Pembahasan materi telah dimulai dari sejam yang lalu namun aku belum mempunyai minat, hingga aku mengacungkan diri untuk ketoilet sekedar ingin cuci muka. Setelah merasa fresh aku berjalan kembali kekelasku dengan perlahan sambil membenarkan rambutku yang tadi ku acak-acak dengan air.
Pembahasan materi telah dimulai dari sejam yang lalu namun aku belum mempunyai minat, hingga aku mengacungkan diri untuk ketoilet sekedar ingin cuci muka. Setelah merasa fresh aku berjalan kembali kekelasku dengan perlahan sambil membenarkan rambutku yang tadi ku acak-acak dengan air.
“ aniya
Luhan, kembalilah ke Sehun..ia mencintaimu dan kaupun masih mencintainya..”
“ ta-pi
Kriss! Aku tidak mencintainya lagi..aku mencintaimu dan Sehun..Sehun sudah
memiliki orang lain..”
“ Kevin??”
Mendengar
namaku disebut aku menghentikan langkah kakiku, semula aku hanya ingin lewat
saja karna tidak ingin mencampuri urusan gegeku
tapi mendengar namaku disebut tentu membuatku penasaran. Ku dekatkan tubuhku
kearah tiang, aku bersembunyi di tiang besar yang memisahkan kami. Aku melihat
Luhan-ge mengangguk sedih. Maksud
dengan membawa namaku apa?
“..dia
menyukai Kevin, Sehun tidak membutuhkanku..kau yang membutuhkanku..”
“ ck,
meskipun Kevin jauh dariku aku tau siapa Kevin dan perlu kau ingat aku tidak
membutuhkan apapun lagi di dunia ini kecuali Kevin! Hanya KEVIN..”
Mataku
terbelalak, gege!
“ Wae??
Kenapa harus anak baru itu?? Wae?!!”
Kriss-ge melangkah pergi.
“ karna
hanya dia yang aku butuhkan untuk hidup..”
Begitukah
kau mencintaiku ge? Aku melihat Sehun
menatap nanar kearah Luhan-ge yang
masih tertuduk di tempatnya. Sehunpun berbalik menjauhi Luhan, aku tau betapa
sakitnya perkataan tadi. Aku mengikuti langkah Kriss-ge hingga ia bertemu dengan Tao. Tao menatapnya enggan namun apa
yang Kriss-ge lakukan membuatku harus melebarkan mataku
selebar-lebarnya, aku tidak percaya bagaimana kini Kriss-ge berlutut di hadapan Tao yang menatapnya dengan pandangan kaget.
“ ma-mau
ap-pa kau ge?”
Tanya Tao
gelagapan, aku tau dia shock.
“ mianhe dan
gomawo..”
Mata panda tao menyipit, sedikit melihat keadaan dia menyeret
Kriss-ge keatap tempat yang cukup
sepi. Aku mengikutinya tidak ingin Tao menambah luka di tubuh Kriss-ge. Tao kini menatap intens kearah
Kriss-ge yang masih menunduk.
“ apa maksudmu?”
“ gomawo karna kau telah memberii pelajaran pada orang yang
menyiksa dan membuat Kevinku terluka..”
‘OMO!’
Kriss-ge mengatakannya, apa yang sebenarnya ingin ia
katakan? Tao terlihat masih belum sadar hingga beberapa detik matanya mulai
terbelalak, Tao meraih kerah Kriss-ge.
“ APA YANG
KAU MAKSUDKAN?!”
Kriss-ge tidak melawan saat Tao kembali memukulinya,
saat aku ingin membantu seseorang menarik tanganku untuk tetap diam. Eli! Eli
menggeleng dengan senyuman singkatnya, ia terlihat terluka.
“ ..biarkan
Tao yang membalasnya, meski babak belur namja itu tidak akan mati di tangan
Tao..berbeda jika aku yang memukulinya..”
Bisik Eli.
Air mataku masih mengalir,..
Ku lihat kini Tao duduk bersimpuh di samping tubuh Kriss-ge yang babak belur.
Ku lihat kini Tao duduk bersimpuh di samping tubuh Kriss-ge yang babak belur.
“ apa
maksudmu hosshh..hosshh..membuat Kev-hoshh-vin seperti itu?”
“ aku tidak
ingin kehilangan dia..”
“ MWO??!!”
“ aku tidak
ingin kehilangan dongsaengku sama seperti aku kehilangan mommy..”
Sebenarnya
apa yang Kriss-ge maksudkan? Tidak
ingin kehilanganku seperti ia kehilangan mommy?
“ ya, terus
dengan bersikap jahat padanya apa kau tidak membuatnya merasa ingin lari
darimu..setidaknya kalau ia ingin pergi tidak dengan luka darimu, tapi
senyum..kekasih macam apa kau?..eh changkaman!”
Tao menatap
Kriss-ge dengan pandangan tidak percaya.
“ Kevin
dongsaengku bukan kekasihku, dongsaeng manisku yang sejak 3 bulan ini selalu
terlihat kesakitan, dongsaeng yang amat ku cintai yang akan meninggalkanku..”
“ apa
maksudmu??”
Kriss-ge terdiam, ia menunduk dengan tubuh bergetar.
Eli menarikku melangkah meninggalkan mereka, aku masih menggeleng mencoba
menganalisis apa yang terjadi padaku dan Kriss-ge, sebelum meninggalkan mereka aku mendengar Kriss-ge meminta Tao untuk tidak memberiitahuku.
Eli memberiikan sekaleng minuman yang hanya aku angguki.
“ jadi
kalian bersaudara?”
“ eum”
Tidak ku
sangka kaleng ini tidak terbuka hingga Eli meraihnya dan membukakannya untukku,
aku hanya bisa tersenyum berterima kasih pada namja itu.
“ alasan kau
membohongi kami tentang luka-lukamu adalah karna dia hyungmu?”
Lagi-lagi
aku mengangguk.
“ tapi
kalian tidak terlalu dekat??!”
Ia menatapku
tidak percaya. Ku hela nafasku dalam-dalam dan mencoba menceritakan bagaimana
kehidupanku dulu, bersama mommy dan harus tinggal di rumah sakit tanpa tau
dunia luar. Kriss-ge yang membawaku
pergi setelah mommy di makamkan. Hingga kejadian-kejadian yang selama ini aku
alami, aku tidak tau bagaimana namun setelah mengatakannya pada Eli aku merasa
beban didadaku terasa berkurang. Tiba-tiba dia memelukku erat dan terisak.
“
ka-kau..orang itu! Kau orang yang membuatku tidak pernah bisa mencintai orang
lain..kau..”
“ eh?”
Eli
menlangkup wajahku dengan tatapan berbinar-binar.
“ kau pernah
tinggal di Canada? Benar?! Saat kecil kau pernah merawat seorang yeoja di salah
satu rumah sakit di Canada, lebih lengkapnya bangsal yang ditangani Dr.John??
benar?! Kau namja kecil yang menerima boneka pigeon besar yang lebih besar dari
badanmu saat itu? Benar??!kau Woo Sung Hyun bukan?”
Aku hanya
bisa mengerjapkan mataku tidak percaya. Dia tau semuanya?
“ dari mana
Eli tau??”
‘Cuuup’
Lagi-lagi mataku dibuat mengerjap beberapa kali oleh namja yang kini melumat bibirku. ‘OMO!’ dia menciumku lagi, bahkan saat ini ia menggigit bibir bawahku.
Eli benar-benar membuatku tidak berdaya, aku hanya bisa menutup mataku hingga Eli melepaskan ciumannya.
Lagi-lagi mataku dibuat mengerjap beberapa kali oleh namja yang kini melumat bibirku. ‘OMO!’ dia menciumku lagi, bahkan saat ini ia menggigit bibir bawahku.
Eli benar-benar membuatku tidak berdaya, aku hanya bisa menutup mataku hingga Eli melepaskan ciumannya.
“..aku
pernah berjanji saat aku menemukan orang itu aku akan menciumnya..”
“ kau..namja
pigeon yang tangannya patah?”
Eli
mengangguk.
“ ne, saat
itu aku dan keluargaku sedang liburan disana dan karna aku berkelahi dengan Aj
dan tidak sengaja jatuh dari tangga hotel membuatku harus merasakan rasanya
patah tangan tapi aku merasa beruntung karna bertemu denganmu!”
Pipiku kini
sudah mulai memanas.
“ Kevin-ah,
jadi selama ini perasaanku tidak berubah padamu..aku jatuh cinta pada orang
yang ku beri boneka itu dan orang yang ku janjikan ingin ku ajak keliling
korea..dia adalah kau..saranghaeyo..”
“ Eli..?”
Cup, dia
mencium bibirku kilat.
“ tidak ku
biarkan kau menolak! Kajja kita kencan pertama!”
Dia
menarikku perlahan.
Jikapun ini mimpi aku bersedia tidak bangun lagi, mendapati Kriss-ge memukuliku karna tidak ingin kehilanganku, mendapati Eli mencintaiku sejak pertama kali kita bertemu di Canada semua melebur. Eli mengajakku jalan-jalan ketempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi selama di Seoul dan jangan lupakan genggaman tangannya yang menggenggam erat tanganku seakan tidak ingin aku melepaskannya. Setelah lelah jalan-jalan Eli mengantarku kesebuah klinik dan meninggalkanku, sebenarnya namja yang kini menjadi namjachinguku itu menolak saat aku menyuruhnya pergi namun dia mengalah karna harus menjemput appanya.
Keadaan Apartemen sangatlah sepi, mungkin Kriss-ge masih bersama Tao. Setelah memasak aku mandi setelah berganti pakaian ku raih phonsel putihku dan mendapati miscall dari Eli.
Jikapun ini mimpi aku bersedia tidak bangun lagi, mendapati Kriss-ge memukuliku karna tidak ingin kehilanganku, mendapati Eli mencintaiku sejak pertama kali kita bertemu di Canada semua melebur. Eli mengajakku jalan-jalan ketempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi selama di Seoul dan jangan lupakan genggaman tangannya yang menggenggam erat tanganku seakan tidak ingin aku melepaskannya. Setelah lelah jalan-jalan Eli mengantarku kesebuah klinik dan meninggalkanku, sebenarnya namja yang kini menjadi namjachinguku itu menolak saat aku menyuruhnya pergi namun dia mengalah karna harus menjemput appanya.
Keadaan Apartemen sangatlah sepi, mungkin Kriss-ge masih bersama Tao. Setelah memasak aku mandi setelah berganti pakaian ku raih phonsel putihku dan mendapati miscall dari Eli.
“
yeoboseo..”
“ YAAAA!!! Kenapa lama sekali
mengangkat telpku?? Aku khawatir! Aku takut Kriss jelek itu menyakitimu lagi!”
“ haha..aku
baru saja mandi “
Ku dengar
helaan nafasnya yang terdengar lega, aku tersenyum mengingat kata-kata Eli.
“ bagaimana protesmu terhadap dokter itu??”
“ molla,
dokter itu membuatku kesal..bahkan dia memberiiku obat yang-“
‘PIP, BRAKK’
Kriss-ge melempar phonselku setelah ia mematikan sambuangan telephone ku. Dia terlihat amat marah, tiba-tiba saja dia menarik kausku dan meninju perutku hingga aku tersungkur di sudut ruangan.
Kriss-ge melempar phonselku setelah ia mematikan sambuangan telephone ku. Dia terlihat amat marah, tiba-tiba saja dia menarik kausku dan meninju perutku hingga aku tersungkur di sudut ruangan.
“ ge..mi-mian..”
Pekikku,
tidak ada kata dari Kriss-ge bahkan
saat ia memukulku.
“ WU YI
FAN!!BARSTAD KAU!!!”
‘BUGH!’
setelah kesadaranku mulai muncul aku melihat Kai memukuli Kriss-ge, ani! Aku ingin melindungi Kriss-ge, aku tidak mau ia kenapa-napa.
“ Kai,
sudahlah..kita tolong Kevin..”
Ku dengar
samar-samar suara Kyungsoo, dan semuanya menjadi gelap.
>>>
Eli
menyibakkan rambut kecil Kevin dengan perlahan.
“ eugh..”
“ Kevin! Kau
bangun!?”
Kevin
melebarkan matanya hingga mendapati Eli, Kai dan Kyungsoo. Ia mencoba mengingat
dimana ia berada dan matanya melebar saat tidak melihat seseorang di ruangan
itu. Ia menatap pada Kai yang hanya ditanggapi dengan tatapan tidak perduli.
“ Kriss-ge??”
“ ah, dia?
Dia baik-baik saja, Tao bersamanya..”
“ ck, kau
masih mau memanggilnya gege saat
menerima perlakuan buruk darinya??”
Ucapan
dingin Kai membuat Kevin terdiam.
Kyungsoo segera menarik Kai meninggalkan Eli dan Kevin berdua, mencoba menasehati namja tan itu.
Kyungsoo segera menarik Kai meninggalkan Eli dan Kevin berdua, mencoba menasehati namja tan itu.
“ aku yakin
Tao akan membawanya kemari..”
“ Eli, aku
takut..gege terlihat marah padaku..”
Kevin
memeluk lengan Eli dengan erat.
Tao mendesah sambil memberisihkan luka ditubuh Kriss, ia sama sekali belum berbicara apa-apa sejak namja china itu datang.
Tao mendesah sambil memberisihkan luka ditubuh Kriss, ia sama sekali belum berbicara apa-apa sejak namja china itu datang.
“ sudah
siang..kau ingin menjenguk Kevin?”
“ Tao..”
“ hemm..”
Kini Tao
bisa melihat Kriss yang menangis menatapnya.
“ bunuh aku
jika aku bisa menggantikan dongsaengku untuk sembuh..”
“ sebenarnya
apa yang terjadi??”
Sebuah
isakan menghiasi pagi hari Kriss, ia menunjukkan sisi lemahnya pada namja panda
itu. Bahkan ia bisa leluasa mengatakan apa yang benar-benar terjadi hingga
membuat namja panda itu membulatkan matanya tidak percaya dengan yang Kriss
katakan, Kriss pun menunjukkan bukti-bukti dari surat pernyataan dari dokter
dan obat-obatan yang ada di kamar Kevin.
Tao mencoba mengingat-ingat kejadian yang ia dan Kevin alami selama ini dan seingatnya tidak ada yang ganjil.
Tao mencoba mengingat-ingat kejadian yang ia dan Kevin alami selama ini dan seingatnya tidak ada yang ganjil.
“
changkaman! Ini yang aku berikan padamu 3 bulan yang lalukan?? Dokter Nickhun??
Inikan??”
“ aku sudah
kesana dan dia mengatakan semuanya..Kevin sakit dan memiliki waktu yang
sedikit..a-ku tidak mau kehilangan dia..”
Tao kemudian
merogoh phonselnya dan mendial nomor.
“ Eli-ya!”
“ mwo?”
“ kemarin
kau bilang mengantar Kevin ke dokter Nickhun bukan? Apa Kevin sakit?”
“ oo-h itu?
Ani, Kevin hanya ingin protes pada dokter itu..dokter itu salah memberiinya
obat dan mendiagnosis Kevin sakit seperti mommynya, dokter itu terus saja
mengatakan bahwa dia sakit tapi Kevin tidak merasa ia sakit jadi beberapa hari
yang lalu aku mengajaknya ke appa Seopi, dan memang Kevin tidak mengidap
penyakit apapun..sebenarnya kemarin aku yang ingin memukul namja bernama Nickhun
itu, seenaknya saja mengatakan Kevinku sakit! Ah sudahlah..aku ingin berdua
dengan Kevin..”
Tao menatap
Kriss yang kini shock dengan apa yang Eli katakan. Tangannya langsung mendial
nomor yang ia harap akan meluruskan permasalahan yang ada dihadapannya.
“ yeoboseo, baby Dongho disini. Ada
apa Tao-ah?”
“ bisa
bicara dengan seopi hyung?”
“ne-changkaman ne..”
Kriss
mengacak rambutnya frustasi menunggu jawaban di line seberang.
“ yeoboseo, wae Tao-ah?”
“ hyung, 2
hari yang lalu aku dengar Eli mengajak Kevin ke kantor appamu untuk periksa kesehatan,
apa kata appamu? Apa dia sakit?”
“oh- itu? Ani, dia sehat hanya memar-memar
jelek yang menghiasi tubuhnya..wae?”
“ apa tidak
ada penyakit gawat?”
“ aiss, jangan mendoakan seperti itu,
biarpun terlihat lemah dia sehat kok..tidak ada yang salah padanya..”
‘PIP’
Tao matikan phonselku dan menatap Kriss yang kini semakin terisak antara senang dan menyesal telah mempercayai semua yang dokter itu katakan.
Tao matikan phonselku dan menatap Kriss yang kini semakin terisak antara senang dan menyesal telah mempercayai semua yang dokter itu katakan.
“ dia sehat
Tao..dia sehat..”
“ ne,..”
“ aku, kajja
aku ingin minta maaf padanya..aku ingin memeluk dongsaeng kecilku..”
Kriss
sepertinya hilang kendali akan tindakannya hingga ia menarik paksa Tao yang
saat itu masih memeluknya. Dia berjalan menuju rumah sakit dan betapa senangnya
saat mata Kriss menangkap sosok namja yang sangat ingin ia temui.
“ KEVIN!!!!”
Kevin
menoleh saat mendengar seseorang meneriakkan namanya, Kevin bisa melihat Kriss
melambai-lambai senang kearahnya. Ia melihat kearah Eli dan Eli hanya
mengangkat bahunya tidak tau. Saat itu Kevin berada di tengah jalan menuju
kamarnya yang berseberangan dengan taman tempat Eli membawanya. Kevin berhenti
dan menatap Kriss yang sedang berlari kearahnya.
Melihat dongsaengnya masih mematung menunggunya Kriss semakin mempercepat langkahnya hingga ia melihat dari arah lain sebuah mobil melaju kencang kearah Kevin dan tinggal beberapa meter lagi mengenai Kevin kalau saja ia tidak mendorong Kevin kearah Eli dan..
‘BUGHHKK’
Kriss terpental jauh ke depan.
Melihat dongsaengnya masih mematung menunggunya Kriss semakin mempercepat langkahnya hingga ia melihat dari arah lain sebuah mobil melaju kencang kearah Kevin dan tinggal beberapa meter lagi mengenai Kevin kalau saja ia tidak mendorong Kevin kearah Eli dan..
‘BUGHHKK’
Kriss terpental jauh ke depan.
“ GEGE!!!”
Teriakan
Kevin memekakan telinga yang melihatnya, dengan langkah gontai ia mendekati
Kriss dan memeluknya.
“
mi-mi—an..”
“ gege!”
“ ul—ji-mah—mianata—uri-d-ddong—saeng
-- ”
Seketika itu
juga Kriss tidak sadarkan diri.
Tao hanya bisa berdiri tanpa ekspresi menatap ruang operasi yang tidak kunjung meredup cahayanya, Kriss kritis dan harus dioperasi karna tulang rusuknya patah dan mengenai ginjal. Kevin yang dari tadi menangis langsung bersedia saat Donghae mengatakan membutuhkan donor ginjal untuk Kriss. Kini Eli dan Tao hanya bisa berdoa untuk kedua namja yang mereka sayangi.
Tao hanya bisa berdiri tanpa ekspresi menatap ruang operasi yang tidak kunjung meredup cahayanya, Kriss kritis dan harus dioperasi karna tulang rusuknya patah dan mengenai ginjal. Kevin yang dari tadi menangis langsung bersedia saat Donghae mengatakan membutuhkan donor ginjal untuk Kriss. Kini Eli dan Tao hanya bisa berdoa untuk kedua namja yang mereka sayangi.
“ Eli! Tao!”
Keduanya mengarahkan
pandangan mereka pada Kai dan Kyungsoo.
“ apa yang
Kriss sialan itu coba lakukan pada Kevin!?? A-“
“ tenang
Kai, tadi Kriss berusaha menyelamatkan Kevin yang hampir tertabrak namun ia
terlambat untuk menghindar dan dialah yang tertabrak. Sekarang Kevin berusaha
untuk menyelamatkan nyawanya..”
Tao
menceritakan semua yang ia tahu membuat dua namja itu mengangguk mengerti.
Sehun menatap miris namja manis yang selama ini ia cintai, namja dengan rambut orange yang kini menatapnya kesal.
Sehun menatap miris namja manis yang selama ini ia cintai, namja dengan rambut orange yang kini menatapnya kesal.
“ tsehun
tidak tau kalau hyung bitsa tsetega itu..”
“ Sudahlah!
Aku tidak butuh kau! Kalian berdua sama saja!”
Sehun
berusaha menatap namja manis yang kini berkaca-kaca dan meronta ingin lepas
darinya.
“ apa
gala-gala Kliss-ge hyung jadi begini? Apa hyung tsudah kehilangan akal??!”
“ NE! kau
mau apa OH SEHUN? Aku ingin Kevin mati!”
Mata Sehun
tidak lagi menatap Luhan sendu namun kali ini ia menatap sedih pada namja yang
selama ini ia cintai. Hatinya terlampau sakit untuk mendengar kenyataan yang
berusaha mencelakakan Kevin adalah Luhan dan itu semua karna Kriss.
Luhan menatap namja yang kini mengekang dan menyudutkannya di tembok dengan pandangan kalut, sebenarnya bukan itu yang ingin Luhan katakan pada namja itu namun itulah yang keluar dari mulutnya. Kata-kata yang menyakitkan hati seorang yang sebenarnya masih amat ia cintai..
Luhan menatap namja yang kini mengekang dan menyudutkannya di tembok dengan pandangan kalut, sebenarnya bukan itu yang ingin Luhan katakan pada namja itu namun itulah yang keluar dari mulutnya. Kata-kata yang menyakitkan hati seorang yang sebenarnya masih amat ia cintai..
“
Tsehun—Tssehun tidak bitsa bilang apa-apa,Tsehun tidak matsalah jika Luhan
hyung tidak mencintai Tsehun lagi,ta—tapi Tsehun tidak mau Luhan hyung jadi jahat..aku
mencintai Luhan hyung meski apapun yang teljadi..”
“ kau
mencintaiku??”
“ haluskah
Tsehun mengatakannya belkali-kali?? Tsehun memang cembulu pada Kliss-ge tapi
mellihat Luhan hyung teltawa beltsamanya Tsehun tsenang..”
“ Sehun..”
“ mianhe
kalna matsih menintaimu..eump”
Luhan
mencium bibir Sehun membuat Sehun menghetikan kata-katanya.
Dua namja itu saling tersenyum duduk didalam sebuaah caffe, Luhan menatap penuh cinta ke arah Sehun yang sedang mengambil pesanannya. Keduanya duduk berhadapan..
Dua namja itu saling tersenyum duduk didalam sebuaah caffe, Luhan menatap penuh cinta ke arah Sehun yang sedang mengambil pesanannya. Keduanya duduk berhadapan..
“ jadi
tselama ini apa alatsan Lulu belbohong pada Tsehun??”
“ mianata
Hunnie, aku hanya tidak mau Sehun cemburu karna tau aku bersama namja lain..dan
itu malah membuat salah paham..dan juga Sehunie juga pegang-pegang tangan
Kevin! Aku kan jadi cemburu!”
Cicit Luhan
tidak mau kalah.
Sehun memiringkan kepalanya bingung dan tersenyum sadar dengan apa yang pernah ia lakukan.
Sehun memiringkan kepalanya bingung dan tersenyum sadar dengan apa yang pernah ia lakukan.
“ Tsehun
malah tsama Lulu yang mengatakan ada dilumah padahal Lulu ada dihadapan
Tsehun..”
Kai berjalan
perlahan menuju sebuah meja di kantin rumah sakit membiarkan Kyungsoo memesan apa
yang ia mau, keduanya duduk bersebelahan.
“ ..Kevin
pasti sangat menyayangi Kriss-ge ..”
“ ne, dan
aku kesal karna kelakuannya itu!”
Desis Kai.
Kyungsoo menatap Kai dengan senyum lembut yang biasa ia berikan namun berbeda dengan senyum senangnya. Jika itu Kyuhyun-sang appa yang melihat, appanya akan langsung tau jika Kyungsoo tidak sedang dalam keadaan baik karna Kyuhyun memang lebih bisa mengerti keadaan meski jarang berbicara. Kyungsoo dan Kai menjadi sahabat sejak mereka dipertemukan di rumah Kyungsoo dan keduanya mulai bersama satu sama lain, Kyungsoo juga tau bagaimana Kai memendam cintanya pada saudara sepupunya itu. Kai memendam perasaannya pada Kevin yang notabene anak dari kakak angkat eomanya sejak ia bertemu Kevin diacara pemakaman daddy Kevin dan Kriss.
Kyungsoo menatap Kai dengan senyum lembut yang biasa ia berikan namun berbeda dengan senyum senangnya. Jika itu Kyuhyun-sang appa yang melihat, appanya akan langsung tau jika Kyungsoo tidak sedang dalam keadaan baik karna Kyuhyun memang lebih bisa mengerti keadaan meski jarang berbicara. Kyungsoo dan Kai menjadi sahabat sejak mereka dipertemukan di rumah Kyungsoo dan keduanya mulai bersama satu sama lain, Kyungsoo juga tau bagaimana Kai memendam cintanya pada saudara sepupunya itu. Kai memendam perasaannya pada Kevin yang notabene anak dari kakak angkat eomanya sejak ia bertemu Kevin diacara pemakaman daddy Kevin dan Kriss.
“ mereka kan
saudara..”
“ ne, aiss!
Harusnya aku cemburu pada si namja pigeon itu! Tapi agh!”
“
sudahlah..kau bilang senang jika Kevin senang, jadi mau membuatnya-“
Kai menatap
Kyungsoo dengan pandangan tidak setuju dengan kata-kata yang akan Kyungsoo
katakan. Dua namja itu terus bergurau sambil menunggu pesanan mereka datang.
Kai tersenyum menatap kyungsoo yang sedang memakan ice cream vanilla milk dengan lahap, tidak lama karna merasa di perhatikan Kyungsoo menengadah dan menatap Kai heran.
Kai tersenyum menatap kyungsoo yang sedang memakan ice cream vanilla milk dengan lahap, tidak lama karna merasa di perhatikan Kyungsoo menengadah dan menatap Kai heran.
“ aiss,
lama-lama aku bisa melihat kau sebagai Kevin! Aku bisa gila karnanya…”
“ mwo??”
Namja
berkulit tan itu mengacak rambutnya sendiri dengan kasar sedangkan Kyungsoo
hanya memiringkan kepalanya melihat kejadian ganjil dihadapannya. Sebelum Kevin
datang ke kelas mereka, Kyungsoo hanya bisa melihat namja berkulit tan itu dari
jauh, jangankan untuk bercanda bersamanya hanya untuk berbicara saja Kyungsoo
tidak pernah membayangkannya semenjak ia di tolak di depan umum oleh Kai, bukan
karna kata-kata yang menyakitkan atau hinaan dari Kai namun sebuah kediaman
yang membuat Kyungsoo malu.
Flasback
Saat itu adalah saat dimana suasana sedikit ramai, dengan keberanian yang selama 4 tahun Kyungsoo kumpulkan ia mendekati Kai yang sedang berbicara pada Dongho dan beberapa orang lainnya. Suasana kantin tidak begitu ramai namun cukup untuk membuat kebisingan, Kyungsoo berjalan dengan keberanian yang telah ia kumpulkan dan berdiri di hadapan Kai.
Saat itu adalah saat dimana suasana sedikit ramai, dengan keberanian yang selama 4 tahun Kyungsoo kumpulkan ia mendekati Kai yang sedang berbicara pada Dongho dan beberapa orang lainnya. Suasana kantin tidak begitu ramai namun cukup untuk membuat kebisingan, Kyungsoo berjalan dengan keberanian yang telah ia kumpulkan dan berdiri di hadapan Kai.
“
anu—chogi..Kai..”
Kai yang
merasa dirinya dipanggil mengarahkan pandangannya pada namja bermata bulat yang
kini menundukkan wajahnya.
“ wae?”
“ Kai, aku
mencintaimu!maukah kau menjadi namjachinguku??”
Ucap
Kyungsoo sambil menatap Kai, wajah dan tubuhnya merasa panas untuk menunggu
jawaban dari namja berkulit tan dihadapannya. Mata penuh keberanian itu
tiba-tiba melemah saat mendapati pandangan dingin dari Kai, Kai hanya
memandangnya datar dan dingin membuat Kyungsoo benar-benar menyesali
keberaniannya mengungkapkan cinta pada seorang Kim Jong In yang terkenal dengan
penolakannya terhadap siapa saja yang menyatakan cinta pada namja jago dance
itu.
“ shireoh..”
Ucapan
dingin Kai sebelum meninggalkan kantin membuat dunia Kyungsoo menjadi terasa
gelap.
Flasback OF
Kyungsoo
tersenyum memakan ice creamnya lagi, kenangan penolakan Kai hanyalah masa lalu.
Meski ia mencintai Kai dengan segenap hatinya namun ia akan memilih kebahagiaan
Kai.
“
hyuung..berhenti melihatiku seperti itu..”
“ wae?”
“ kau
terlihat imut..”
Wajah
Kyungsoo langsung memerah, ia segera mengalihkan pandangannya. Dan lagi-lagi ia
dapat mendengar gumanan Kai yang mengatakan ia bisa gila saat melihat Kyungsoo
karna Kyungsoo bisa mirip seperti Kevin. Kyungsoo hanya bisa tersenyum..
‘ tidak apa
jika kau menganggapku Kevin..tapi aku akan tetap menjadi Kyungsoo yang
mencintaimu, bukan Kevin yang sepertinya mencintai Eli..’
Tao menguap
kecil dan memandang sekelilingnya, ia bisa melihat Eli masih tertidur sambil
menggenggam tangan Kevin. Ia tersenyum kecil saat melihat keduanya dan
mengarahkan pandangannya pada namja yang masih berbaring dihadapannya, seorang
namja dengan rambut blonde yang kini sudah tercampur dengan rambut aslinya yang
hitam masih setia dengan tidurnya.
“ belum
bangun eoh? Bangunlah…jangan sia-siakan usaha Kevin untuk menyelamatkanmu..”
Bisik Tao
sebelum ia beranjak ke kamar mandi.
Sudah dua hari semenjak kecelakaan yang mengakibatkan dua bersaudara itu setia dengan tidurnya dan semenjak itu pula Tao setia menemani mereka, tentu dengan beberapa orang lainnya yang sekarang sedang mengurusi urusan masing-masing. Tao dan Elipun sudah tau dan memaafkan siapa dalang dari kecelakaan itu, meski mereka benar-benar marah namun melampiaskan emosi bukan hal yang tepat untuk saat-saat kritis seperti sekarang ini.
Tao menggosok-gosok rambutnya setelah mandi dikamar mandi pasien dengan handuk.
Sudah dua hari semenjak kecelakaan yang mengakibatkan dua bersaudara itu setia dengan tidurnya dan semenjak itu pula Tao setia menemani mereka, tentu dengan beberapa orang lainnya yang sekarang sedang mengurusi urusan masing-masing. Tao dan Elipun sudah tau dan memaafkan siapa dalang dari kecelakaan itu, meski mereka benar-benar marah namun melampiaskan emosi bukan hal yang tepat untuk saat-saat kritis seperti sekarang ini.
Tao menggosok-gosok rambutnya setelah mandi dikamar mandi pasien dengan handuk.
“
Kri-riss—ge..”
Mata panda
Tao menajam dan kini mengarahkan pandangannya pada sumber suara yang
membuyarkan acara menggosok rambut yang ia lakukan. Tao segera berlari
mendekati Kevin yang kini tersadar.
“ Kevin!?
Kau sadar??”
“
Kri—ssie—ge?”
“ dia
baik-baik saja! Dia ada disana—“
Kevin
mengalihkan pandanganya dan mendapati Kriss yang tengah berbaring, ia menoleh
kearah Tao lagi dan menatapnya sendu.
“ tenang
saja, kau tau gegemu itu kan? Dia
akan baik-baik saja..istirahatlah, ini masih terlalu pagi. Aku akan menyuruh
dokter untuk memeriksamu nanti..”
Ucap Tao.
Kevin menatap tangannya yang digenggam erat seseorang. Tao mengerti dan tersenyum,
Kevin menatap tangannya yang digenggam erat seseorang. Tao mengerti dan tersenyum,
“ Eli sangat
menghawatirkanmu, jadi cepatlah sembuh..demi Eli dan juga demi gege mu, kau juga ingin merawatnya kan?”
“ apa—gege—ma—rah—pada—ku ??”
Tao
tersenyum duduk disamping tubuh Kevin.
“ dia saat
ini mungkin sedang marah, tapi bisa ku pastikan dia tidak sedang marah padamu.
Dia marah pada dokter yang menghasutnya mengatakan bahwa kau akan meninggalkannya
selamanya dan dia marah pada dirinya sendiri yang telah dengan gampangnya
percaya pada omongan orang itu sehingga ia melakukan hal buruk padamu.
Kevin-ah, Kriss-ge sangat mencintai
dongsaeng kecilnya..”
“ ne,
arraso..”
Kevin
menutup matanya. Setelah memastikan Kevin tertidur Tao bangkit dari duduknya,
ia menoleh pada Eli.
“ aku tau
kau sudah bangun Eli..”
Eli membuka
matanya dan menatap Tao.
“ ck, kau
seenaknya saja..”
Tidak ada
lagi pertengkaran diantara dua bersaudara itu.
Hoon tersenyum melihat Aj sedang sibuk dengan buku-buku pelajaran yang sedang dipelajari.
Hoon tersenyum melihat Aj sedang sibuk dengan buku-buku pelajaran yang sedang dipelajari.
“ jangan
menatapku seperti itu Hooonie..”
“ eh? Kau
tau??”
Pertanyaan
polos dari Hoon membuat Aj menghentikan acara membacanya dan tersneyum.
“ tentu aku
tau..”
Hoon
melebarkan matanya sejenak lalu menundukkan kepalanya saat menyadari blushing
diwajahnya, bagaimanapun ketahuan memandangi seseorang tanpa berkedip adalah
hal yang memalukan meskipun itu kekasihnya sendiri. AJ tersenyum langsung
menengadahkan kepala Hoon menatap intens mata coklat milih kekasihnya, tidak
lama untuk Aj melepas kacamatanya untuk memandang mata yang selalu ingin ia
lihat. Hoon menutup matanya saat merasakan sebuah ciuman lembut mendarat di
bibirnya. Keduanya saling mencoba menyalurkan perasaan mereka melalui ciuman
tersebut dalam lembutnya perpaduan bibir, saling tersenyum saat jeda untuk
bernafas.
“ Saranghae
Hoonie-ah..”
“ nado,
Jae-ah..eump..”
Kiseop
melirik kesamping, mencoba meneliti apa reaksi dari namja imut yang berdiri di
sampingnya saat keduanya ingin masuk kamar Aj yang terbuka sedikit lebar dan
memperlihatkan apa yang mereka lakukan. Sedikit banyak Kiseop menahan dirinya
untuk tidak melayani otak pervert miliknya saat terangsang untuk ‘memakan’ baby
imut di sampingnya.
“
a-eum..hyung??”
“ kajja kita
pergi saja! Nanti aku akan memberii pesan pada mereka..”
Dengan
bergegas ia menarik tangan Dongho yang sedari tadi mematung. Di mobil keduanya
hanya bisa diam tidak tau apa yang harus keduanya lakukan. Kiseop melirik
kearah Dongho yang kini hanya menunduk, sedikit aneh karna tidak biasanya
Dongho akan terdiam diri selama bersama dirinya.
Otak kecil Dongho sedang berkerja keras untuk berfikir tentang apa yang harus ia lakukan untuk mencairkan suasana. Masih teringat jelas kejadian yang baru saja ia lihat bagaimana Aj dan Hoon, hyung sepupunya itu saling berciuman.
Otak kecil Dongho sedang berkerja keras untuk berfikir tentang apa yang harus ia lakukan untuk mencairkan suasana. Masih teringat jelas kejadian yang baru saja ia lihat bagaimana Aj dan Hoon, hyung sepupunya itu saling berciuman.
“—belciuman adalah tanda jika kau
mencintai olang yang kau cium,apa Kitseop hyung tidak pelnah menciummu Dongie?”
“ ani—“
Ingatan
Dongho terulang saat beberapa waktu lalu ia dan teman sepelantarannya Sehun
sedang mengerjakan tugas bersama.
“ –ah tidak mungkin, ah tapi bitsa
juga tssih. Tsoalnya tsepeltinya Kitseop hyung menjaga kepolotsanmu..”
“ mwo? Kepolosanku?”
“ ne, ia menghalgaimu! metski Kitseop
hyung tidak tsepelvelt aku tapi aku latsa dia tipe tsepelti Eli-hyung..yang
akan benal-benal menjaga cinta meleka hingga meleka tidak tsanggup lagi, dan
kau taulah bagaimana sifat Eli-hyung yang tsuka mencium Kevin dalam keadaan
apapun..”
Dongho masih
menunduk mencoba mengalihkan perhatiannya ke phonsel yang ada di tangannya.
Kiseop yang melihat bagaimana baby kecilnya sedang tidak berselera bicara hanya
diam dan konsentrasi menyetir.
“ –aku juga tsepelti itu tsaat
peltama pacalan dengan Lulu, menahan mati-matian keinginan untuk menyentuh Lulu
lebih dali tsekedal tangan atau lambut..dan itu benal-benal menyiksa. Tellebih
tsaat kami pelgi beldua entah itu kencan atau apapun namanya kami melihat
bagaimana metsla dan lomantisnya patsangan lain, belciuman pipi, lehel,
bibil..aku tsangat teltsiksa ingin aku menalik Lulu pelgi untuk melakukan
tsepelti meleka tapi aku takut, takut Lulu tidak menyukai hal tsepelti itu.
Takut Lulu akan malah kalna aku beltindak kulang ajal kalna hal cepelti
itu..tsunggu! Tsehun tidak bohong, kalau Tsehun bilang tidak menginginkan hal
tsepelti itu kalna aku mencintai Lulu, tsangat! –“
Dongho
melirik kearah Kiseop yang masih konsentrasi menyetir, keduanya terjebak macet
bersama mobil-mobil yang lainnya. Kiseop yang merasa diperhatikan menoleh
kearah Dongho dan mendapati baby kecilnya itu tengah menatapnya sendu.
“ Wae
Dongie? Apa kau sakit??”
“ eum??
Ani-“
Dongho
langsung mengalihkan pandangannya keluar mobil yang hanya ditanggapi dengan
tangan Kiseop yang mengacak-acak rambutnya. Wajah Dongho merona saat tidak
sengaja mendapati seorang yeoja tengah menggoda seorang namja yang tengah
menyetir, namja itu hanya tersenyum sekilas dan Nampak Shock saat tiba-tiba
sang yeoja menciumnya agresif.
“—aku tidak tau kalau kau melakukan
itu, aku kira Luhan-ge habis kau sentuh sejak ia
menerimamu 2 tahun yang lalu..”
“ hahhaahaha—kau tsalah betsal, aku tidak
sebelani itu dengan olang yang aku cintai! Lulu yang melakukannya duluan..”
“ MWO?? Luhan-ge?”
Masih
teringat jelas bagaimana Sehun tersenyum mengejek Dongho yang shock mendengar
cerita kisah cintanya dengan sang pujaan hati.
“ Lulu menciumku tsaat aku cembulu
melihat dia dekat dekat dengan Tsuho hyung..dia menalikku ketempat sepi dan
menciumku lembut..itulah ciuman peltama kami..”
“ huum..aku kira Seopi hyung tidak
akan cemburu padaku..”
Tatapan
mengejek dari Sehun terlintas begitu saja di mata Dongho.
“ dia tidak cembulu di hadapanmu, coba saja
kau melihat bagaimana dia cemburu kau akan tau seberapa besar namja itu
mencintaimu..menahan cintanya, menahan ekspresi agar tetap membuatmu nyaman
bersamanya dan sebagainya..aku salut dengan Kiseopie hyung..”
Dongho
menghela nafas.
“ hyung, aku
ingin pulang saja. Pasti di rumah sakit ada Kai..”
“ memang
kenapa?”
“ aku tidak
suka pada Kai, dia sering membuat Kyungsoo hyung menangis. Aku tidak suka
melihat orang yang aku sukai menangis..”
Ucapan
Dongho membuat Kiseop langsung menatapnya tajam. Sejenak Dongho dapat melihat
sesuatu yang berbeda di mata hyung kesayangannya itu, sebuah tatapan tajam
penuh kemarahan yang ahirnya melemah menjadi sebuah kekecewaan dan berahir
dengan senyum lembut dan anggukan.
“ Sehunie—apa yang kau katakan benar,
dia menahannya..”
Kiseop
berjalan mengekori Dongho dengan perasaan campur aduk. Antara marah karna
Dongho mengatakan menyukai Kyungsoo sedangkan statusnya dengan Kiseop masih
tidak jelas.
“ ah, ada
Seopie. Nah Seopie eoma titip Dongie dulu ne? eoma akan ikut dengan appa Hyunie
ke mokpo mungkin menginap..jadi kau menginap saja disini..dahh”
Ucapan yeoja
cantik itu membuat Kiseop bingung, ia benar-benar ingin melampiaskan kemarahannya
namun ia tidak ingin Dongho tau dan takut padanya.
“ hyung,
mandilah. Aku akan siapkan bajumu yang dulu pernah aku pinjam..”
“ ah, ne
Dongie..”
Setelah
Dongho menghilang dibalik pintu Kiseop mengepalkan tangannya. Ia benar-benar
tidak tau ingin melampiaskan pada apa, biasanya dia akan memukul kaca kamar
mandinya saat dia cemburu atau marah karna Dongho bersama orang lain.
Dongho yang kembali kekamar tamu mendengar suara gumanan dari arah kamar mandi membuat ia penasaran.
Dongho yang kembali kekamar tamu mendengar suara gumanan dari arah kamar mandi membuat ia penasaran.
“—wae?
Kenapa harus menyukai orang lain? Kenapa bukan aku?? Kenapa bukan aku yang
selama ini bersamamu? Wae Dongho-ah?—“
Telinga
Dongho cukup normal untuk mendengar bagaimana suara isakan di sela gemericik
air.
“ –kau benar! Hyungie menahannya..”
Lama Dongho
terdiam mematung sambil memeluk pakaian yang ia siapkan untuk Kiseop. ‘CKLEK’
Kiseop membuka pintu kamar mandinya menampilkan wajah biasanya.
Kiseop membuka pintu kamar mandinya menampilkan wajah biasanya.
“ ah—itu
bajuku? Kau masih menyimpannya dengan baik baby..heehe”
Kiseop
mendekati Dongho yang kini tertunduk dengan bahu yang bergetar. Mata Kiseop
melebar saat sadar jika Donghonya itu tengah terisak. Kiseop langsung memegang
bahu Dongho.
“
mi-mianata—kau mendengarnya?? Mi-mian—“
Ucap Kiseop
panic, ia mencoba mengendalikan dirinya hingga ia tidak bisa menahan emosinya
saat mendapati Dongho hanya terdiam dengan isakan yang keluar dari bibir
manisnya.
“ inilah aku
Dongie, inilah aku yang selama ini tidak kau lihat. Aku yang amat posesif
padamu, yang hanya bisa melampiaskan perasaanku di tempat yang aku harap tidak
bisa kau lihat..miannata, aku bukan orang yang baik seperti selama ini kau
kira, kau lihat..aku hanya namja biasa yang mencintaimu lebih dari apapun..a—“
“ hyung—aku
jahat padamu eoh??”
“ mwo??
Ani!! Aku lah yang tidak baik, bahkan aku tidka biisa menyembunyikan perasaanku
padamu lagi..mianata..mian-eump”
Dongho
menarik tengkuk Kiseop yang lebih tinggi darinya dan menekannya mencoba menekan
agar ia bisa memperdalam ciumannya pada namja yang kini hanya menatap shock
dengan apa yang sedang dialaminya. Kiseop benar-benar di ambang kesadarannya
antara nyata dan mimpinya karna ciuman Dongho, bahkan ia tidak merespon
perlakuan baby mungilnya itu.
“ mianata
hyung, nado saranghanda Kiseopie hyung..”
“ Dong—eump”
Tidak ada
kesempatan untuk Kiseop merespon perkataan Dongho karna kini Dongho kembali
menciumnya. Perlahan kekagetan Kiseop berubah menjadi perasaan senang, kini
tangannya yang tadinya bebas mulai meraba kearah leher Dongho dan mengendalikan
ciuman mereka.
“ ternyata sangat manis..”
Dongho hanya
bisa tersenyum saat Kiseop mulai menciumi leher dan bibirnya otodidak. Dongho
tidak menolak atau mengatakan apapun saat Kiseop mulai melucuti pakaian yang ia
kenakan hingga Dongho dalam keadaan naked dengan Kiseop yang menciumi tubuhnya.
Suasana pagi begitu terasa menyenangkan, Kiseop tersenyum membelai rambut halus namja manis yang masih setia dengan tidurnya.
Suasana pagi begitu terasa menyenangkan, Kiseop tersenyum membelai rambut halus namja manis yang masih setia dengan tidurnya.
“ ini bukan
mimpi..”
Guman
Kiseop.
Eli tersenyum saat menemani Kevin chek-up ke laboratorium , keadaan namja manisnya itu kini sudah dikatakan mendingan dan tinggal menjalankan rawat jalan.
Eli tersenyum saat menemani Kevin chek-up ke laboratorium , keadaan namja manisnya itu kini sudah dikatakan mendingan dan tinggal menjalankan rawat jalan.
“ sudah
sebulan sejak kecelakaan itu, apa Kriss-ge
akan meninggalkanku?”
“ aiss,
percayalah padaku! Kriss-ge hanya
sedang memulihkan tenaganya lagi untuk melindungimu..”
Ucap Eli
sambil memegang pundak Kevin, kini ia bersimpuh dihadapan Kevin yang duduk
diatas kursi roda. Sebenarnya Kevin ingin sekali berjalan dengan kedua kakinya
namun Eli dan Tao memaksanya untuk mengenakan kursi roda seperti yang dokter katakan.
Kevin hanya bisa tersenyum mengangguki perkataan Eli.
“..percaya
padaku, naga jelek itu akan bangun untuk menerima pembalasanku..”
“ Kyungjae—“
Eli hanya
tersenyum mendengar Kevin memanggilnya dengan nama aslinya, sebuah kecupan
singkat ia daratkan di bibir cerry Kevin yang langsung membuat namja kelewat
manis itu blushing.
“ aku suka
saat kau blushing seperti ini..Saranghaeyo Kim Sunghyun..”
“ mwo?? Kim?
Margaku Woo kalau bukan Wu..”
Eli hanya
terkekeh mendapati kepolosan namjachingunya itu.
“ namamu
akan menjadi Kim Sunghyun atau Kim Kevin saat kau menikah denganku..”
“ mwo?”
Wajah polos
Kevin menjadikan Eli semakin bersemangat untuk menggodanya.
Tao duduk disamping ranjang Kriss sambil membaca majalah yang sempat Kyungsoo dan Lay belikan, entah mengapa ia merasa perlu menjaga Kriss dan ingin selalu disamping namja yang pernah ia buat babak belur.
Tao duduk disamping ranjang Kriss sambil membaca majalah yang sempat Kyungsoo dan Lay belikan, entah mengapa ia merasa perlu menjaga Kriss dan ingin selalu disamping namja yang pernah ia buat babak belur.
“
Kev—Kev—vin—mi—mii-ana—tta—“
Igauan Kriss
membuat Tao kaget dan melemparkan majalahnya kesembarang tempat, ia mendekatkan
kepalanya untuk mencoba mendengarkan ucapan lemah dari Kriss.
“
Kev—Kev—vin—mi—mii-ana—tta—“
“ ge!?? Kau sadar??? Syukurlah..”
Perlahan
Kriss membuka matanya dan mendapati pandangan berkaca-kaca milik Tao.
“ syukurlah ge!”
Dokter
segera memeriksa Kriss, Donghae tersenyum mengangguk pada Tao setelah menyuruh
Kriss untuk istirahat kembali. Kriss mengedarkan pandangannya kesegala arah
mencari seseorang yang amat ingin ia peluk. Tao tersenyum duduk menggenggam
tangan Kriss membuat namja blonde itu menatapnya dengan pandangan sendu.
“ apa
Kevin—“
“ Eli sedang
mengantarnya chek-up..”
“ WAE??!
AGH!-“
Kriss
menekan perutnya yang terasa nyeri mencoba untuk bangkit. Tao membantunya untuk
berbaring namun ditepis Kriss dengan kasar.
“ kau bilang
Kevin baik-baik saja..aghh! you liar!”
“ Aiis, naga
bodoh! Kembali lah tidur, kau baru saja sembuh!”
Kriss
menatap Tao dengan tatapan dinginnya, Tao yang sadar dengan kesalah pahaman
Kriss hanya bisa mendesah kesal.
“ kembali
tidur atau kau akan melihat dongsaeng kecilmu itu masuk ruang OPERASI—“
“ MWO??!!”
Tao
benar-benar kesal jika harus bebicara dengan namja yang kini menatapnya dengan
tatapan kaget, bagaimana tidak jengah jika setiap kali berbicara dan mencoba
menjawab pertanyaan yang Kriss berikan dengan seenaknya namja itu memotong
kalimatnya.
“ katakan!!
Bagaimana keadaan Kevin! Palli katakan!”
“ bagaimana
aku bisa mengatakan kalau kau memotong kalimatku terus!!”
Tao emosi
langsung membaringkan Kriss dengan paksa, meski tau jika itu bisa melukai Kriss
namun Tao lebih memilih resiko itu dari pada membiarkan namja yang baru saja
sembuh itu keluar ruangan untuk mencari Kevin. Ahirnya Kriss berbaring dan
menatap penuh Tanya pada Tao yang kini menyeka kepalanya.
“ janji
tidak akan memotong kalimatku?!”
Tidak ada
jawaban,
“ Kevin
chek-up paska operasi penyelamatan nyawamu—“
“ apa
maksudmu???!!”
Lagi-lagi
Tao menatap kesal kearah Kriss, dan itu sukses membuat namja tampan itu
mengerti bahwa ia melanggar janjinya dan mengangguk mengisaratkan untuk Tao
menyelesaikan kalimatnya.
“ –Kevin memberiikan
satu ginjalnya padamu, dia menyelamatkan gege
yang gagal ginjal..ia memberiikan satu ginjalnya pada gege dan memberii
kesempatan pada gege untuk tetap
memiliki dua ginjal..”
Ingin sekali
Kriss memotong kalimat Tao namun ia tau jika ia terus memotong kalimat namja
panda di hadapannya itu kemungkinan ia tidak akan pernah mendapat penjelasan.
Air matanya mengalir..
“ dia
benar-benar menyayangimu ge, bahkan
ia memohon pada Kai yang emosi mendengar kau yang menyiksa Kevin untuk
memaafkanmu—padahal saat itu aku belum mengatakan alasan gege sebenarnya. Ia terus memohon pada Kai dan Eli untuk
memperbolehkannya mendonorkan satu ginjalnya untukmu. Emosi Kai dan Eli semakin
bertambah saat mendapati Kevin ikut koma bersamamu setelah mendonorkan
ginjalnya, kau tau bagaimana mereka bukan? Eli sangat mencintai Kevin, dan
kalau Kai—aku tidak tau apa yang membuatnya marah, yang jelas keduanya ingin
sekali membunuhmu saat itu juga. Hingga aku mengatakan semua alasanmu dan yah
kau tau apa yang selanjutnya mereka lakukan..”
“ menghukum
Dr. Nickhun?”
Tao tertawa,
“ lebih
tepatnya mengamuk..”
Kriss merasa
aneh saat melihat tawa Tao, seperti ada sebuah desiran hangat yang menyejukkan
hatinya. Phonsel putih Tao berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
“
yeoboseo..”
“
Tao-aah!! Aku dan Kevin mau pergi sebentar—“
“ kalian mau kemana?? Kk—“
“ Kevin mau pergi kegereja untuk
berdoa demi si naga jelek itu, lalu membelikan bunga kesukaan si jelek itu..”
“ Eh? K—“
“ sudah ya byeeee”
‘TUUTT’
bunyi panggilan di ahiri membuat Tao melongo, sedangkan Kriss yang sedari tadi
melihat namja panda itu mengangkat telp hanya bisa tersenyum terlebih saat Tao
dengan polosnya menatap phonselnya sambil berguman bahwa ia di abaikan. Sesaat
senyum Kriss berubah menjadi kekagetan kala melihat bagaimana kelakuan Tao,
Kriss merasakan jika waktu saat itu terhenti.
“
huhuhu—selalu saja seenaknya memotong perkataanku TT”
Guman Tao
sambil mengerucutkan bibirnya,imut.
‘ apa yang membuat debaran jantungku
jadi tidak menentu??’
Tao yang
mendengar suara dari mesin penanda detak jantung langsung mengalihkan
padangannya pada alat itu.
“ ge! Gwacana???”
Kriss yang
sadar dengan keadaan yang terjadi langsung mengangguk pura-pura menekan
dadanya. Ia tidak mau jika Tao sadar dengan apa yang terjadi pada alat
pendekteksi jantung yang mendeteksi jantungnya saat ia melihat Tao.
“ sepertinya
aku harus beristirahat..”
“
heum! Tao akan pergi sebentar mengambil obat di tempat Donghae ajussi..”
Tao
melangkah keluar kamar, dan berhenti saat mendengar Kriss memanggilnya. Namja
manis penyuka panda itu mengarahkan pandangannya pada seorang tengah menatap
dirinya dengan senyum yang begitu tulus.
“
gomawoyo Zi Tao-ah..”
“
eh??”
Terasa sangat lama saat untuk membenarkan wajah Tao
yang sudah memerah tidak jelas. Ia mengangguk pada Kriss lalu berjalan
meninggalkan namja itu dengan hati yang berdebar-debar tidak jelas.
Kriss menengadahkan pandangannya kearah jendela dan tersenyum miris menatap langit, perasaanya kini mengambang mendengar Kevin yang menyelamatkan hidupnya mencoba melakukan hal yang terbaik untuknya, tidak ada hal lain yang ada di otaknya selalu mencoba mencerna apa yang telah dongsaeng kecilnya lakukan. Sedikit Kriss terisak mendengar bagaimana ketakutannya bahwa Kevin akan meninggalkannya karna penyakit yang tidak jelas hingga membuat Kriss gelap mata dan menyiksa Kevin hingga membuat dongsaeng manisnya terluka dan sedih.
Kriss menengadahkan pandangannya kearah jendela dan tersenyum miris menatap langit, perasaanya kini mengambang mendengar Kevin yang menyelamatkan hidupnya mencoba melakukan hal yang terbaik untuknya, tidak ada hal lain yang ada di otaknya selalu mencoba mencerna apa yang telah dongsaeng kecilnya lakukan. Sedikit Kriss terisak mendengar bagaimana ketakutannya bahwa Kevin akan meninggalkannya karna penyakit yang tidak jelas hingga membuat Kriss gelap mata dan menyiksa Kevin hingga membuat dongsaeng manisnya terluka dan sedih.
“
hikkz.. harusnya aku mendukungmu..hiks..bukan membuatmu membenciku..karna tidak
ingin kau meninggalkanku seperti mommy meninggalkanku dan daddy..”
Kriss
tersedu mengingat apa yang ia lakukan pada Kevin, saat ia melihat bagaimana
tangannya memukul dna menampar namja manis yang selalu ingin ia lindungi. Kriss
tidak pernah berfikir bagaimana ia bisa hidup jika Kevin membencinya,
menganggap alasannya sangat bodoh! Bahkan ketika ia tau bahwa Kevin baik-baik
saja ia tidak diberi waktu untuk meminta maaf padanya.
Eli tersenyum sambil mendorong Kevin yang masih mengenakan kursi roda dan tersenyum memeluk boneka pigeon yang baru saja ia beli untuknya.
Eli tersenyum sambil mendorong Kevin yang masih mengenakan kursi roda dan tersenyum memeluk boneka pigeon yang baru saja ia beli untuknya.
“
kau senang?”
“
he-um..aku harap Krissie-ge akan
menyukai ini..”
Eli
tersenyum melihat bagaimana Kevin yang memangku boneka pigeon besar dan sebuah
karangan bunga lili dan matahari yang tersusun indah dalam pangkuannya.
Kevin terus mengembangkan senyumnya hingga pintu kamar rawatnya terbuka lebar untuk membiarkannya masuk.
Kevin terus mengembangkan senyumnya hingga pintu kamar rawatnya terbuka lebar untuk membiarkannya masuk.
“ ge—“
Kriss
yang sedari tadi menangis menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya dan
dapat ia lihat seorang yang ingin ia temui.
“
Kev—“
Kevin
menoleh pada Eli yang tersenyum mengangguk, seakan tau keraguan dari
namjachingu manisnya bahwa apa yang ia lihat adalah benar adanya-Kriss sadar
dan tengah menatapnya dengan air mata beruraian. Kevin ingin berlari kearah
Kriss dan sepertinya Kriss pun sepeti akan melakukan hal yang sama dengan Kevin.
Eli menahan bahu Kevin dan menggeleng.
“
Kriss sudah kau tetap disana aku akan membawa namjachinguku kearahmu jadi diam
disitu!”
“
Kev—“
Eli
mendorong kursi roda Kevin makin mendekat hingga Kevin ataupun kriss bisa
saling menyentuh, ia mencium puncak kepala Kevin.
“
aku akan keluar dulu..”
Setelah
Eli keluar Kevin dan Kriss membisu saling menunduk, hingga Kriss mendengar
suara isakan lirih yang keluar dari mulut Kevin.
“ ge syukurlah kau selamat, syukurlah kau
baik-baik saja..hikz..mianhe ge..membuat
gege khawatir..”
“
Kevin! Itu bukan salahmu! Justru gege
yang harus minta maaf padamu! Kevin-ah mianhe..gege tidak ingin kehilanganmu
mian..”
Kris
meraih tangan Kevin yang entah sejak kapan bunga dan bonekanya tidak ada.
“
mianhe..”
“
hikz..”
“ gege janji tidak akan membuatmu menangis
lagi, mianhe karna telah membuatmu sakit..mianhe..mianhe, aku tau kau pasti
akan membenci gege dan tidak mau lagi
bertemu denganku..tapi ku mohon..ijinkan gege
tetap menjadi gegemu –“
“
GEGE!! Aku tidak marah! Aku tidak membenci ataupun kesal padamu! Aku
mencintaimu ge..Wo Ai Ni”
“
Kevin –“
Kriss
mencoba bangun dari tidurnya untuk memeluk Kevin namun kesadarannya mulai
terganggu sehingga ia terbaring.
“
gege!!!GEGE!!!!”
Eli
dan Tao yang sedang bercengkramah di luar kamar kaget mendengar teriakan Kevin,
keduanya langsung masuk dan mendapati Kevin sedang mengguncang tubuh Kriss.
Kiseop dan Dongho berjalan beriringan bersama Donghae yang berniat ke kamar Kriss, keduanya sedang mencoba merayu namja ikan yang sedang bertugas sebagai dokter di RS ternama di seoul itu untuk merestui hubungan mereka. Donghae yang sudah mengetahui hubungan keduanya dari Hyukie hanya memasang wajah datar, sebenarnya dia tidak masalah dengan hubungan keduanya namun sebagai apppa dia ingin melihat seberapa gigih anaknya untuk meraih sesuatu yang bagi beberapa orang mustahil dan tabu. Sampai di persimpangan jalan menuju kamar Kriss ketiganya melihat Tao dan Eli yang sedang berbincang dan tiba-tiba bergegas masuk keruangan karna mendengar teriakan. Dan Donghaepun berlari mengikuti kedua namja itu.
Semua menghembuskan nafas lega saat Donghae tersenyum dan mendekati Kevin yang masih sesenggukan memegangi tangan Kriss.
Kiseop dan Dongho berjalan beriringan bersama Donghae yang berniat ke kamar Kriss, keduanya sedang mencoba merayu namja ikan yang sedang bertugas sebagai dokter di RS ternama di seoul itu untuk merestui hubungan mereka. Donghae yang sudah mengetahui hubungan keduanya dari Hyukie hanya memasang wajah datar, sebenarnya dia tidak masalah dengan hubungan keduanya namun sebagai apppa dia ingin melihat seberapa gigih anaknya untuk meraih sesuatu yang bagi beberapa orang mustahil dan tabu. Sampai di persimpangan jalan menuju kamar Kriss ketiganya melihat Tao dan Eli yang sedang berbincang dan tiba-tiba bergegas masuk keruangan karna mendengar teriakan. Dan Donghaepun berlari mengikuti kedua namja itu.
Semua menghembuskan nafas lega saat Donghae tersenyum dan mendekati Kevin yang masih sesenggukan memegangi tangan Kriss.
“
tadi hanya efek obat tidur yang ajussi berikan..kau tenang saja ne?!”
“
jinca??”
Donghae
tersenyum mengangguk.
Taemin berjalan menggandeng seorang namja yang sepertinya ragu untuk melangkah memasuki rumah mewah namun sederhana terkesan rapid an menyejukkan itu.
Taemin berjalan menggandeng seorang namja yang sepertinya ragu untuk melangkah memasuki rumah mewah namun sederhana terkesan rapid an menyejukkan itu.
“
bagaimana kalau mereka menolak bertemu denganku karna eomaku?”
“
ck, aku tau mereka dari pada kau kodok!”
Namja
itu hanya menatap tidak percaya dengan apa yang namjachingunya katakan,
bagaimana mungkin namja chingunya itu mengatainya kodok?
Suasana rumah itu sedikit berbeda dengan nuansa mewah yang terpancar saat berada diluar.
Suasana rumah itu sedikit berbeda dengan nuansa mewah yang terpancar saat berada diluar.
“
Lay?? Kau disini?”
“
ah—ne, hyung! Aku tadi mampir untuk pergi menjenguk Kriss, kata Suho dia ingin
mengambil barang..kajja masuk..eum?”
“
Choi Minho..dia namjachinguku..”
“
ah—ne, aku akan panggilkan mommy..”
Keduanya
duduk menerima minuman yang maid suguhkan. Tidak lama seorang yeoja muncul dari
dapur dengan wajah kecewa memandang kue yang ada di tangannya. Lay tersenyum
mendekati yeoja cantik tersebut.
“
mom—“
“
eothokke?? Padahal aku ingin membuatnya..TT”
“
nanti setelah dari rumah sakit kita buat bareng..ah iya itu ada Taemin hyung,
katanya dia ingin bicara dengan mommy dan Suho..”
“
Taemin??”
“
ne, aku akan panggilkan Suho dulu..”
Kibum
mengangguk dan meletakkan kue nya, ia berjalan sambil menata rambutnya yang ia
kuncir acak-acakan karna saking asiknya membuat kue. Kibum tersenyum dan
mengangguk menerima anggukan horma tadi Taemin.
“
ada apa Minie? Tumben sekali kau kemari tanpa dongsaengmu..ah—ini? Kekasihmu?”
Taemin
mengangguk malu-malu, namun segera ia tepis rona merah di wajahnya saat melihat
Suho dan Lay mendekat dan duduk disamping Kibum. Ia melirik kearah namja yang
duduk disampingnya dan terlihat jelas bagaimana namja itu gugup.
“
waeyo hyung?”
“
eum—“
Semua
mengarahkan pandangannya pada namja yang sedang dipandangi Taemin dengan
tatapan iba.
“
–mianata—“
“ eh??”
Kibum,
Suho hanya bisa mengerutkan kenngnya tidak mengerti.
“
kenapa dengan namjachingumu hyung?? Apa dia telah berlaku tidak baik
denganmu??”
Tanya
Suho yang langsung mendapat deathglare dari Taemin.
“
a—nu,eum..maafkan eomaku Kibum-ssi—“
Kibum
yang merasa namanya di panggil langsung menatap intens kearah Minho. Suho dan
lay hanya bisa mengikuti pandangan Kibum yang menatap kekasih Taemin bingung,
Minho memberianikan menatap yeoja cantik dihadapannya.
“
maafkan eomaku..ia tidak tau kalau orang yang menidurinya adalah namjachingu
dari orang yang sangat ia kagumi..”
“
mianhe, apa maksudmu agasshi-“
Minho
mengulurkan sebuah buku using kearah Kibum, mengisaratkan yeoja itu untuk
membukannya. Foto-foto masalalu Kibum. Foto saat dimana ia masih menjadi seorang
artis remaja, Kibum tersenyum.
“
apa maksudmu agasshi?”
“eomaku
sangat mengidolakan anda, bahkan hingga di kamarnya terdapat gambar-gambar
anda. Dia fans anda, dia adalah orang yang menikah dengan Choi Siwon dan
membuat anda harus menggugurkan baby kalian—“
“
MWO??!!”
Kibum
kaget dan berdiri, kali ini terlihat dengan jelas bagaimana yeoja itu emosi. Ia
ingin berlari meninggalkan ruangan itu atau memaki namja yang mengatakan
sesuatu yang telah mengusik masa lalunya dan lebih parah ia mengatakan didepan
anaknya dan kekasih anaknya.
Minho menunduk lalu berlutut di di depan kaki jenjang Kibum.
Minho menunduk lalu berlutut di di depan kaki jenjang Kibum.
“ aku
mohon maafkan dia, ku mohon.. ia tidak bersalah—“
“
kau tidak usah memohon padaku! Karna kau tidak ada hubungannya, dan jika ia
ingin meminta maaf suruh dia datang sendiri padaku dan menjelaskan semuanya..”
“
ji—ka bisa, hiikz..ia pasti akan me—lakukan nya—tapi dia sudah ti—dak
bisa..—dia sudah me—ninggalkanku—bahkan sebelum aku bisa melihatnya..”
Minho
terisak sambil menunduk, Kibum yang mendengarkan isakan Minho hanya menatap
Minho datar. Ia tidak tau bagaimana perasaannya saat ini, bukan marah pada emoa
minho atau apa karna ia tidak pernah mengetahui apa yang benar-benar membenci
segala sesuatu yang berupa kenangan masalalunya.
“
halmoni bilang saat sebelum aku lahir ia bertengkar dengan namja yang sekarang
ku panggi Siwon appa, ia bertengkar karna semua rahasia yang sama sekali tidak
di ketahuinya tentang appa..ia tidak tau hubungan anda dengan appa hikz..dia
marah hingga ia mengalami pendarahan..dan meninggal setelah aku di keluarkan
dari rahimnya..”
“
Minho-ya—“
Taemin
berusaha untuk memberiikan kekuatan dengan meremas pundak Minho yang masih
terisak dihadapan Kibum, mungkin tidak menghentikan namun cukup untuk memberiitahu
jika ia ada di sisi Minho dan akan mendukungnya dengan penuh. Minho masih
tertunduk terisak,
“ –eomaku
adalah orang yang sangat periang dan sangat mengidolakan anda sebagai artis
papan atas, bahkan ia berusaha masuk kedalam perusahaan anda hanya untuk
mengetahui artis kesayangannya secara langsung. Jika ia tau kau sedang dalam
masalah ia akan marah-marah dan mati-matian membela anda, ia sangat
mengidolakan anda jinca..halmoni bilang ia adalah maniak dari artis Kim Ki Bum,
hingga ia masuk dalam perusahaan manajement anda dan kau tau betapa eomaku
berteriak kegirangan? Dia bahkan mentraktir chingu2nya untuk merayakan
keberhasilannya. Hingga ia bisa tersenyum melihat anda yang sangat baik pada
semua orang, ia selalu menceritakan bagaimana ia bisa melihat kebaikan dari
idolanya entah pada siapa saja bahkan dengan sang namjachingu. Namjachingu
eomaku hanya bisa menggeleng menemaninya mengatakan apapun tentangmu, hingga
suatu malam seseorang mengatakan dia akan menjadi suaminya dan membuatnya harus
memutuskan namjachingu yang selalu ada untuknya. Eomaku tidak tau mengapa harus
ia yang ada di ruangan artis bernama Choi Siwon itu, mengapa harus dia yang
kehilangan kesuciannya dengan namja yang sama sekali tidak ia kenal selain ia
adalah artis pendatang baru yang rentan gossip. Kau tau bagaimana eomaku ingin
lari dan menyembunyikan dirinya karna malu pada semua orang? Takut pada
namjachinunya? Hingga airnya Choi Siwon melamarnya dan mengatakan akan
bertanggung jawab pada apa yang ia lakukan dan anda tau selanjutnya mereka
menikah dengan status eomaku tidak mencintainya..namja itu memang mengatakan ia
menyayangi eomaku, dan bersalah karna semua kehilangan yang eomaku alami namun
ia sama sekali tidak mengatakan mencintai eomaku. Hanya sekedar kewajiban
seorang suami atau apalah orang katakan hingga usia kandunagnnya memasuki bulan
ke 8 namja itu membawanya menemui seseorang yang eomaku idolakan, kau tau
bagaiaman senangnya dia? Tapi melihat tatapan mu yang terlihat begitu kesakitan
eomaku kaget, ia tau kau bukan orang yang dingin dan saat kau menatapnya
seperti itu ia tau apa yang sedang kau rasakan..”
“
ye—yeoja hamil yang bersama Siwon??”
Minho
mengangguk, Kibum mengarahkan pandangannya pada Minho yang masih menunduk di
depannya. Suho menatap Kibum yang kini memandang iba pada namjachingu Taemin,
ia tau bagaimana mommynya tadi menatap marah dan emosi pada Minho namun kini
semua sudah melemah. Perlahan ia merasakan genggaman Lay semakin menguat, Lay
tersenyum mengangguk memberiikan dukungan pada namjachingunya.
“ne
dia eomaku..”
Kibum
melemahkan pandangannya berusaha mendalami apa yang Minho rasakan.
Sung Min menatap anak semata wayangnya yang kini duduk diam menungguinya memasak makan malam, ia tau ada yang tidak beres dengan namja bermata bundar tengah pikirkan.
“
waeyo Kyungie..”
“
ani-“
Kyuhyun
menatap anaknya dengan tatapan dinginnya membuat Kyungsoo mendesah dan pergi
dari kedua orang tuanya, Sungmin menatap cemas pada namaegyanya itu.
“
tenang saja pasti dia bisa melewati semuanya..”
“
Hyun, waeyo dengan Kyungie..”
“
jangan khawatir..”
Sungmin
menatap Kyuhyun dengan pandangan kesal, ia melepaskan rangkulan Kyuhyun dan
pergi meninggalkan namja Evil itu sendiri hingga pandangannya dihalangi tubuh
seorang namja.
“
Kyungsoo hyung di rumah??”
“
dia ada di kamarnya wae??”
Namja
tan itu hanya tersenyum berjalan meninggalkan Kyuhyun yang menatapnya dengan
pandangan kesal, baginya membuat namja berstatus appa Kyungsoo kesal atau marah
adalah hal yang paling memuaskan untuknya. Ia tersenyum mendapati pintu kamar
Kyungsoo tidak terkunci, Kai mendekati pintu balkon yang terbuka dan mendapati
Kyungsoo tengah bersandar pada dinding.
“
hyung—“
Tidak
ada jawaban.
Kyungsoo membiarkan suara yang sangatfamiliar di hidupnya itu kembali menghilang, ia tidak berniat untuk membuka matanya karna terlalu takut jika suara itu hanya mimpi belaka. Kyungsoo tidak menyadari bahwa Kai tengah berada didepannya hingga beberapa centi sebelum bibir Kai bisa menyentuh bibirnya.
Kyungsoo membiarkan suara yang sangatfamiliar di hidupnya itu kembali menghilang, ia tidak berniat untuk membuka matanya karna terlalu takut jika suara itu hanya mimpi belaka. Kyungsoo tidak menyadari bahwa Kai tengah berada didepannya hingga beberapa centi sebelum bibir Kai bisa menyentuh bibirnya.
“..tidakkah
aku sudah gila???—“
Gumannya
lirih.
“
bukan hyung yang gila, tapi aku..”
Ucapan
lirih Kai membuat Kyungsoo membuka matanya dan betapa kagetnya saat ia
mendapati wajah Kai sudah beberapa centi didepannya.
“
kk-kkai??”
“
ne,naeyga..”
Mata
bulat Kyungsoo semakin membulat saat bibir Kai menyentuh lembut bibirnya.
Tangan kanan Kai menekan tengkuk Kyungsoo hingga namja itu tidak bisa mengelak
saat Kai menuntut memperdalam ciumannya. Merasa pasokan udara sudah menipis Kai
melepaskan ciumannya dan memandang Kyungsoo yang kini tengah meraup udara
banyak-banyak, sebuah lengkungan tercetak di sudut bibirnya.
“ –Kai, Kyungie—dia masih mencintaimu
bahkan sangat mencintaimu—“
“ tapi aku tidak mencintainya Kev—“
“ hhiihi, Kamjongie bukan kau tidak
mencintainya hanya kau belum menyadarinya. Eum mungkin saat kau menciumnya kau
akan tau rasanya—“
“ aku pernah menciumnya dan tidak ada
perasaan apa-apa”
Kai
teringat pembicaraannya bersama Kevin tadi malam. Ia segera berpikir bagaimana
perasaannya setelah mencium namja bermarga Cho itu.
“ jantungmu serasa ingin meledak,
seperti sebuah sengatan listrik beberapa ribu volt. Terlebih saat kau melihat
wajahnya memerah akibat ciumanmu, jika tidak menekan dalam-dalam iblis yang ada
di dalam dirimu dia akan ‘habis’ oleh kelakuanmu..”
“ jangan katakan hal itu kau rasakan
pada Eli!?”
“ ani, Eli yang mengatakannya padaku, bahkan
ia mengatakan jika lama tidak bertemu denganku dia akan mengucapkan namaku
dalam keadaan tidak sadar. Sama seperti kau yang beberapa minggu ini sering
memanggilku dengan sebutan Kyungsoo, tanpa kau sadari kau mencintai dan
membutuhkannya ada di hidupmu Kai—“
Kyungsoo
yang telah menormalkan laju pernafasaannya menatap Kai bingung, sedangkan yang
ditatapinya seperti sedang memikirkan sesuatu.
“
Kkka-i?”
Tiba-tiba
tangannya dicengkram erat oleh namja berkulit tan tersebut, saat ingin menolak
tangan Kai tidak memberiikannya kesempatan untuk menolak atau melepaskan
tangannya dari Kai.
Kyuhyun bingung menatap namja yang menjadi anak sahabatnya menarik tangan anaknya dengan tergesa.
Kyuhyun bingung menatap namja yang menjadi anak sahabatnya menarik tangan anaknya dengan tergesa.
“
mau kau bawa kemana anakku, Kamjong??”
“
orang tua sepertimu tidak boleh tau!”
“
MWO??!! YA KAMJONG!!!”
Kai
hanya cekikikan mendengar teriakan murka dari Kyuhyun.
Desiran ombak terlihat begitu lembut saat air menghantam terumbu karang menciptakan bias warna pelangi membuat takjub seorang namja manis yang duduk di bangku yang berada diatas tebing. Kyungsoo benar-benar terpukau dengan kejadian alam yang ia saksikan hingga ia sedikit melupakan bagaimaana namja di sampingnya membawanya kemari. Beberapa saat ia menoleh pada namja yang kini terdiam menundukkan kepalanya.
Desiran ombak terlihat begitu lembut saat air menghantam terumbu karang menciptakan bias warna pelangi membuat takjub seorang namja manis yang duduk di bangku yang berada diatas tebing. Kyungsoo benar-benar terpukau dengan kejadian alam yang ia saksikan hingga ia sedikit melupakan bagaimaana namja di sampingnya membawanya kemari. Beberapa saat ia menoleh pada namja yang kini terdiam menundukkan kepalanya.
“
sekarang kau ceritakan kenapa kau membawaku kemari, Kai?”
Kai
hanya terdiam mencoba mengalihkan pandangannya dari Kyungsoo, sepertinya
keeberanian yang sempat ia kumpulkan selama dua hari dengan latihan merangkai
kata manis yang Kevin ajarkan tidak mempan untuk situasi seperti ini dimana ia
dan Kyungsoo duduk bersama. Kyungsoo hanya menghela nafas menyerah menunggu Kai
bicara.
‘ pasti karna Kevin..’
Hingga
beberapa waktu Kai menarik nafas dalam-dalam.
“—kevinie
hyung---“
‘ benarkan..’
Raut
kecewa menghiasi wajah cantik Kyungsoo, segera Kyungsoo mengalihkan wajahnya
kearah lautan membuat Kai tidak menyadari perubahan wajahnya.
“
ada apa dengannya??”
Tanya
Kyungsoo pelan, memang sakit setelah mendengar Kai mengucapkan alasan ia
membawanya ke tempat seperti sekarang adalah karna Kevin.
“—ia
mengatakan semua tentang perasaan Eli untuknya padaku..”
‘ pantas saja ia terlihat kalut, Kai apa
kau tidak bisa melihatku disini?’
“
perasaan-perasaan yang amat dalam dan kesetiaan Eli, dia mengatakannya dengan
jelas. Hingga aku menyadari kesalahanku..tentang cintaku..”
“
kau menyerah??”
Tanya
Kyungsoo parau, entah mengapa ia ingin sekali menangis untuk Kai. Melihat Kai
hanya menunduk membuatnya beramsumsi jika namja yang masih sangat dicintainya
itu terluka dalam karna ia tidak pernah melihat Kai sediam sekarang.
“
aku bahkan baru menyadarinya, jadi aku
tidak akan menyerah. Yang aku tau alasan aku kesal pada Kriss hyung, alasan aku
tidak suka dan marah terhadap namja yang berstatus hyung Kevin hyung adalah
karna aku cemburu—“
Air
mata Kyungsoo tidak terbendung lagi, hatinya benar-benar sakit kali ini.
“
–aku cemburu, tapi cemburu yang berbeda saat aku melihatmu bersama si bulat
Dongho atau si Panda Tao..”
“
eh???hikz--??”
Mendengar
suara isakan Kai mengarahkan pandangannya pada Kyungsoo, ia menatap namja yang
kini mencoba mengarahkan pandangannya kearah lain. Kai menangkup wajah Kyungsoo
hingga kedua manic hitamnya beradu dengan kedua manic coklat Kyungsoo, sebuah
perasaan kini menyusup hangat kedalam hatinya hingga menjalar perlahan keseluruh
tubuhnya.
“
hyung mi-mian..”
Kyungsoo
menggeleng mencoba tersenyum,
“
gwacana, justru aku yang meminta maaf karna menangis huh! Aku seperti
yeoja..mian..”
Kai
menghentak pundak Kyungsoo saat Kyungsoo berusaha membalik tubuhnya kearah
berlawanan dari Kai.
“
hyung! Saranghaeyo—jengongmal saranghae..”
“
kkai??”
“
hyung! Saranghaeyo—jengongmal saranghae..”
Kyungsoo
masih belum percaya pada apa yang ia dengar, sedikit ia senang namun ia merasa
bahwa yang Kai katakan bukan untuknya.
“
Kevin pasti akan senang jika ia mendengar itu darimu..bahwa kau men—“
“
hyung! Kau tidak boleh memikirkan namja lain selain aku! Kau hanya boleh
memikirkanku seorang!! Aku mencintaimu hyung! Aku mencintaimu lebih lebih dan
lebih!!”
Teriak
Kai.
Kyungsoo menatap Kai dengan pandangan tidak percaya, lebih tepatnya Kyungsoo tidak ingin bermimpi namja yang ada dihadapannya ini mengatakan hal yang semalam menjadi mimpinya.
Kyungsoo menatap Kai dengan pandangan tidak percaya, lebih tepatnya Kyungsoo tidak ingin bermimpi namja yang ada dihadapannya ini mengatakan hal yang semalam menjadi mimpinya.
“
kau pasti bercanda kan Kai? Kau sedang mengerjaiku atau kau sedang berlatih
untuk menembak Kevin, Kai bercandamu tidak lucu—kau mencintai Kevin—“
“
Aku tidak bercanda! Aku mencintai Cho Kyungsoo!! Aku mencintaimu hyung!!”
Lagi-lagi
Kyungsoo masih tidak percaya dengan apa yang Kai katakan hingga Kai menciumnya.
Setelah Kai melepas ciumannya ia terduduk dan menatap Kai tidak percaya,
“
hyung—aku memang mencintai Kevin hyung dengan seluruh hatiku namun itu berbeda
dengan cintaku padamu—aku mencintaimu sebagai namja yang berhasil membuatku selalu
merindukanmu yang tanpa sadar selalu memanggil namamu saat kau tidak ada
dihadapan mataku, aku mencintaimu sebagai orang yang ingin ku jadikan
pendamping hidupku..”
“
ttapi Kevin?—“
“
aku mencintainya dan cemburu karnanya hanya jika dia berdekatan dengan Kriss
hyung, aku cemburu padanya sebagai seorang dongsaeng yang merasa cemburu saat
hyung kesayangannya memperhatikan hyungnya. Berbeda saat kau bersama orang
lain, aku merasa ingin marah atau entahlah yang jelas aku tidak suka kau
berdekatan dengan orang lain selain aku..saranghaeyo Kyungsoo—“
Kyungsoo
hanya terdiam didalam pelukan Kai.
Xiumin tersenyum memandangi hasil karya Chen, semua hasil lukisan Chen selalu membuatnya tertarik hingga ia menjumpai sebuah kanvas besar yang tertutupi kain putih ia menunjukknya penuh tanya.
Xiumin tersenyum memandangi hasil karya Chen, semua hasil lukisan Chen selalu membuatnya tertarik hingga ia menjumpai sebuah kanvas besar yang tertutupi kain putih ia menunjukknya penuh tanya.
“
hehe..itu-itu”
Chen
gelagapan saat mendapati seorang yang diam-diam ia cintai berada didepan sebuah
hasil karyanya yang lupa ia sembunyikan.
“
boleh aku melihat ini??”
“
anu-itu belum jadi, kapan-kapan saja ne? anu itu—“
Xiumin
berdecak kesal.
“
katanya kita chingu? Begitu saja tidak boleh, aku kan juga ingin membantu—“
“
ti-ti dak usah..jinca!”
“
kau menyebalkan!”
Xiumin
berjalan keluar gallery lukis yang menjadi gudang lukisan Chen, ia duduk di
bangku teras menatap hujan yang membasahi jalanan. Sesekali ia menghela nafas
kesal mengingat kejadian di dalam, jujur saja namja bertubuh mungil dengan pipi
cubby itu terlalu lelah untuk berdebat dengan namja yang selama ini menjadi
sahabat dan teman special di hatinya itu. Dan ia terlalu kesal saat mendengar
dari Kriss jika namja special di hidupnya itu memiliki seseorang yang sangat ia
cintai, Xiumin merasa lelah dengan perasaannya yang berlebih pada namja
jangkung yang hampir memiliki tinggi yang sama dengan Kriss. Xiumin tidak
memiliki keberanian untuk mengatakan perasaannya pada Chen begitu juga dengan
Chen yang juga memiliki perasaan tersebut, hingga membuat keduanya merasa
canggung . Chen duduk membawakan dua cangkir coklat hangat dan menyodorkan
kearah namja berkulit putih susu tersebut.
“
Baoxie, kau marah??”
“
untuk??”
“
kejadian tadi—“
Xiumin
mendesah.
“
sudahlah, itu bukan urusanku. Lagian itu pasti untuk orang yang kau cintai itu,
huft mungkin moodku sedang dalam taraf tidak bisa dikendalikan..”
‘ Baoxie, tidak kah kau melihatku?
Melihat aku yang mencintaimu..’
Chen
mengangguk.
“
aku berjanji, aku akan menyelesaikan lukisan itu dan akan memberiikannya pada
seseorang yang selama ini diam-diam aku cintai dengan harapan dia tau
maksudku..”
“
hanya orang bodoh yang tidak tau maksud mu, aku harap dia menerimamu..”
“
yeah, aku harap—meski aku tau dia tidak mencintaiku dan memiliki orang lain di
hatinya..”
Keduanya
mulai diam dalam keheningan, sudah beberapa bulan sejak keduanya mengetahui
perasaan mereka harus segera dihentikan mereka menjadi canggung sama lain.
“
oppa! Aku pinjam pensilmu yaa..”
Seorang
yeoja manis berumur 7 tahun melenggang masuk kedalam gallery milik Chen hanya
mengangguki keinginan dongsaeng kecilnya. Keduanya sudah biasa dengan kehadiran
dongsaeng Chen itu, hingga kadang ia tidak di perdulikan jika meminjam apapun
di sana.
“
–kau masih marahan dengan mamamu??”
“
hah! Ne, aku masih marah dengan papa dan mama keduanya sangat menyebalkan!”
“
kejadian itu sudah lalu, lagi pula SuHo sudah pulih..”
Xiumin
mengangguk dan mendesah.
“
molla, aku hanya tidak ingin kejadian seperti itu terulang kembali apa lagi
mama sama sekali tidak mengatakan apapun jadi ya aku membiarkannya saja..”
“
Bao oppa!! Bao oppa!!”
Teriakan
melengking dari dalam gallery membuat Chen dan Xiumin memandang pintu dan tidak
berapa lama Jindae muncul diambang pintu lalu menarik Xiumin masuk.
“
yaa—ada apa Jindae??”
“
itu oppa!! Ittu—“
Xiumin
mengarahkan pandangannya pada arah yang ditunjuk Jindae, mata bulat Xiumin
terbelalak saat mendapati sebuah lukisan besar bergambar dirinya dan Chen
memiliki sayap seprti sedang terbang, kedua tangan mereka bertautan dengan
senyum merekah di kedua bibir mereka dan jangan lupa tatapan yang tergambar di
mata keduanya. Xiumin memang bukan pengamat atau ahli seni namun ia cukup tau
bagaimana susahnya menggambar hal seperti itu.
“
ada a—MWO?!”
Chen
yang masuk paling belakangan menatap kaget lukisannya yang kini terbuka dengan
sempurna, tidak hanya itu ia mendapati Xiumin tengah memandang lukisan itu.
“
Jindae, bisa oppa minta tolong untuk pergi?”
Jindae
hanya mengangguk.
Dua namja itu terus terdiam hingga Chen berinisiatif mendekati Xiumin dan menghadapkan namja cubby itu menghadapnya. Xiumin masih berputar dengan pikirannya sendiri dan hanya mengikuti apa yang Chen lakukan pada tubuhnya.
Dua namja itu terus terdiam hingga Chen berinisiatif mendekati Xiumin dan menghadapkan namja cubby itu menghadapnya. Xiumin masih berputar dengan pikirannya sendiri dan hanya mengikuti apa yang Chen lakukan pada tubuhnya.
“
orang yang diam-diam aku cintai, orang yang selalu mengisi setiap sudut hatiku,
orang yang selalu hadir dalam setiap hari dan mimpiku, orang yang selalu dan
selalu hadir dalam setiap detik pikiranku adalah kau..”
“
Chen—“
--
--
--
Next part
0 komentar:
Posting Komentar